Tinggal pahatan nama sebagai penanda
Hari ini, besok, dan selamanya
Datang bertamu tiada menyapa
Lewat celah-celah susunan tanah kubisikkan
Segala siksa dan duka memangku dara
Aroma harum kemboja, tafsiran jawaban sekotah tanya
Gila, semua sendiri menelaah sesuai pintaSekaan nisanmu semakin terasa berbeda
Tangan kian kasap, mengais untuk hidup
Kupeluk erat tanah penutupmu seraya bercerita
Berharap pijitan meraba di sekujur tubuh
Nyatanya, rindulah yang semakin mencekik
Mengingat nostalgia semasa bersanding di kehidupanHadirlah walau hanya tanda, gugurnya sekuntum kemboja
Sirami cinta dan kasih sediakala
Lewat isyarat yang mampu terdefinisikan
Satu tanya yang kuminta jawabannya,
Apakah masih ada temu setelah nanti?
Berulang kali mengunjungi, tetapi tiada menemuiHeningnya di bawah pohon ini
Duplikat hati yang gagal menghentikan rindu
Sunyi, sepi, tiada tempat mengadu
Berbalas peluk, memanja, penguat diri kala terpuruk
Semakin hari menumpuk seakan dipupuk

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Rasa
PoezjaRasa akan hadir bersemayam dalam jiwa tanpa diminta. Ada kalanya tak ada teman bercerita dan harus dituangkan sebagai kata agar mereka yang memiliki rasa yang sama sedikit terobati dan bahagia. Rasa yang hadir tertoreh dalam setiap sajak dan bait se...