Mencintaimu

2 1 0
                                        

Mencintaimu, berawal dari rayu hingga ciptakan candu. Mengusik konsentrasi dan tunduk menikmati.

Entah bagaimana engkau merangkul hak untuk lalu-lalang di jajaran kalbu. Sejenak menitipkan bahagia kemudian meninggalkan was-was.

Namun, tenangnya hati membawa kesetiaan diri sebagai penikmat ilusi. Piringan rindu sering melalang buana tak menentu karenamu.

Candu tenggelamkan rasa hadirkan curiga. Diam-diam tanpa suara menggeledah keberadaan hak sesungguhnya.

Indah lara tersungkur duka menganga. Dalihmu terlalu dangkal karena terdengar fasih pun menggema membisikkan cerita fakta. Hakmu akan Naina yang kau sebut rekan kerja.

Nestapa, kepingan kepercayaan runtuh terlerai di atas titisan air mata membasahi pori tanpa diminta.

Tandus sekotah harapan menjadi kita. Tak ada gentur kala mengaung namanya pada indra.

Asmara berpaling enggan bersauh pada pujangga. Jera, lelah menyulam koyakan luka, noda setia mengendap pada atma.

Inikah balasan cinta? Setelah merajut jadi pondasi kita, kau biarkan poros jaring-jaring tertembus olehnya.

Mungkin, irama nada syair kata terlisankan seolah canda, tanpa pernah merenungkan makna sejambak aksara yang tergoreskan oleh pinta.

Untukmu yang sering kuikhlaskan dengan sebuah alasan rekan kerja, cekikikan bersama di pojok kota, cintaku masih sama meskipun aku tahu sakit akhirnya. Setabah itu, lalu kamu?

Sajak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang