Part 14

2.6K 292 38
                                    

"Apa yang kakak lakukan" Athira terlihat emosi.

"Athira saya mentalakmu saat ini juga di depan orang tuamu. Kamu bukan istri saya lagi" ujar Rakan penuh keyakinan. Dia sudah memutuskan apa yang akan dia lakukan setelah ini, pertama-tama menceraikan Athira.

"Tidak. Aku ga mau bercerai dengan kakak. Aku cinta sama kamu kak" teriak Athira.

"Maafkan saya om, tante. Saya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini." Adam diam, dia tidak tahu harus memihak pada siapa sekarang. Dia tidak ingin kembali egois. Cukup Asala yang pergi karena keegoisannya.

"Papa ngomong dong, aku ga mau bercerai dengan kak Rakan " ujar Athira, saking marahnya, wajah Athira sampai merah padam.

"Sayang, tenang nak" Maitha mencoba menenangkan putrinya.

"Aku tidak bisa tenang mah" bentak Athira. Tapi Maitha tetap memeluk putrinya.

"Kita bisa saling mencintai kak dengan seiringnya waktu, aku akan buktikan kakak bisa hatuh cinta pada ku," sambil terisak Athira terus meyakinkan Rakan agar tidak menceraikannya.

"Saya tidak bisa terus bersamamu Athira, maafkan saya." Ujar Rakan. "Kamu tahu saya menikahi kamu demi Asala. Sekarang dia sudah pergi, jadi tidak ada alasan saya mempertahankan pernikahan ini."

"Pah.... " Athira berharap ayahnya menghentikan Rakan tapi Adam tidak bicara sepatah kata pun.

"Sebenarnya Papa tidak ingin ada perceraian di antara kalian. Tapi jika kamu memang tidak ingin melanjutkan pernikahan ini, Papa terserah kamu. Karena kamu yang menjalani nya, Papa tidak akan memaksa kamu agar tetap bersama Athira." Kata Adam bijak. 

"Ada apa dengan Papa, kenapa menyetujui nya pah" ujar Athira nafasnya sudah tidak beraturan lagi, dadanya merasa sesak.

"Cukup dulu Papa memisahkan Rakan dengan kakakmu, kali ini biar dia yang menentukan pilihannya sendiri."

"Terimakasih om. Saya akan segera mengurus surat-surat perceraiannya" Rakan senang ternyata ayah mertuanya sudah berubah, tidak lagi memaksakan keinginannya.

"Kalian jahat" Athira lalu pergi ke kamarnya.

"Kamu tenang saja, Papa yang akan berbicara dengannya. Dia bersifat begitu karena kami terlalu memanjakannya dari kecil."

"Sekali lagi terimakasih banyak, kalian mau menerima keputusan ku"

"Apa yang akan kamu lakukan setelah ini. Maaf Papa memisahkan kamu dengan Asala."

"Saya akan mengurus perceraian dulu, setelah itu saya akan pergi membuka usaha baru di luar kota. Di sini terlalu banyak kenangan dengan Asala. Semua tempat di kota ini pernah kami datangi, jadi itu hanya mengingatkan saya pada Asala. Mungkin di luar kota nanti saya bisa menghilangkan bayangan Asala."

"Baiklah, semoga kamu mendapatkan wanita pengganti Asala. Papa hanya mendoakan mu"

"Big thanks buat kalian berdua. Kalau begitu saya pamit"

"Iya hati-hati di jalan"

Setelah Rakan pergi Adam berencana menemui putrinya, dia akan berbicara dari hati ke hati. Karena selama ini Athira sangat dekat dengan nya.

"Sayang Papa ingin bicara" Adam masuk ke dalam kamar putrinya dia melihat Athira berbaring di tempat tidurnya.

"Sayang, Thira. Maafkan Papa tidak bisa berbuat apa-apa ketika Rakan ingin menceraikan mu, kamu harus tahu, kadang  tidak semua yang kita inginkan bisa kita raih. Rakan bukan milikmu sejak awal. Relakan dia nak. Papa yakin suatu hari nanti kamu akan mendapatkan laki-laki yang mencintaimu dengan tulus"

"Pah, sakittt" cicit Athira sambil memegang dadanya.

"Sayang " Adam panik saat Athira membalikkan badannya, wajah Athira begitu pucat, terlihat nafasnya tersengal-sengal.

"Athira.." Adam langsung membopong tubuh Athira.

"Cepat bantu Papa, penyakit Athira kambuh" ujar Adam pada Anas yang sepertinya baru datang.

Adam segera membawa putrinya ke rumah sakit, sudah lama penyakit Athira tidak kambuh seperti ini. Itulah sebabnya dia selalu menuruti keinginan Athira. Tiba di rumah sakit Athira langsung di tangani dokter.

"Bertahanlah sayang" Adam mengecup kening Athira sebelum Athira masuk ke dalam ruang khusus. Adam dan Anas tidak di bolehkan masuk ke dalam.

Adam takut kehilangan putrinya lagi, belum kering airmatanya menangisi kepergian Asala sekarang putri ketiganya sekarat.

"Kamu sudah bilang mama kamu" tanya Adam pada putranya Anas.

"Sudah, mamah akan segera kesini"

"Ya Tuhan selamatkan putri hamba"

Bersambung

Belum waktunya Asala muncul, sabar ya dia aman kok sama aku, haaaaaa

Yang mau tanya2 tentang ebook atau pdf silahkan chat WA ku
+966-55721-2340

30 Juli 2021
THB


Kakak Iparku Ibu Anakku (Aldama Family Seri 9)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang