Part 10: Beautiful

2.2K 249 26
                                    

Dua pasang mata itu masih mengikuti kemana arah pergerakan seorang Pria yang kini tengah sibuk membuat sarapan di dapur, entahlah, tapi pandangan mereka rasanya tak ingin lepas dari keindahan yang disuguhkan oleh Persona tersebut. Teruntuk Pluem dan Frank; juga Tay tentunya, New adalah mahluk hidup terindah yang pernah Tuhan buat.

Bukan hanya secara fisik, namun sikap, suara, dan bagaimana cara ia memperlakukan mereka dengan sangat baik juga sangatlah indah. Jika diibaratkan, New adalah pondasi di dalam rumah ini dan alasan mengapa Rumah menjadi tempat terbaik untuk pulang. Mereka mengagumi sosoknya baik dari yang paling sempurna sampai yang paling kurang sekalipun.

"Abang sandwich nya mau pakai saos sambel apa tomat? Terus Kakak mau pakai telur nggak isiannya?" New yang tengah sibuk mengoleskan selai coklat di roti bakar untuk Tay, memandang aneh ke arah dua anaknya ketika mereka tak menjawab, malah hanya memandangnya tanpa berkedip. "Helooo, kok pada ngelamun sih?"

"Bunda—

—indah banget" ujar Pluem masih belum melepaskan matanya dari sosok New

"Cantik" celetuk Frank dengan senyum menyengirnya yang lucu

Semburat merah di pipi tembem New membuat ke dua putranya menggeram gemas. "Apaan sih masih pagi udah ngegombal aja! Ada maunya ya kalian?" ujarnya sembari duduk perlahan di kursi meja makan

"Ih kok nuduh? Pujian kita tuh tulus adanya tauuuu. Ya nggak, bang?"

Pluem menaikkan alisnya sebagai tanda setuju. "Si Harit aja ampe tergila-gila tuh, bun. Kalau kata dia kenapa Bunda lahirnya kecepetan"

"Ya kalau telat nggak ketemu Ayah kalian, dong"

"Cakep-cakep kok naksirnya sama kadal sih, bun?"

"Sembarangan! Kalau nggak naksir Ayahmu ya kalian nggak bakal jadi anak Bunda lah" New memukul pelan tangan Frank di atas meja, namun anak tengah itu malah menciumi telapak tangannya.

"MORNING EPRIBADEHHHHH".

Tay yang baru saja keluar kamar dengan penampilannya yang acak-acakkan, berteriak semangat sembari memghampiri sang Suami dan menghujaninya dengan kecupan di pipi, dan pemandangan itu membuat ke dua Putra mereka meringis geli melihatnya.

"Muka cakep Bunda jadi bau jigong, deh"

"Jangan iri jangan iri!" Pria tampan itu mengacak gemas surai hitam Pluem, lalu duduk di kursi dan memulai sarapan Pagi nya. "Lah? Ke mana, dek?"

"Cuci muka!!" jawab New ketus dengan berjalan menjauh dari ruang makan

"Astaganaga, air liur Mas tuh ampuh loh buat mukamu makin glowing, dek"

Frank memutar mata jengah akan sahutan omong kosong sang Ayah. "Yang ada jerawatan tuh nanti Bunda"

"Fitonah aja deh lu bocil! Tapi Bunda emang makin cakep nggak sih akhir-akhir ini?"

"Ayah nyadar juga? Kayak bercahaya gitu ya, Yah? Lampu philips juga kalah dah ama muka Bunda" dua Persona berwajah mirip itu akhirnya bisa sepaham lagi; hanya jika obrolan mereka menyangkut tentang New Thitipoom tentu saja

"Kulit Bunda juga makin halus deh rasa-rasanya"

"Saking halusnya nyamuk juga bisa kepleset kali ya kalau nongkrong di tangan atau kakinya Bunda".

Gelak tawa lalu terdengar dari ruang makan tersebut, perasaan bahagia mengisi ketika obrolan mereka semakin panjang sembari menikmati lezatnya sarapan yang telah dibuatkan oleh seseorang paling spesial di rumah ini.

The VihokratanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang