1. BlackMan

1.7K 28 2
                                    

Ponselku terus berdenting sejak aku keluar dari rumah sampai sekarang aku berada di supermarket. Aku harus belanja tapi teman-temanku sibuk membicarakan tugas kelompok. Sebenarnya aku ingin meresponnya nanti saja, tapi kulihat dari notifikasi sepertinya pembahasan mereka salah paham, aku harus menjelaskannya sekarang. Jika tidak mereka akan mengerjakan sesuatu yang salah lalu yang terjadi kerja dua kali dan pada akhirnya terjadi percekcokan di dalam kelompok.

Setelah mengetikkan penjelasan, aku kembali fokus mengambil buah dan sayur yang mamaku butuhkan. Baru mengambil wortel dan kentang, ponselku berdenting lagi. Ada beberapa hal yang mereka tanyakan, aku gemas sekali ketika mereka tidak kunjung paham. Akhirnya aku mengetikkan lagi penjelasan tentang tugas, kuharap kali ini mereka paham.

Send. Aku kembali mengambil beberapa buah dan sayur. Setelah kurasa cukup aku melangkah ke kasir. Kebetulan tidak banyak pengunjung jadi aku bisa segera dilayani. Aku memberikan uang untuk membayar belanjaan, ketika petugas kasir mengambilkan kembalian ponselku berbunyi lagi. Perasaan tadi sudah diam lama kenapa sekarang ribut lagi sih kelompokku ini.

Aku menerima kembalian namun tidak segera pergi dari sana. Menggeser barang belanjaanku di meja kasir dengan niat mempersilahkan pembeli di belakangku untuk dilayani sedangkan aku masih titip barang disitu sambil membalas pesan. Aku mengetikkan pesan dengan cepat agar aku bisa segera pergi dari sini.

Nah sudah beres, aku mengambil kantong belanjaanku lalu tersenyum kepada si petugas kasir. Tidak lupa aku mengucapkan "terimakasih".

Aku berjalan kembali ke rumah dengan membawa belanjaan. Sekarang ponselku sudah tenang, sepertinya mereka sudah paham dengan tugas masing masing. Aku bisa bernapas lega sekarang.

Ketika sedang asyik berjalan, seseorang dengan motor besar berwarna hitam berhenti disampingku. Aku sempat takut karena dia mengenakan atribut serba hitam. Helm hitam, kaos hitam, celana hitam dan sepatu hitam. Apakah dia manusia hitam.

Aku berusaha mengabaikannya dan berjalan lebih cepat.

"hey berhenti" suara orang tersebut. Suara khas laki-laki yang rendah dan besar. Biasanya aku suka suara seperti ini di film romantis. Tapi kali ini suara ini terdengar menyeramkan. Secepat yang kubisa aku memutuskan untuk berlari.

Aku mendengar suara langkah kakinya mengejarku. Aku tidak berani menoleh kebelakang aku hanya terus berlari, namun tiba-tiba orang itu berhasil menahan pundakku.

"saya tidak mau cari masalah, saya bukan anak orang kaya jadi anda tidak bisa minta tebusan dan saya penyakitan jadi percuma kalau jual organ saya" aku menyatukan dua telapak tanganku memohon kepada pria tersebut.

"aku hanya ingin menukar barangku" ucapnya kemudian mengambil alih kantong belanjaanku dan dia menyerahkan kantong belanjaan yang dia bawa.

Aku memeriksa isinya dengan tatapan terkejut. Oh benar yang dia berikan padaku adalah milikku. Jadi dari tadi aku salah ambil barang. Pasti kesalahan terjadi di meja kasir. Malunya aku ternyata dia bukan orang jahat.

Dia menjelaskan bahwa aku salah mengambil kantong ketika di kasir. Benarkan dugaanku. Selama dia berbicara aku memperhatikan wajahnya yang masih memakai helm dengan kaca terbuka. Dia keren, tampan dan sepertinya dia makhluk terindah yang pernah kulihat secara langsung dengan kedua mataku. Aku seperti sedang melihat iklan helm.

Setelah aku meminta maaf dan berterimakasih dia pun pergi. Ketika dia sudah berbalik badan aku masih berdiri di tempatku menatap punggungnya yang menjauh "biasanya setelah adegan seperti ini di film si laki-laki akan mengantarkan si perempuan pulang, kok ini enggak ya"

Laki laki tersebut berbalik badan "apa anda mengatakan sesuatu ?"

Astaga dia mendengarku, memalukan "oh tidak tidak saya hanya menggerutu saya bicara dengan angin. Hehe" kemudian aku berbalik dengan tampang malu dan segera menjauh.

...........................................................

Rea mengajakku ke toilet untuk ganti baju olahraga. Sebentar lagi pelajaran olahraga akan dimulai. Beberapa anak sudah lebih dulu ke toilet tapi aku masih sibuk mencari bajuku di dalam tas. Aku mencari diantara buku pelajaran yang kubawa. Bahkan aku memeriksa di kantong terkecil dari tasku. Padahal sudah jelas tidak mungkin ada jika di kantong kecil itu. Tapi aku masih mencari sisa-sisa harapan.

"gimana ?" tanya Rea

Aku menggelengkan kepala dengan wajah sedih. Aku pasti akan dihukum setelah ini.

"yaudah kalo gitu aku juga gak akan ganti baju, biar kalo dihukum kamu ada temennya"

"tapi Re"

"udah jangan sok kuat sendiri"

Rea memang sahabat terbaikku. Dia satu-satunya yang selalu peduli dan selalu ada disampingku sejak aku bertemu dengannya pertama kali masuk sekolah ini. Dia selalu bisa diandalkan. Rea adalah kebahagiaan terindah yang Tuhan berikan untukku.

"makasih ya Re" aku memeluk Rea.

"tapi gak gratis. Kerjain PR ku buat besok" sebaik-baiknya Rea, dia juga punya kekurangan, dia punya hal yang tidak bisa membuatnya terlihat sempurna. Dia selalu mengambil keuntungan di situasi apapun. Dia memang licik. Tapi biar sajalah lagi pula aku tidak keberatan melakukannya. Ini namanya simbiosis mutualisme.

Aku dan Rea berjalan ke lapangan menghadap guru olahraga kami. Beberapa teman-temanku sudah berbaris rapi untuk memulai pemanasan. Aku meminta maaf atas kesalahan yang kuperbuat. Setelah itu Pak Rudi memberi kami hukuman untuk membersihkan ruang penyimpanan alat olahraga. Mati aku, ruang itu sudah mirip gudang lalu bagaimana aku harus membersihkannya.

Aku dan Rea berjalan gontai ke ruang penyimpanan. Kami sudah membawa kunci yang diberikan oleh Pak Rudi. Ketika pintu terbuka, rasanya aku sudah mau pingsan. Bola voli, bola basket, bola sepak, net, matras dan banyak alat lain semuanya berserakan. Kebiasaan anak-anak selalu mengembalikan alat sembarangan tidak ditempat semula agar terlihat rapi. Alhasil beginilah kondisi ruangan, berantakan.

Setelah berhasil membereskan semua kekacauan di ruang penyimpanan, aku dan Rea bergegas ke kantin. Kebetulan bel istirahat sudah berkumandang jadilah kantin ramai dengan siswa lain. Mataku hanya tertuju kepada kotak besar berwarna merah yang menyimpan berbagai macam minuman di dalamnya. Seseorang membuka mesin pendingin itu lebih dulu. Dengan tidak sabarnya tanganku langsung ikut masuk dan mengambil satu botol air mineral. Seseorang itu kalah cepat dariku, kulihat tadi dia juga ingin mengambil botol yang kuambil. Botol air mineral ini tinggal satu-satunya di dalam mesin pendingin.

Aku menenggak air mineral dengan tergesa "maaf, tapi aku lebih butuh air ini, kalau tidak aku bisa ping-" ucapanku berhenti ketika aku melihat siapa orang yang kuajak bicara ini.

Dia menatapku santai, dia mengambil teh dan kembali menatapku yang sedang bengong.

Dia mirip manusia yang bertemu denganku kemarin. Manusia yang memakai helm hitam kemarin.

"oke bukan masalah" jawabnya dengan santai. Kemudian dia meninggalkanku yang masih terbengong.

Manusia itu ternyata sekolah disini. Apa dia siswa baru, kenapa aku tidak pernah melihatnya sebelum ini. Dan lagi apa dia ingat jika aku yang kemarin itu dengan dia lalu.

Ah sudahlah, lebih baik aku bertanya ke sumber yang bisa dipercaya. Aku harus bertanya ke Rea, dia pasti tahu segala seluk beluk isi sekolah ini. Laki-laki itu membuatku penasaran. Sepertinya dia bukan siswa populer karena aku tidak pernah mendengar seseorang membicarakan dia selama ini.

.........................................

Who Are U ?Where stories live. Discover now