Bab 7. Senjamon Ternista

71 52 20
                                    

Bismillah Buayawati Up!🙌🏻
-
-
-
Jangan lupa krisar yak.
Selamat membaca❤️😌🐊

——————————————————

🐊🐊🐊

Suasana di kantin sudah sepi, karena bell masuk sudah berbunyi. Namun, berbeda dengan Miss Nofi dan Mas Budi yang masoh tengah duduk mesra di sana ditemani segelas kelapa muda.

”Eumm, kamu kelihatan lebih cantik hari ini,” ucap Mas Budi memuji Miss Nofi sambil menyeruput minumannya.

”Ah Mas, bisa aja,” balas Miss Nofi dengan gelagatnya yang lebay. Hatinya berbunga-bunga mendengar pujian tersebut.

Para pedagang di kantin mulai mengemas barang-barang dagangannya untuk pulang karena waktu istirahat telah berakhir. Berbeda dengan dua orang tersebut yang masih sibuk berpacaran, mereka tidak peduli dengan kondisi sekitarnya.

Tak lama kemudian, ditengah perbincangan hangat keduanya, Lily datang menghancurkan suasana.

”Misss Nofiiii, teriak Lily dengan nafas yang ngos-ngosan.

”Gawatt, Miss.” Lily langsung menggebrakan meja membuat Miss Nofi dan Mas Budi terkejut, untung saja es kelapanya tidak tumpah. ”Ada keributan di dalam kelas, yok Miss buruan kita ke sana,” lanjutnya.

”Miss, kok malah pacaran sih, kan sekarang ada jadwal ngajar di kelas aku. Cepetan datang ke kelas Miss,” cerocos Lily dengan keadaan yanf masih setengah nafas berat.

Miss Nofi merasa terganggu dengan kehadirannya. Lily menghancurkan moment romantisnya dengan Mas Budi. Dia berusaha tenang, membenarkan kacamatanya terlebih dahulu.

”Kamu jadi murid nggak sopan banget, bukanya nyapa dulu malah langsung teriak-teriak,” tegur Miss Nofi.

”Aduh Miss gawat bin darurat binti sekarat, ada yang berantem di kelas, cepetan Miss entar mereka malah bunuh-bunuhan,” tuturnya dengan cemas.

”Siapa yang berantem? Pasti si Toby sama si Bambang lagi, kan?”

Lily langsung menepuk jidat setelah mendengar dugaan Miss Nofi yang  salah besar.

”Ih bukan mereka tapi—”

Belum menyelesaikan pembicraannya Mas Budi Langsung menyaut.

”Sayang, Mas lupa, sekarang ada jadwal ngajar olahraga di kelas 12, Mas pergi dulu ya,” pamit Mas Budi dengan dengan terburu-buru

”Tapi Mass, tunggu.”
’Ini es kelapanya belum dibayar elah,’ lanjutnya dalam hati.
Lily langsung menarik tangan Miss Nofi dan membawanya pergi.

”Cepetan Miss.”

🐊🐊🐊

Lily membawa Miss Nofi sambil berlari cepat. ”Ayo Miis cepetan,” pinta Lily tergesa-gesa, dia masih memegang tangan Mis Nofi.

Miss Nofi merasa jengkel mendengar kerusuhan Lily sedari tadi. Setelah sampai di depan pintu kelas. Suara bising terdengar di dalamnya, sorakan-sorakan para siswa dan dentuman-dentuman suara meja terdengar begitu keras.

BUAYAWATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang