Bab 21. Terjebak!

32 12 11
                                        

Bismillah Buayawati Up!



Dah berapa lama ghosting yak?
Selamatt membaca Rebuy🐊

••••♪♪••••

Senja tak tahu apa maksud dari perkataan Lily kemarin malam, tapi anehnya pagi ini dia menyuruh Senja untuk berangkat sekolah lebih awal, dia sangat buru-buru dan semangat. Hingga ketika sudah sampai di sekolah Senja mengetahui apa maksud dari temannya itu.

Semua anggota buayawati berada di kantin, padahal ini masih pagi, untuk apa mereka berada di sana? Semuanya teman-temannya itu sibuk membuat warung kecil-kecilan dan menjual berbagai macam makanan di sana. Terlihat Nayla dan Aulia yang sedang menggoreng kerupuk, ada juga di pojoknya Sofia yang sedang menyiapkan Nasi kuning, dan Eka yang tengah membungkus lauk pauknya serta banyak juga makanan ringan yang mereka siapkan.

Lily sudah menceritakan masalah Senja kepada semua temannya, itu sebabnya mereka membuat warung ini untuk membantu Senja melunasi tunggakan ujiannya.

Senja melihat itu semua dengan penuh haru. Dia tidak menyangka sahabatnya bisa melakukan pengorbanan sebesar ini untuknya. Mereka juga rela berpatungan uang untuk modal membuat warung ini.

Selama satu minggu warung buayawati ini penuh dikunjungi oleh para siswa,  selain ramai oleh pembeli, makanan-makanan buayawati ini sangat enak. Maklum lah, warung ini dikelola oleh ibunya Eka yang jago masak, jadi mereka juga meminta bantuanya untuk turut andil menjaga warung ini.

Hingga pada akhirnya, apa yang telah mereka usahakan memberikan kepuasan. Mereka berhasil mengumpulkan uangnya dan membantu Senja melunasi biaya ujiannya. Berkat merekalah Senja jadi bisa mengikuti ujian yang akan dilaksanakan minggu ini.

Memang benar, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Jika kita bekerja keras sesulit apapun rintangannya pasti akan mudah ditaklukkan.

”Buayawati!” ucap Senja sembari melunjurkan sebelah tangannya kemudian disusuli yang lain. Mereka saling menumpukkan tangannnya masing-masing kemudian menghamburkannya ke atas. ”Berilmu sebelum beramal.” Mereka berteriak melepaskan bebannya. Kemudian setelah itu berpelukan erat. Sangat indah bukan?

🐊🐊🐊

Pagi ini adalah hari pertama para siswa Sma Bhakti Kencana melaksanakan Ujian Akhir Semester. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, baru saja kemarin masuk sekolah sudah ujian saja.

”Kalian dapet ruangan nomer berapa?” tanya Sofia yang tengah memegang kartu pesertanya. Dia tampak berbicara dengan anggota buayawati di tempat parkiran. ”Gua dapet ruang nomor 44, jauh banget harus kebelakang,” keluh Sofia tak terima.

Ujian dilaksanakan bukan di kelas masing-masing melainkan berdasarkan ruangan yang telah ditentukan oleh guru. Setiap ruangan terdiri dari campuran siswa antara kelas X, XI dan XII.

”Sama dong kayak gue, udah nggak papa deh, katanya di ruangan itu banyak cogannya.” Lily mengeluarkan jiwa perbuayawatiannya, sedangkan Sofia hanya menghela nafas mendengar itu.

”Kasian, gue dong beruntung kebagian ruang nomer 5. Ya, nggak Aul?” Senja mengangkatkan sebelah alisnya pada Aulia karena mereka satu ruangan.

Aulia menanggapinya dengan tak semangat, malas sekali dia seruangan dengan Senja, bisa-bisa otaknya dikuras untuk mengerjakan soal ulangannya nanti, terlebih Senja memang suka menyontek dan jika ada tugas atau PR apapun selalu merepotkan Aulia.

”Yassalam, tak ada yang mau nanya akoh nomer berapa?” tanya Eka mengembungkan mulutnya.

Mereka semua menjawab serentak. ”Nggak!”

BUAYAWATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang