⚘ - semoga pdktnya lancar ya, bulan

79 19 30
                                    

Cakrawala sedang menampilkan warna biru muda bersih tanpa mega menghiasi bumanatara pagi, burung-burung berkicauan bernyanyi menyambut pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakrawala sedang menampilkan warna biru muda bersih tanpa mega menghiasi bumanatara pagi, burung-burung berkicauan bernyanyi menyambut pagi hari. Denting jam kini menunjukkan pukul tujuh pagi.

Sambil menunggu sang widyaiswara hadir ditengah-tengah kelas, aku kembali memfokuskan perhatianku pada benda pipih canggih yang bertengger manis diatas telapak tangan kananku, melihat-lihat isi timeline dari salah satu akun sosial media milikku.

"Bulan! Embun udah absen belun hari ini?"

Satu panggilan terdengar jelas dari ujung kelas. Chandra, dengan wajahnya yang terlihat sedang dirundung rasa resah memanggilku.

"Kayaknya telat deh, Chan. Tadi ku liat Embun lagi berdiri dipinggir lapang soalnya."

Dengan rusuh Chandra yang tengah duduk di bangkunya langsung berdiri dengan lisannya berkata ; "Bulan! Titip absen ya!"

"Loh Chandra mau kemana?!" Kataku sedikit menaikkan suara agar Chandra yang kini posisinya berada diujung pintu— dengan kepalanya yang masih menyembul kedalam kelas— bisa mendengar suara ku.

"Gawat, Bulan! si cantik lagi butuh buayanya! kalau ada guru bilang aja Chandra juga telat, kalau bisa tas gue sembunyiin aja ya biar meyakinkan. Dadah Bulan, semoga pdkt sama jingganya lancar!" Teriakknya tidak kalah keras dari arah pintu.

Apa katanya tadi? Hah Chandra balik dulu sini! bahkan aku belum sempat membalas ucapan nya, namun si lawan bicara sudah pergi duluan.

Setelah dua kali memanggil namanya, aku berhenti dan kembali duduk di tempat ku, rasanya percuma sekali berteriak memanggil namanya, mau berapa kali pun aku memanggil namanya, Chandra tetap tidak akan kembali ke kelas. Ah sudahlah, orang bucin tidak boleh diganggu.

Setelah daksa ini kembali duduk, aku langsung terpikirkan ucapan Chandra tadi.

"semoga pdkt sama jingganya lancar!"

Chanda orang aneh, tapi lebih aneh lagi diriku, karena sekarang senyum ku langsung mengambang setelah mengingat ucapan Chandra tadi. Haruskah ku aminkan upcapanmu itu, Chandra?

Kedua bola mata berwarna coklat muda milikku langsung beralih melihat May yang kini terlihat sedang menyimpan buku-buku pelajaran keatas mejanya.

Tangan kananku berada diatas meja, menopang daguku yang kini masih asyik memperhatikan May dari jauh.

"May cantik banget ga si? Dia tinggi, kurus, putih, mukanya mulus, rambutnya hitam, kayak ngga kenal keburikan, pinter juga, cocok bersanding sama jingga..." Aku memelankan ucapanku yang diakhir.

"duh aku jadi ga enak hehe... May cantik banget.. aku ngga.." Tanpa sadar, aku kembali melakukan kebiasaan lamaku, membandingkan diriku dengan orang lain.

Jinan yang duduk disebelah ku kini langsung mengambil ancang-ancang mau kepret orang pakai tangannya itu. "Mulut siapa itu?? Mau aku kepret ya mulutnya?? Jangan bilang gitu, ka—"

jingga.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang