"Binar Rembulan Prawira, Binar Rembulan itu artinya sinar bulan yang terang, kalau Prawira itu ya, nama keluarga aku, Nan." Usai ku menjelaskan, sang puan yang daritadi duduk— disebelah kanan ku— mengangguk-anggukkan kepalanya, paham dengan apa yang aku jelaskan.Baru tersadar setelah menjelaskan, kini diriku dirundung rasa penasaran. "Kamu ngapain tiba-tiba nanya yang gitu?" Lantas, satu kalimat tanya berhasil keluar dari rongga mulut ku.
Menggeleng pelan lalu lisannya berkata, "Nggak apa-apa, gabut aja pengen nanyain, sekalian mengalihkan topik, kasian kayaknya kamu daritadi masih terbakar api cemburu, daripada kamu jadi gosong, mening aku cari pengalihan topik aja."
Aku memutar bola mata malas, percuma sekali aku mengeluarkan energi untuk menjelaskan panjang lebar tentang arti namaku padahal hanya untuk mengalihkan topik, Jinan ini ada-ada saja.
Tapi ya, haruskah ku ucapkan terimakasih? Setidaknya berkat Jinan aku jadi benar-benar lupa kalau sebelumnya aku sedang dilanda rasa 'cemburu buta melihat sang pujaan hati bersama dengan puan yang lain'— kalau kata Jinan sih begitu.
Suara jarum jam yang berdenting dan juga suara detak jantung ku kini menjadi pengisi keheningan didalam ruangan yang kupijak sekarang. Sepi, tapi menenangkan.
Aku berjalan diantara rak-rak buku yang menjulang tinggi dengan banyaknya buku yang berjajar rapi disana, berusaha mencari buku apa yang harus dibaca. Ah sepertinya aku berada di lorong rak yang salah, sejauh mata memandang aku belum menemukan buku yang cocok untuk aku baca. Kakiku kini bergerak menelusuri rak buku selanjutnya.
Baru saja daksaku melangkah kedalam lorong dengan sekat rak buku disebelah kanan dan kirinya, langkahku langsung terhenti pada pijakan kedua.
Pandanganku seluruhnya langsung teralihkan pada pemuda jangkung yang kini terlihat sedang mengambil salah satu buku yang tersimpan rapi didalam rak.
Matanya —yang terlapisi kacamata dengan bingkai berbentuk bulat— terlihat fokus membaca untaian kalimat yang disusun menjadi paragraf didalam buku yang dipegangnya. Eh? Tapi sejak kapan Jingga memakai kacamata?
KAMU SEDANG MEMBACA
jingga.
Fiksi Penggemar[ on going ; 1st dreamies series ] ❝ceritera tentang Bulan dan pemuda kelahiran warsa kosong dua pada masa putih abu-abu.❞ 𝐉𝐈𝐍𝐆𝐆𝐀 / park jisung of nct. ( lokal au ) © mooon-day 2O21