⚘ - dia, namanya jingga.

240 29 45
                                    

permisi.. apa chapter sebelumnya udah bisa dibuka? kalau belum bilang ya:(
nanti aku repub lagi sampe bisa dibaca.
takutnya nanti kalian nggak paham sama yang aku bahas di chap ini.

takutnya nanti kalian nggak paham sama yang aku bahas di chap ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari menyapa kota kembang. Mega putih nan halus seperti kembang gula berjajar rapi diatas bumantara.

Embun pagi mulai mencair terkena cahaya dari sang baskara yang mulai muncul kepermukaan.

Sudah masuk hari ketiga dari tujuh hari dalam satu minggu. Sedangkan aku sedang dalam perjalanan menuju tempat menimba ilmu.

Diatas kuda besi aku duduk dibelakang sambil memegang erat ujung jaket milik taruna yang sibuk mengendarai kuda besi membelah jalanan kota Bandung yang mulai padat dipenuhi dengan kendaraan lain.

Aku mulai merasakan sejuknya anila pagi hari yang berhembus pelan diantara sela-sela jari. Jalanan masih terlihat sedikit becek disertai dengan genangan air dibeberapa titik jalan sisa hujan kemarin malam.

Ah iya, perihal hujan kemarin, setelah menunggu lama, akhirnya aku bisa pulang, waktu pulang aku dijemput oleh kakaku —tersayang karena hujan tak kunjung mereda.

Setelah memelas minta dijemput melalui pesan suara, dan mengirimkan —banyak sekali— beberapa bubble pesan pada nya, akhirnya sang taruna yang satu darah denganku itu menyetujui permintaan.

Walaupun waktu datang menjemput wajahnya terlihat sedikit kesal, mungkin karena gawai nya yang langsung goyang dombret, bergetar berkali-kali menandakan pesan masuk dan panggilan telepon dariku membuat acara bermain game nya sempat tertunda berkali-kali.

Ya salah siapa telepon ku malah tidak di angkat? Lagipula apa tidak kasihan dengan adik satu-satunya ini terjebak disekolah dalam keadaan hujan lebat dan kedinginan?

Baiklah, perkenalkan semsesta, Rajendra Juan Prawira namanya, biasa ku panggil 'a Renjun atau langsung saja sebut namanya tanpa pakai embel-embel aa jikalau sedang merasa kesal.

Teman sepergeludanku di rumah, perangainya sedikit menyebalkan dan suka berbicara lemah lembut— tapi boong. Namun semenyebalkan apapun kakakku, ya.. aku tetap sayang, hehe.




 aku tetap sayang, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jingga.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang