part 4

280 17 0
                                    

Dista Si Adik Bule

“Morning … morning baby, miss you!” 

Pekikan suara cempreng mengiringi kemunculan seraut wajah cantik gadis bule dengan senyum sumringah, terpampang di layar hape Nara. mereka melakukan video call.

“Morning! morning! di sini malam lah bulee” Sungut Nara mencercutkan mulutnya.

“Hahaa sorry sist, lupaaa aahhh udah mau tidur tah?” 

Terlihat Dista mengubah posisinya menjadi tengkurap, mata bulat beriris warna madu itu dikerjap – kerjapkannya. Nara tertawa ia tahu itu isyarat kalau adik kesayangannya minta didengarkan curcolannya.

“Cepetin kalo mau curhat!”

Nara memiringkan badannya dan memposisikan ponsel disandarkan dibantal kecil dihadapannya.

“Gue gak bisa pulang liburan summer ini, padahal pengen banget pulang kangen ama Daddy Taka, Mommy Nana ….”

“Yaelaah malah kangen ma emak bapak gue!” Potong Nara melotot.

“Hahahaa … abis lebih asyik sama mommy daddy, gue kangen om Bian, onty Lily, Om Dava, Yangkung, Yangti …”

“Eiiittss gaje nih bocah, gue tutup nih! Besok gue kerjaaaaa”

“Besok minggu kaliiii”         

“Aaahhhh…”

“Hahaaa kakaaak, gue lagi jatuh cinta”

“Hah?!”

Nara melonjak duduk, menatap tajam wajah bulat cantik si bule dilayar hape.

“Ishh udah gue tebak reaksi lu pasti kek gitu” Muka Dista langsung menekuk.

“Hahaa sorry dek, kaget aja nih anak kecil udah bisa jatuh cinta – cintaan segala, bukan sama Hazel kan?” Ledek Nara.

“Ihhhh nyebeliiin! Bang Hazel mah cinta monyet gue, kan dia cinta mati elu kak!” Bibir Dista langsung manyun.

Nara terkekeh geli mengingat dulu ketika ia masih pacaran dengan Hazel, Dista yang masih SMA sering nempel nyempilin mereka ke mana – mana. Ternyata Dista suka juga dengan Hazel.

“Ahh ambil tuh si Hazel buat lu! gue udah lama putus sama dia”

“Yeee gak mau, cowok yang sekarang gue suka hmmmm… dia ..hmmm”

Dista tampak ragu – ragu, malah menggigit bibirnya membuat Nara penasaran.

“Siapa? Gue kenal gak?” 

“Kenal laaah”

Dista mengangguk, Nara melebarkan matanya menatap wajah Dista di layar hape.

“Temen gue? dokter juga?”

“Bukan dan bukan”

“Ahhh malesin nih … gue tutup nih!”

“Jangan duluuuu ishh kak Naya plissss!”

“Bilang dong siapa?”

“Ryuto Kevin”

“What? Ryu? Anaknya om Rivat maksut lu?”

Dista mengangguk sambil menggigit bibirnya, terlihat air matanya mengembang. Nara menghela nafas berusaha menampilkan raut wajah biasa – biasa saja. Padahal dalam dadanya terasa ada yang mengganjal. Tentu saja ia kenal Ryuto Kevin, sangat mengenalnya malah. Ia anaknya Om Rivat asisten ayahnya. Ryu, pemuda gagah yang harus memendam semua cita – cita dan harapan hidupnya karena kecelakaan balapan motor dalam sebuah turnamen internasional di Jepang. Kecelakaan tersebut menyebabkan ia harus menghabiskan hari – harinya dengan bantuan kursi roda.

KEINARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang