“Lu gak tau aja sih Zel, kalau Dista cinta banget sama Ryu”
“Sedalam cinta lu ke gue kan?”
Nara menatap horor ke arah Hazel. Pria bertampang Indo – Jerman ini, dengan santainya masih sanggup menyuap makanan. Terkekeh melirik wajah gadis yang tengah sebal disampingnya.
“Bener kan beb? buktinya lu gak pernah lagi punya pacar, artinya lu belum move on dari gue”
“Azel”
“Apa beb?”
“Rasa percaya diri anda ketinggian Pak! yang naksir ma gue banyak”
Saking sebal dengan selorohan Hazel barusan, gadis itu melampiaskannya terhadap sepiring makanan yang ada didepannya. Ia menyuap cepat sampai hampir tersedak. Hazel menyodorkan segelas air putih.
“Gue tau banyak yang naksir sama elu beb. Delano naksir elu, dr. Fachry kepoin elu, lalu ada Si Tulang yang selalu semangat kalo jaga bareng elu. Nah tuh Si Aryan yang masih bocah aja sibuk melototin lu dari tadi”
Nara sedikit terpana dan geli mendengar nada suara Hazel penuh emosi.
“What?”
Hazel tersenyum masam, ia menggerakan kepalanya menunjuk ke arah meja tempat berkumpulnya Ryu, Malik, Haris, dan Aryan.
“Kak Naaay, miss you!”
Terlihat Haris, adiknya Hazel melambaikan tangan dan membuat gerakan cium jauh yang diakhiri dengan gerakan love saign menggunakan jempol dan jari telunjuk.
“Konyol!”
Nara tertawa melihat tingkah Haris. Tanpa sengaja matanya tertuju pada Aryan, pria itu duduk tepat disamping Haris. Rahangnya mengetat, matanya tajam menatap Nara.
“Lihat kan? dia sebel tuh sama adik gue beb hahaha ”
Hazel mendorong lengan Nara dengan bahunya. Gadis itu diam saja, malas meladeni candaannya pria yang pernah mengisi hatinya selama tiga tahun lebih.
“Buka hati lu beb, mau sampai kapan jadi jomblo? isshhh mubazir amat punya muka cantik”
“Dia masih bocah, Azel!”
“Siapa?”
Hazel menatap Nara dengan kerutan di kening, tapi bibirnya tersenyum jahil. Pria itu merasa senang pancingannya langsung nyangkut.
“Dia”
Nara membuat gerakan seperti gerakannya Hazel saat menunjukan Aryan tadi.
“Emang lu gak ngerasa gitu masih kek bocah? gak usah sok dewasa!”
“Najis ah ngomong ma elu ngabisin energi!”
Nara beranjak dari duduknya, meninggalkan Hazel yang masih saja menertawakannya. Gadis itu berniat akan mendatangi orang tuanya, karena merasakan matanya mulai mengantuk. Di ruang tengah rumah Om Rivat, ia melihat Haris tengah mendorong kursi roda Ryu menuju kamar.
“Dek, udah mau tidur?”
Haris dan Ryu menoleh ketika mendengar sapaan Nara.
“Belum Kak Nay, tadinya mau ada yang diomongin aja sama Haris masalah kerjaan”
“Oohh”
Nara mengangguk, Haris menghampirinya seraya memeluk erat tubuh mungil mantan calon kakak iparnya ini.
“Kak Nay gak balikan lagi sama Bang Azel kan?”
“Gila! gak lah”
Gadis itu mendorong pelan bahu Haris, bibirnya mencerucut gemas dengan pertanyaan pria bule versi mininya Hazel. Meskipun sekarang tinggi badan kedua pria itu sudah sama menjulangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEINARA (End)
Random(Sequel Ais-Ari) REVISI BERJALAN - Dia, Keinara Putri Pratama. Gadis bertubuh kecil mungil dengan wajah khas Asia, berumur 25 tahun berprofesi sebagai dokter. Cantik gak sih? cantik. Rambut lurus, hitam. Kulit putih bersih, wajah oval, mata sipit...