3

7.2K 744 8
                                    

Atha sedang menunggu jemputan dari Alen di sebuah cafe di dekat sekolahnya. Dia sudah memberitahu Alen, jadi pria itu tidak akan bingung mencari adik kesayangannya. Dan di sampingnya saat ini ada dua cewek yang ikut duduk dengannya. Meja cafe itu penuh, kebanyakan berada dari sekolahnya juga sih.

"Jadi, kalian udah kenal dari SMP?" tanya Atha melanjutkan pembicaraan.

Lisa, cewek itu mengangguk. "Iya, gue sama Risa udah saling kenal dari jaman SMP. Awalnya kita nggak akur sih, tapi setelah 3 tahun sekelas mulu, jadi kita sahabatan kayak sekarang hehe"

"Oh, gitu ya. Kalian enak deh, kalo gue sih nggak ada yang bener bener deket. Ada sih dulu, tapi sekarang mereka ada di Kanada. Jadi ya gue sendiri. Untungnya di SMA bisa dapet temen hehe" ucap Atha sambil meminum choco caramel miliknya.

Puk puk

"Uh, sabar ya by. Tenang, sekarang lo juga temen kita kok. Nggak usah takut kesepian" Risa menepuk pundak Atha dua kali.

Atha terkekeh, "haha, gue nggak sampe kesepian gitu kok"

Setelah itu pembicaraan berlanjut. Mulai dari kenangan masa SMP, teman sekelas, guru, pelajaran, dan sampai ke most wanted angkatan tahun ini.

"Lo tau Nathan dari kelas 10-3 nggak? Ampun dua ganteng banget!" Ucap Risa, cewek itu yang paling update tentang gosip dan cowok ganteng.

"Nathan dari kelas 10-3? Siapa sih?" Lisa bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Hah? Lo nggak tau Nathan dari kelas 10-3? Lo hidup di jaman apa sayangku?!" Histeris Risa mendramatis.

Atha terkekeh, lalu menjawab. "Nathanael Dirgantara, pewaris tunggal Dirgantara group kan? Yang katanya ganteng dan pinter. Dia cucu pemilik sekolah. Dan lo pasti udah pernah lihat deh soalnya dia cowok yang telat dan dapet hukuman baca puisi pas MOS"

Lisa segera mengingat tentang Nathan. "Oh, si cowok datar kan?! Jadi namanya Nathan ya? Baru tau hehe"

"Nah, iya! Itu! Cowok itu!! Gila, dari jauh aja dia ganteng, apalagi dari deket!" Risa kembali histeris, dan dia menceritakan semua hal yang dia tahu tentang Nathan. Dia benar benar terlihat bersemangat.

Atha dan Lisa sesekali menanggapi, mereka menghabiskan waktu bersama sampai ternyata sudah lewat 2 jam mereka ada di cafe itu. Lalu, ada seorang pria yang memasuki cafe. Pria yang tampan, dan saat itu Risa kembali dibuat histeris. Dia memang penggemar cowok tampan.

Risa dibuat lebih histeris lagi saat melihat pria itu mendekati meja mereka bertiga, dan saat berhenti di sana, suara serak yang bisa membuat jantung orang berdebar kencang terdengar. Dia, Alendion Winston, kakak laki laki Atha.

"Dek, maaf telat, abang ketiduran. udah nunggu lama? Ayo pulang" ucap Alen dengan nafas agak tidak beraturan. Sepertinya dia terburu buru sekali.

Atha mengangguk, lalu beralih pada Lisa dan Risa. "gue balik ya, udah dijemput" ucapnya.

Risa menatap Atha dan Alen bolak balik. Sementara Lisa tersenyum sebagai bentuk sopan santun.

"Tha, dia kakak lo?" Tanya Risa kurang percaya, tidak dia hanya kaget sebenarnya.

Atha mengangguk, "iya. Nggak mirip kan? Abang tuh mirip papa, gue mirip mama. Papa orang Span, jadi abang ya kek orang sana. Ganteng kan?"

Risa mengangguk antusias. "Ganteng, banget!" Jawabnya.

Lisa yang ada disana saat ini malu karena tingkah Risa yang seperti tidak pernah melihat pria tampan saja. Sementara Atha hanya terkekeh. Dan Alen, dia memandang ke Lisa dan Risa, tersenyum.

"Kalian temennya Atha? Makasih ya, dia itu dulu tertutup, jadi temennya nggak banyak. Syukur deh sekarang dia punya temen" ucap Alen ramah.

"Eh, iya Kak, nggak papa. Toh kan beruntung juga gue bisa temenan sama Atha, bisa lihat kakaknya yang ganteng hehe" Risa menjawab dengan senyuman lebar. Cewek ini memang blak blakan dan agak bar bar.

Alen tersenyum, "maaf ya, kita balik duluan. Udah sore, cewek nggak baik pulang sore sore. Kalian juga cepetan pulang"

"Iya kak, ini juga mau pulang" kali ini Lisa yang menjawab, dia malu dengan tingkah Risa.

"Kalian pulang gimana? Bawa kendaraan sendiri, dijemput atau naik taksi? Mau dianterin?" Alen menawarkan, dia harus menjaga hubungan adiknya yang baik.

"Oh, kita bawa mobil sendiri kok kak. Tenang aja, kita bisa pulang sendiri" jawab Lisa.

Alen mengangguk mengerti, lalu dia pamit. "Yaudah, kita pulang duluan, hati hati ya dijalan"

"Iya kak, hati hati"

Atha dan Alen pergi meninggalkan cafe tersebut. Lisa dan Risa masih ada disana. Kemudian.. sekali lagi Risa mengoceh panjang lebar. Kali ini topiknya bukan lagi Nathan, tapi Alen. Cewek itu nampaknya benar benar terpesona dengan Alen.

'huh, gue capek' batin Lisa tertekan.

••••

Di perjalanan, Alen membuka pembicaraan.

"Mereka temen sekelasmu dek? Hebat kamu udah dapet temen" Alen berucap kagum tapi masih fokus menyetir.

"Bukan, mereka anak kelas sebelah. 10-2. Tadi gue kenalan sama mereka pas ketemu di cafe. Mejanya penuh, jadi kita gabung aja" jawab Atha sambil memandangi ke luar jendela.

Alen mengangguk angguk paham. Lalu dia kembali teringat kalau ada pesan penting yang akan disampaikan.

"Dek, mama pulang"

Atha seketika menoleh, terkejut.

"Hah? Kenapa? Mama sakit?" Tanya Atha khawatir.

Alen menggeleng, "nggak, mama buat sementara mau berhenti dulu dari dunia entertainment. Mama bakal ngurus kita" jawab Alen menjelaskan.

Atha diam sejenak, lalu mengangguk. "Oh, tapi tumben ya" ucapnya heran.

"Nggak tau, mama tuh. Capek paling"

"Hm, bisa aja sih ya. Bener juga"

Setelah itu hening, mereka tetap diam sampai di rumah. Dan begitu memasuki rumah, Atha langsung disambut pelukan dadi ibunya.

"Ah!! Athalla!! Mama kangen!!"

FIGURAN:)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang