Brak.
"Sialan!! Apa yang barusan lo coba lakuin ke Atha hah?!!"
Nathan berteriak marah pada laki laki yang saat ini tersungkur di tanah sebab pukulannya. Matanya menyorotkan kemarahan yang jelas, namun jika diperhatikan lebih lagi, maka bisa dilihat bahwa ada sirat kekhawatiran di matanya.
Dia mengambil kerah kemeja laki laki yang tidak lain adalah Galen Leonardo itu, pacar Atha. Ah, lebih tepatnya mantan pacar. Baru beberapa menit yang lalu Atha meminta untuk putus darinya yang kemudian menyebabkan perkelahian ini terjadi.
"BANGSAT!!" Nathan sekali lagi memukul tepat di wajah Galen hingga pipi laki laki itu terlihat agak lebam.
Dan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di sini, maka harus kembali ke beberapa saat yang lalu dimana Atha sedang bertemu dengan Galen untuk meminta putus dari laki laki itu.
....
"Kak, gue mau kita putus" ucap Atha segera setelah mereka berdua duduk di salah satu tempat di cafe tersebut.
Galen yang sedang meminum es kopinya sambil memandangi wajah cantik sang kekasih pun langsung terkejut hingga tersedak. Atha reflek langsung memberikan sapu tangannya untuk membersihkan mulut Galen yang terlihat ada es kopi disana.
"Hah? Sori Tha, tapi kamu barusan bilang apa?" Galen bertanya memastikan.
Atha menunduk, jujur ia merasa bersalah. Tapi dia harus melakukan ini, ini lebih baik dari pada nanti jika dua tidak selamat karena penyakitnya ini, Galen tidak akan bersedih. Bahkan, kalau bisa Atha ingin agar dia tidak mengenal Galen saja jika dia tau bahwa dia menderita leukemia.
"Aku minta putus kak" ucap Atha sekali lagi.
Mata Galen terbuka lebar dan pupil matanya bergetar. Dia langsung berdiri dan mencengkram pundak Atha yang duduk di seberang mejanya.
"Ha? Kok tiba tiba?! Kenapa Tha? Ada yang nggak kamu suka dari aku? aku bisa ubah itu buat kamu. Atau aku ada salah sama kamu yang nggak aku sadari tapi kamu tersinggung? Bilang sama aku mana yang salah, aku minta maaf dan akan perbaiki itu buat kamu"
Atha mengerutkan kening saat merasakan sakit di pundaknya. Lalu dia dengan lembut memegang tangan Galen dan melepaskannya dari pundaknya. Memegang tangan laki laki itu sambil tersenyum lembut.
"Nggak kak, bukan itu. Yang salah bukan kakak, tapi aku" ucap Atha muram. "Aku harus pindah kak, pindah negara. Dan aku nggak tau apa aku bisa balik ke sini lagi atau nggak"
"Kalo kamu nggak bisa balik ke sini, nggak apa apa, aku bisa kesana Tha. Jadi kita nggak harus putus Tha. Oke? Nggak masalah, aku bisa ke negara dimana kamu berada Tha. Kita tetep bisa ketemu. Aku kaya, aku bisa pergi kesana seminggu sekali paling nggak. Bahkan, kalo perlu aku juga bisa pindah bareng kamu kesana" ucap Galen memegang tangan Atha.
Atha menggeleng, melepaskan tangannya dari genggaman Galen.
"Bukan itu masalahnya kak. Aku nggak tau, apa aku bisa bertahan di dunia ini atau nggak. Aku kena leukemia. Kalo beruntung, aku mungkin bisa bertahan sampe aku ketemu donor sumsum yang cocok. Tapi kalo nggak, aku bakal pergi kak. Dan akan lebih baik buat kakak lepasin aku sesegera mungkin sebelum kakak jatuh lebih dalam lagi. Jadi plis, lepasin aku. Oke?" Atha dengan lembut menjelaskan.
Galen terdiam, dia kembali menunduk sehingga Atha tidak bisa melihat wajah laki laki itu. Hening sejenak diantara mereka, namun setelahnya Galen membuka suara.
"Jadi itu alasan kamu tiba tiba berubah?" Tanya Galen dengan mata berkaca kaca.
Atha tertegun, wajahnya masih terlihat tenang, tapi tidak dengan pikirannya. Dia tiba tiba mempunyai sebuah pikiran yang.. sulit dipercaya.
"Berubah gimana?" Tanya Atha agak gugup. 'nggak mungkin yang dimaksud berubah tuh dia tau perbedaan gue sama Athalla kan?'
".. aku sebenarnya nggak mau bilang gini, tapi, aku udah suka sama kamu dari lama. Kamu mungkin nggak ingat tapi kita pernah ketemu sebelum di taman itu. Aku, pindah ke kota ini juga buat kamu. Aku jadi model, juga buat kamu. Dengan harapan, kamu ingat aku. Aku tau semua kebiasaan kamu, sifat kamu, gaya kamu. Aku tau hampir semua hal tentang kamu. Tapi, sejak beberapa bulan ini, kamu berubah Tha. Kamu, kayak orang yang berbeda" jelas Galen yang membuat Atha semakin gugup.
'shit, apa apaan nih? Gue nggak tau kalo ada cerita kayak gini' batin Atha.
Atha mencoba mengingat detail kecil di novel, tapi.. dia merasa ingatannya agak kabur. Dia berusaha lebih keras, dan akhirnya dia mengingat sesuatu.
[Nathan datang ke pemakaman gadis yang dulu sering mengganggunya. Dia melihat makam gadis itu, tapi kemudian teralih pada seorang pemuda yang menangis disana. Sambil bergumam.
"Tha, kenapa kamu ninggalin aku? Kamu tau aku cinta kamu. Kenapa kamu pergi sebelum ingat sama aku? Kenapa Tha?"
Nathan tidak peduli, walau dia merasa agak kasihan pada pemuda yang jelas jelas menyukai gadis yang kini telah dikubur di dalam tanah itu. Tapi Nathan memilih mengabaikannya. Dan karena acara pemakaman telah selesai, Nathan bersama teman temannya kembali ke sekolah]
'shit, jadi cowok itu bang Galen? Sial, kenapa bisa sih?!! Kalo gini jelas gue bisa ketahuan'
"Aku sempat kepikiran apa kamu punya kepribadian ganda atau mungkin alterego, atau bahkan mungkin kamu kerasukan. Tapi menurutku itu nggak mungkin karena emosi kamu selalu stabil, kamu selalu terlihat tenang. Dan walau agak beda, tapi gaya berpikir kamu tetap sama. Jadi aku pikir itu cuma karena perubahan mood kamu. Tapi siapa sangka, ternyata ini karena kamu sakit" lanjut Galen yang menyadarkan Atha.
Galen berdiri, menghampiri Atha yang tadinya duduk di seberangnya. Dia duduk di samping Atha, dan memeluk gadis itu erat.
"Tha, kamu pasti sembuh. Aku yakin, kamu tenang aja. Aku akan coba yang terbaik buat bantuin kamu. Setelah itu, kita bisa bareng bareng lagi. Aku rela nunggu kamu buat bisa balik ke sini lagi. Nggak peduli apapun, aku akan nunggu kamu" ucap Galen lembut.
Atha menunduk, dia merasa bersalah karena telah merebut keberadaan orang yang paling Galen cintai. Dia bimbang, tapi akhirnya Atha membuat keputusan untuk memberitahu Galen tentang dirinya. Atha merasa, Galen berhak tau bahwa dia bukanlah gadis yang amat ia cintai tersebut. Dia seseorang yang berbeda. Walau Atha sudah menerima hidupnya sebagai Athalla, tapi tetap saja kebenaran tidak bisa dihapus bahwa dia adalah Athaya dan bukan Athalla yang sebenarnya. Kadang Atha juga berpikir, apa jika dia tidak meninggal Athalla masih akan ada di dunia ini? Tapi mau sebanyak apapun Atha memikirkannya, dia tidak menemukan jawabannya.
Atha melepaskan pelukan Galen dari tubuhnya. Dia memegang kedua pundak pemuda itu, dan dengan muram berkata.
"Kak, gue bukan Athalla"
******
Maaf lama, saya mikir banget buat part ini. Sempet bingung sama lanjutannya. Tapi akhirnya baru nemu ide sekarang. Maaf banget, jadwal yang harusnya perminggu up nggak terlaksana. Dan karena sekarang saya udah mulai masuk sekolah lagi, jadi lumayan sibuk juga.
Mohon maaf ya untuk keterlambatannya.
Dan saya mau ubah jadwal up. Up nya acak aja, nggak pasti seminggu update. Tergantung saya dapetnya ide kapan.
Sekali lagi, maaf ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN:)
Teen FictionAthaya Azalea, cewek cantik yang katanya nyaris sempurna, walau sebenarnya nggak juga. Setelah membaca web novel yang tamat beberapa hari yang lalu, Atha tiba tiba bertransmigrasi menjadi seorang pemeran figuran yang akan mati di tangan antagonis. A...