4

6.3K 757 4
                                    

Malam itu, Atha dilanda rasa frustasi. Sudah lebih dari 3 kali dia menghela nafas, dan kasurnya yang biasanya rapi telah menjadi sasaran dari rasa frustasi cewek itu.

Tau dia kenapa? Atha sekarang merasa sangat bodoh. Saat malam dan dia membuka catatan isi novelnya, Atha baru ingat bahwa -Lalisa Charly- cewek yang baru menjadi teman Atha siang tadi di cafe, adalah sang antagonis. Artinya, cewek itu adalah malaikat maut Athalla.

"Shit, gue harus gimana? Pasti aneh kalo tiba tiba gue menghindar dari Lisa. Dia juga baik kok" Atha mondar mandir di kamarnya. Ia berpikir apa yang harus dia lakukan karena sudah terlibat dengan malaikat mautnya.

Bruk.

"Bener juga, kenapa gue panik? Kan gue tinggal nggak jadi kayak Athalla. Gue bisa temenan sama Lisa, dan gue nggak akan terlibat sama Nathan karena bahkan kita nggak saling kenal. Gue udah inget wajahnya, jadi gue bisa menghindar kontak langsung sama dia. Dan nggak perlu juga temenan sama Nadia, soalnya nanti kalo mereka rebutan gue nggak perlu ikut campur. Gue nggak perlu milih siapa temen yang harus gue bela. Iya, gini aja!" Atha berucap penuh semangat.

"Ouwh, Athaya Azalea lo jenius!"

Setelah mengerti apa yang akan dia lakukan, Atha melanjutkan malamnya dengan nonton tv dan bercanda bersama Alen dan bundanya, Athena.

••••

"Morning mom!" Ucap Atha semangat, hari ini tidak seperti kemarin, Atha bangun tepat waktu dan bersiap tepat waktu. Dia akan berangkat sendiri hari ini.

"Pagi sayang, ayo sarapan" Athena menjawab sambil menuangkan susu almond kesukaan Atha.

Sarapan pagi ini adalah toast dengan garlic butter, dan salad. Semuanya sudah dihitung dari gizi, kalori dan lain lainnya. Yah, memang makanan keluarga ini benar benar diawasi oleh koki khusus. Jadi semuanya sudah dihitung untuk kesehatan tubuh.

"Wow, looks so delicious mom" ucap Atha sambil duduk di kursinya.

Athena tertawa, lalu tersenyum. "Then, eat"

Atha mulai memakan sarapannya, memang lezat. Dia suka masakan ibunya.

Pukul setengah 7, Atha selesai makan dan siap berangkat. "Ma, aku berangkat"

Athena yang sedang sibuk dengan laptopnya mengalihkan perhatiannya pada sang putri. Tersenyum dan mencium kening Atha.

"Oke, have a nice day dear" ucapnya.

Atha mencium pipi mama nya, lalu segera berangkat.

••••

Mobil Ferrari merah itu berhenti di parkiran SMA Dirgantara. Tepat di sampingnya, ada mobil Lamborghini hitam yang tampak mewah. Tapi Atha tidak peduli, toh di sekolah ini banyak orang kaya. Sekolah swasta elite terbaik di seluruh negara ini.

Arah keluar dari mobilnya setelah merapikan sedikit penampilannya. Cewek cantik itu langsung menarik perhatian banyak orang begitu dia melewati mereka. Banyak yang memperhatikannya, termasuk salah satu geng most wanted kelas 10 tahun ini.

"Eh, lihat deh itu cewek, cantik banget" Juna berkata sambil menunjuk ke arah Atha yang berjalan sendirian.

Leo mengangguk sebagai tanggapan, memang di matanya Atha terlihat cantik. "emang cantik sih, tapi nggak tau wataknya gimana. Btw dia siapa sih?" Tanyanya.

"Namanya Athalla Winston, dia itu adik mantan ketua OSIS yang masih jadi legenda sampe saat ini, Alendion Winston itu. Cewek cantik yang udah femes sejak MOS. Dan sejauh ini belum kena skandal apapun yang mempengaruhi reputasinya. Dia cewek baik baik, gitu sih katanya" Teo menjelaskan, dia ini si playboy yang sering mencari informasi cewek cantik sebelum didekati.

"Tapi nih ya, katanya kemarin dia kasar ke Kyle si anak kelas 10-1 itu" Juna menambahkan apa yang dia ketahui.

"Itu sih soalnya si Kyle yang kurang ajar. Masa cewek nggak ngapa ngapain di timpuk kertas. Nggak banget" itu Yudha yang baru saja kembali dari kantin yang menjawab.

"Hm, kalo gitu sih berarti dia itu baik kalo nggak diganggu, tapi bisa jadi macan kalo diganggu ya?" Tanya Leo, dia mulai penasaran tentang cewek itu.

"Iya, tapi nih ya, mendingan kalo kalian pengen deketin dia siap siap ditolak deh. Atha itu deket sama 2 cowok yang dia kenal waktu MOS, terus ada satu cewek galak yang ditimpuk buntelan kertas sama Kyle kemarin. Mereka bertiga itu deket banget sama Atha. Dan protektif sih" jawab Yudha.

Leo mengangguk angguk mengerti.

"Ada lagi nih satu pawangnya, si bang Alen itu loh. Gue denger dari beberapa anak nih ya, mereka lihat Atha digodain cowok pas di mall, nah di sana ada bang Alen. Terus nggak tau gimana soalnya mereka cuma lihat dari jauh, pokoknya cowok itu langsung lari dari sana. Kayaknya sih, dia takut sama bang Alen. Kan mukanya agak sangar tuh" ucap Teo menambahi.

Seketika mereka berempat berpikir lagi. Sepertinya akan sulit jika mereka menargetkan Atha. Tapi, mungkin ada satu cowok yang bisa makhlukkan cewek itu.

Semua mata langsung mengarah pada Nathan yang sibuk sendiri dengan hpnya. Main game.

"Nathan, apa mungkin dia bisa?" Tanya Juna.

Teo menggeleng, "gue nggak tau"

"Disuruh coba aja gimana?" Saran Yudha.

"Gue taruhan kalo Atha nggak bakal nolak Nathan. Kan selama ini nggak ada yang bisa nolak manusia AC yang punya wajah ganteng itu" ucap Leo.

"...." (3) Juna, Teo dan Yudha saling tatap. Lalu mengangguk.

Juna, "gue yakin diterima"

Teo "diterima"

Yudha, "kalo gitu gue ditolak"

Begitulah, awal dari taruhan tersebut yang tidak diketahui Nathan karena cowok itu tidak mendengarkan. Taruhan yang entah bagaimana membuahkan hasil tidak terduga.

FIGURAN:)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang