Athalla Winston, itulah gadis yang saat ini tengah terbaring di kamarnya dengan wajah agak memerah. Dia sedang demam, mungkin karena kejadian dimana dia kemarin kehujanan dan bukannya langsung mandi justru ketiduran di ruang tamu. Jadilah, hari ini badan Atha diserang demam.
"Dek, ada yang nggak nyaman?" Tanya Alan pada Atha. Pria itu berpakaian rapi, sepertinya hendak pergi ke suatu tempat.
Atha tersenyum, "gapapa bang. Abang pergi aja, Atha mau di rumah aja. Nggak udah khawatir, di rumah kan juga ada bibi. Palingan Atha juga seharian ini cuma tiduran. Pergi aja" ucap Atha dengan suara seraknya.
Alan benar benar khawatir sekarang. Dia tidak mau meninggalkan Atha di rumah sendirian, tapi dia harus pergi untuk mengerjakan tugas di rumah temannya. Alan benar benar bimbang. Apa dia harus meninggalkan Atha di rumah? Dia khawatir jika terjadi sesuatu pada Atha.
"Tapi,"
"Gapapa, udah abang pergi aja. Gak usah khawatir, nanti kalo ada apa apa Atha hubungin abang kok" ucap Atha menyakinkan.
Alan menghela nafas, lalu tersenyum lemah. "yaudah, istirahat ya. Jangan lupa makan, obatnya diminum. Pokoknya kalo ada apa apa cepetan kabarin abang, atau nggak pokoknya siapa aja yang bisa dipercaya. Abang berangkat" ucap Alan pamit. Pria itu mencium kening Atha lembut, lalu segera keluar dari kamar Atha.
Setelah Alan keluar, Atha menghela nafas lega. Kepalanya berdenyut sakit, dia merasa perlu istirahat. Jadi Atha akan tidur.
••••
Sementara Atha sedang beristirahat di rumahnya, SMA Dirgantara dibuat heboh dengan kabar Atha yang sedang sakit itu. Hampir setiap anak pasti membicarakan Atha, lalu berharap Atha segera pulih.
"Ish, Atha sakit. Gimana nih? Jadi pergi?" Tanya Farah pada Lisa dan Risa.
"Kita jenguk ke rumah Atha aja gimana?" Usul Lisa, dia juga khawatir pada Atha karena kemarin karena dia Atha kehujanan. "Gue sekalian mau minta maaf" lanjutnya.
"Hm, boleh tuh. Tapi ada yang tau alamat rumahnya Atha?" Risa bertanya karena selama ini belum pernah ada berita tentang alamat rumah Atha. Kalau ada, pasti banyak orang yang sengaja lewat sana agar bisa melihat Atha.
"Bener juga ya, gue juga nggak tau. Gimana nih?"
Mereka bertiga berpikir kerasa saat tiba tiba suara seseorang yang asing terdengar di telinga mereka.
"Kita boleh duduk sini?" Cowok itu bertanya dengan ramah, dia teman Nathan, Juna.
Farah dan Lisa mengernyit heran, tapi berbeda dengan kedua temannya, Risa langsung mempersilahkan. Yah, namanya juga budak nya cogan.
"Iya iya, boleh banget kok" jawab Risa tersenyum cerah.
Juna terkekeh, lalu bersama Leo, Theo, Yudha dan Nathan mereka duduk bersama.
Farah dan Lisa menghela nafas, pasrah sudah mereka. Karena Risa sudah mempersilahkan, mereka juga tidak bisa tiba-tiba menolak. Itu namanya menghina, dan tidak sopan. Apalagi, jika dilihat lagi memang sepertinya tidak ada tempat kosong, jadi ya sudahlah.
"Oh iya, kenalin gue Juna, Arjuna Batradewa. Kalo dia Yudha Farhamza, ini Leonel Ardo, itu Theo Walles. Dan yang satunya itu, kalian pasti kenal deh sama dia, dia Nathan Dirgantara" ucap Juna mengulurkan tangannya pada ketiga gadis itu.
Risa menanggapinya. "Gue Risa, Arisa Carlina. Kalo dia Farah Agra. Dan yang lagi ngudek ngudek mi ayam itu Lisa, Lalisa Carly. Sebenarnya harusnya ada satu lagi sih, tapi dia lagi nggak ada. Dia lagi sakit" jawab Risa menjelaskan panjang lebar.
"Satu lagi? Oh, Atha? Dia sakit apa?" Tanya Juna ingin tahu. Sebenarnya tujuannya duduk di tempat itu selain karena memang tidak ada tempat duduk, ya karena ingin bertanya tentang Atha. Seharian ini saat dia melihat Nathan, cowok itu terlihat gelisah. Jadi Juna tidak tahan, dan akhirnya mencari tahu tentang Atha.
Risa, Lisa, dan Farah langsing menatap tajam Juna. Mereka tau apa tujuan cowok itu sekarang.
"Lo, kenapa lo peduli sama Atha?" Risa bertanya dingin, berbeda dengan tadi. Risa itu paling tidak suka jika ada orang yang mendekatinya untuk memanfaatkannya. Jadi secara otomatis saat tau niat Juna, sikapnya berubah 180°.
"Ini nggak ada urusannya sama lo. Lis, Far, balik yuk. Sekalian nanti ngajakin Gibran, Rahmat, sama Gathan aja gimana?" Risa mengusulkan.
Lisa dan Farah mengangguk setuju. "Oke"
Ketiga gadis itu pergi meninggalkan Nathan dkk yang sedang bengong karena terkejut dengan perubahan mendadak Risa. Memangnya kenapa mereka sampai seperti itu? Bukannya dia hanya bertanya tentang sakitnya Atha? Bukankah berlebihan jika ditanggapi dengan dingin begitu? Lagi pula, kenapa juga tidak ada yang tau tentang sakit apa yang diderita Atha? Sama sekali tidak ada kabar.
"Woi, gua salah ngomong ya?" Tanya Juna kaget karena ditinggal begitu saja tanpa jawaban.
Theo menepuk pundak temannya itu. "Sabar bro"
Yudha, "Pms kali"
Leo, "Lo kurang ganteng"
Nathan, "...."
••••
Sementara itu, Atha yang ada di rumah.
"Huk, uhuk uhuk uhhuk!!" Atha benar benar tidak sehat sekarang.
"Ampun non, ini kok suhunya naik lagi?!" Bi Wati dengan panik memanggil sopir untuk mengantarkan Atha yang demam tinggi ke rumah sakit. Suhu tubuh Atha saat ini hampir mencapai 40°C, kalau dibiarkan bisa berbahaya.
Semua orang panik karena Atha yang tiba tiba Dema tinggi. Beberapa pelayan langsung menghubungi nyonya dan tuan mereka yang sedang bekerja, ada juga yang menghubungi Alen yang sedang mengerjakan tugas di rumah temannya.
Setelah kehebohan itu, Atha dibawa ke rumah sakit oleh Bi Wati dan mas Nanang, sopir. Disana mereka menunggu dengan khawatir karena perubahan suhu tubuh Atha itu terlalu tiba tiba.
"Bi, Atha gimana?" Alen yang tiba paling duku dibanding ayah dan ibunya.
"Lagi di dalam den, lagi diperiksa" jawab Bi Wati.
"Huft.." Alen mengangguk dan mulai mengatur nafasnya. Dia tadi sangat panik sehingga bahkan hampir berlari menuju rumah sakit. Dia hampir lupa dimana dia saat itu. Dan tadi Alen berlari dari parkiran menuju kemari, dia lupa bernafas karena khawatir.
"Alen, bagaimana keadaan Atha?" Athena yang baru saja sampai langsung bertanya tentang putrinya.
"Masih di dalem ma" jawab Alen.
"Mas, Atha nggak bakal kenapa napa kan?" Athena bertanya pada Aidan Winston, suaminya dan ayah Atha dan Alen.
"Sabar Ma, tunggu aja nanti" jawab Aidan menenangkan.
Alen, Athena dan Aidan tidak bisa tenang menunggu kabar kepada Atha. Jadi saat dokter keluar, Alen segera menyerbunya dengan pertanyaan.
Syukurlah, Atha baik baik saja. Tapi, rupanya Atha bukan hanya sakit karena kehujanan saja, dia keracunan. Dan ada satu hal yang sangat mengejutkan keluarga Winston itu, fakta bahwa ada penyakit lain di tubuh anak mereka. Atha menderita Leukemia.
.
.
.
.
.Maaf kalau ada typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN:)
Teen FictionAthaya Azalea, cewek cantik yang katanya nyaris sempurna, walau sebenarnya nggak juga. Setelah membaca web novel yang tamat beberapa hari yang lalu, Atha tiba tiba bertransmigrasi menjadi seorang pemeran figuran yang akan mati di tangan antagonis. A...