8

5K 652 36
                                    

'Sial, sial sial sial sial sial sial!!!' Atha mengulang kata itu saat ia harus berlari karena dihukum. Tapi, bukan itu yang membuat Atha mengumpat sejadi jadinya saat ini. Semua karena cowok yang ada di belakangnya inilah penyebab Atha panik.

Nathan, dia cowok yang kebetulan juga terlambat bersama Atha. Sungguh sial pagi Atha hari ini.

'oke, gue nggak boleh begadang kalo nggak mau telat dan kalo gue nggak mau ketemu cowok sialan ini. Astagfirullah, gara gara semalem baca wp nih. Kebanyakan halu gue' batin Atha sambil terus berlari.

15 menit kemudian

Atha menghembuskan nafas lega setelah dia menyelesaikan hukuman larinya. Dia memiliki duduk di bawah pohon untuk mendinginkan badannya yang terasa panas, sekaligus istirahat dan minum susu yang tadi belum sempat ia minum karena terburu buru.

Entah mungkin Atha yang terlalu fokus menikmati hembusan angin, atau memang cowok itu yang menyembunyikan atau bahkan tidak memiliki hawa kehadiran sama sekali sehingga Atha tidak menyadarinya. Atha lagi lagi dikejutkan dengan keberadaan Nathan yang tiba tiba sudah berada di dekatnya. Ini adalah kedua kalinya Atha mengalami hal ini setelah pertemuan pertama mereka saat Atha pergi ke kelasnya dulu.

"Lo, ngapain disini?" Tanya Atha hampir tersedak.

Nathan tetap menampilkan wajah datar khas dirinya. Seolah tidak peduli, cowok itu duduk di samping Atha yang membuat Atha bisa mencium bau mint yang menyegarkan. Sepertinya itu parfum milik Nathan.

Merasa diabaikan, Atha balas mengabaikan Nathan. Dia tidak mau terlibat lebih jauh dengan cowok satu ini, tapi kakinya masib pegal setelah lari 3 putaran di lapangan basket sekolahnya. Jadi Atha belum ingin berpindah tempat. Karena itu, cara terbaik adalah menghindari percakapan dengan Nathan.

Drrtt..

Saat sedang melamun, tiba tiba hp Atha bergetar. Segera dilihatnya hp itu, dan ternyata ada notifikasi telepon tidak terjawab dari Galen, cowok yang berstatus sebagai pacarnya sejak seminggu yang lalu.

Khawatir ada sesuatu yang serius, Atha menelpon balik. Dan segera terhubung dengan sisi lain.

"Hello, Bae? What's up?"

"....."

"Hah? Beneran? Kamu pulang hari ini?" Atha bertanya tidak percaya.

"....."

Atha tersenyum lebar, dia senang dengan kepulangan pacarnya itu. Yah, walau sebenarnya Atha tidak benar benar ada rasa dengan Galen, tapi cowok itu adalah tipe cowok manis yang mudah diajak bicara. Atha nyaman dengannya, karena itu saat Galen mengatakan dia ingin menjadi pacar Atha, Atha menyetujuinya. Tapi tentu, Atha sudah mengatakan apa yang dia rasakan terhadap Galen. Dan cowok itu tidak masalah, jadi hubungan mereka juga lancar lancar saja.

"Oke. Nanti aku aja yang ke rumah kamu, toh kamu pasti capek kan. Biar aku aja yang kesana"

"...."

Atha terkekeh, masih tersenyum. "Okay, be careful Bae"

"...."

"Hm, i Miss you to"

Panggilan berakhir, dan mood Atha yang semula buruk menjadi lebih baik. Dan karena mood baiknya itu, Atha benar benar melupakan keberadaan Nathan yang masih duduk di sampingnya.

"Siapa?" Tanya Nathan.

Atha menoleh, dan tersenyum manis. "Mas pacar" jawabnya.

Nathan tertegun sejenak, terlihat kaget. Tapi segera ekspresinya kembali datar seperti biasa.

FIGURAN:)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang