Bandara xx
"Lo berangkat sekarang?" Nathan bertanya pada Atha yang sudah siap untuk masuk ke pesawat.
"Iya" ucapnya dengan senyuman. "Thanks udah bantuin gue bebas dari Galen. Lo lebih baik dari yang gue pikir"
"Lo pikir gue kayak gimana?" Nathan bertanya.
Dalam hati pemuda itu cukup gugup dengan tanggapan Atha. Bagaimana jika dia memiliki image buruk di dalam pikiran gadis itu? Rasanya Nathan akan sangat sedih jika benar image nya buruk di mata Atha. Siapa yang mau memiliki image buruk di mata pujaan hati? Bahkan untuk Nathan yang disebut sebagai manusia berdarah dingin itu pun tidak mau.
Disini Nathan telah menyadari, dia benar benar telah jatuh hati pada gadis cantik di depannya ini. Gadis yang memiliki senyuman manis, lembut namun dengan mata penuh percaya diri. Sosok Atha sangat mempesona, bahkan saat dia pertama kali melihat gadis itu, Nathan rasa dia sudah jatuh hati padanya. Namun karena suka atau cinta adalah perasaan yang asing untuknya, dia terlambat menyadarinya.
Atha tidak menjawab pertanyaan Nathan. Dia tersenyum dan memeluk Nathan, "see you" ucapnya dan dia berbalik untuk pergi ke pesawat.
Namun sebelum itu, Nathan menarik Atha ke dalam pelukannya. Mencium bibir kecil gadis itu, dan mengatakan apa yang ingin dia katakan dengan berbisik tepat di telinga pujaan hatinya. Nathan rasa itu akan terlambat jika dia tidak mengatakannya sekarang. Tidak, bukannya akan terlambat, tapi Nathan berpikir dia tidak akan bisa menahannya dan akhirnya menjadi gila nantinya.
"I love you, gue mau lo jadi pacar gue. Gue akan tunggu lo balik. Dan saat itu, lo harus jawab perasaan gue" bisiknya pelan dan segera melepas pelukannya.
Nathan tersenyum pada Atha yang terlihat terkejut.
"Than.." Atha memanggil Nathan pelan. Dia menatap mata pemuda itu yang terlihat sendu. "gue nggak tau nasib gue kedepannya gimana. Tapi, kalo gue kembali hidup hidup ke sini, gue pasti akan jawab pernyataan lo itu"
"Lo janji?" Nathan bertanya. Dia harus memastikan ini.
Atha tersenyum dan mengangguk, "iya, gue janji"
Nathan memeluk Atha sekali lagi. "Gue akan tunggu"
Atha membalas pelukan pemuda itu. "Hm, see you"
Setelah keduanya puas dengan salam perpisahan, Atha seger pergi ke pesawat. Dalam hati gadis itu, dia sudah berjanji, jika dia kembali hidup hidup ke negara ini, dia pasti akan menerima Nathan sebagai kekasihnya. Atha sadar, dia sudah jatuh cinta pada pemuda itu. Sama seperti di kisah aslinya.
Atha tersenyum lembut, menatap daratan tempat dimana Nathan berpijak. "Cinta pandangan pertama tuh beneran ada ya"
"Gue pikir gue udah gila"
****
Seusai mengantar Atha di bandara, Nathan kembali ke apartemennya yang ternyata di sana sudah terdapat sahabatnya.
"Kalian ngapain disini?" Pertanyaan itu dikeluarkan Nathan begitu dia melihat keempat sahabatnya.
Juna yang sedang memakan kripik kentang itu menampilkan senyum tanpa rasa bersalah. "cuma main aja hehe"
Nathan hanya mengangguk sebagai tanggapan. Dia kemudian duduk di samping Yudha, yang sedang membaca sebuah buku. Pemuda itu menyadari ada yang aneh dari sikap Nathan hari ini. Di kepalanya sudah terlintas sebuah kemungkinan yang entah dari mana dia berasumsi bahwa kemungkinan itu benar adanya. Untuk memastikan dia bertanya langsung pada Nathan.
"Lo kenapa?" Tanya Yudha meletakkan buku itu di sampingnya.
Nathan melirik Yudha, dan tersenyum kecut. "Gue takut" jawabnya dengan suara bergetar.
Semua orang yang ada disana segera mengalihkan pandangannya pada Nathan yang baru saja mengatakan sesuatu yang belum pernah dia katakan sebelumnya. Juna berniat bertanya apakah itu candaan, tapi saat dia melihat raut wajah Nathan, pemuda itu segera mengurungnya niatnya. Semua orang yang ada di sana tau, ini adalah masalah yang cukup serius. Dan bukan waktunya untuk bercanda.
"Lo takut apa?" Yudha bertanya lagi. Dia merasa ini tidak akan mudah untuk mengatasi masalah Nathan.
Nathan menunduk, dahinya bertumpu pada kedua telapak tangannya. Lantas dia menceritakan apa yang dia takutkan pada keempat sahabatnya. Dan hal tersebut, benar benar berhasil membuat semuanya terkejut. Dan bukan hanya itu, mereka juga merasa sedih atas apa yang dialami Nathan.
Rasanya ditinggalkan orang terkasih dengan ketidakpastian apakah dia akan kembali atau tidaknya, sementara kita harus selalu menunggu kembalinya mereka, itu benar benar berat. Di antara mereka berlima, Juna, adalah yang paling memahami hal ini karena dia pernah mengalaminya sendiri. Dan dia tidak beruntung, karena orang terkasihnya tidak pernah kembali. Juna hanya bisa berharap, semoga nasib sahabatnya tidak seperti dirinya yang menunggu dengan sia sia.
"Tenang aja Than, kita berharap aja Atha bisa balik ke sini. Dia sembuh, dan akhirnya sama lo" ucap Juna menguatkan.
Leo mengangguk, "iya, lo tau kan Atha tuh kuat. Abangnya aja kek begitu, adeknya mungkin sama. Berdoa aja dia sehat"
"Kalo dia pergi ke luar negeri buat perawatan, pasti di sana dia udah ada persiapannya. Lo tenang aja, Atha pasti balik ke lo kok" Teo pun ikut menguatkan. Ini pertama kalinya dia melihat Nathan terlihat benar benar lemah, tidak berdaya. Seperti zombie.
Nathan hanya mengangguk samar. Dan Yudha yang ada di sampingnya hanya menepuk bahu pemuda itu, tanda bahwa dia sedang menguatkan Nathan. Mereka berharap agar penantian Nathan akan berakhir baik.
Namun, sepertinya Tuhan tidak mengizinkan hal itu. Karena 2 hari kemudian, berita tidak menyenangkan terdengar. Pesawat yang ditumpangi Atha jatuh karena adanya kerusakan mesin.
Saat mendengar berita tersebut, semua sahabat Nathan langsung mendatangi pemuda itu. Mereka khawatir, apa yang akan Nathan lakukan saat tahu jika cinta pertamanya meninggal karena kecelakaan, dengan tubuh yang belum ditemukan. Dan saat mereka sampai di apartemen pemuda itu, bertapa terkejutnya mereka saat melihat semua barang di sana sudah berantakan. Dan Nathan menangis sejadi jadinya.
****
Ini saya gak tau kok malah kayak sinetron gitu. Dramatis banget. Jadi maaf ya kalo kesannya malah lebay gitu. Ya saya cuma ngikut pikiran aja. Ada ide, tulis aja.
Btw ini end season 1. Untuk season 2 nya, insyaallah ada lah.
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN:)
Fiksi RemajaAthaya Azalea, cewek cantik yang katanya nyaris sempurna, walau sebenarnya nggak juga. Setelah membaca web novel yang tamat beberapa hari yang lalu, Atha tiba tiba bertransmigrasi menjadi seorang pemeran figuran yang akan mati di tangan antagonis. A...