Dipenghujung musim semi dengan udara yang cukup hangat, banyak siswa siswi menengah menghabiskan waktu senggangnya di taman sekolah. Begitupun dengan seorang gadis yang tengah menyandarkan punggungnya pada pohon yang menjulang tinggi dengan dahan yang membentang lebar, membuat siapapun yang berada dibawahnya tidak akan merasakan sinar matahari yang bersinar terang.
"Bagaimana kencanmu?" Tanya Ji ah membuka pembicaraan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang bersemayam dikedua telapak tangannya, saat seorang laki-laki itu bergabung dengannya.
"Seperti biasa, membosankan" ucap Ki Joon dengan gerutuan yang menjengkelkan, membuat gadis itu menatap laki-laki yang dengan santainya membaringkan kepalanya pada paha Ji ah.
"Wae?"
"Yah aku hanya bosan. Simple kan?" jawabnya ringan.
Mwo? Bosan? Gadis ini benar-benar tidak habis pikir apa isi dari kepala laki-laki ini, ia memutuskan dan menyakiti perasaan para gadis yang mengaguminya hanya dengan alasan bosan? Apakah ia perlu menjedutkan kepala laki-laki ini pada batu besar agar pikirannya bisa kembali waras?
Ji ah kemudian menunduk kepalanya mendekati kepala laki-laki dengan tampang tak berdosa menjadikan pahanya sebagai tumpuan. Gadis itu sudah sangat dekat, hingga ia bisa meneliti dengan jelas telinga yang kini berubah warna menjadi merah muda.
"Kau benar-benar brengsek" bisik gadis itu, benar-benar membuat bulu halus yang ada disekitar leher Ki Joon meremang sempurna.
"Yak berhenti berbisik kepadaku" ucap Ki Joon tak suka.
"Lagipula kau kan tahu aku cepat bosan. You know me so well, Lee" jawab Ki Joon sambil menyeringai. Namun sedetik kemudian seringaiannya hilang berganti dengan erangan dan sumpah serapah yang dengan manis terucap dari mulutnya.
"Brengsek! Sakit bodoh! Lee Ji ah berhenti mengigit telingaku idiot! Bodoh, bodoh"
Ki Joon mendorong Ji ah dengan keras, memisahkan telinganya dari gigitan Ji ah yang tiba-tiba. Namun Ji ah tidak menyerah, ia masih menempelkan gigi-giginya pada permukaan kulit telinga Ki Joon. Ji ah benar-benar mirip seperti anak anjing yang tidak mau kehilangan tulangnya.
"Akhh.."
"Bodoh, aku bilang lepaskan!" Teriak Ki Joon.
"OMO! Apa yang kalian lakukan? Apakah kalian benar-benar berkencan?" Teriakan seorang gadis berambut pendek mengalihkan kegiatan kedua orang itu. Ji ah dengan perlahan melepaskan gigitan pada telinga Ki Joon yang kini sudah berwarna merah padam.
"Kenapa kalian tidak menikah saja! Menyebalkan melihat kalian selalu bermesraan tetapi tidak memiliki hubungan" ucap laki-laki bersama gadis berambut pendek tadi.
Ki Joon merotasikan kedua matanya bosan. Kalimat itu lagi!
"Dengar baik-baik nona Jeon, aku Uhm Ki Joon tidak akan pernah menikahi wanita yang tadi mengigit telingaku. Aku bahkan tak yakin jika kami berdua benar-benar berhubungan, hubungan itu akan baik-baik saja!" Ucap Ki Joon yakin.
Ki Joon menarik tangan Ji ah kearah telinganya, meminta gadis itu untuk mengusap bekas merah yang tertinggal akibat ulah gigi gadis itu.
"Kau benar-benar merepotkan!" umpat Ji ah.
Ia menggeplak pelipis Ki Joon, membuat si empunya meringis. Namun sedetik kemudian jemarinya mengusap lembur bagian telinga Ki Joon yang memerah. Pemandangan itu justru membuat ketiga orang yang sedari tadi memandang mereka merengut. Bagaimana pun mereka sudah cukup lama bersahabat dengan keduanya. Uhm Ki Joon dan Lee Ji ah, dua orang yang menyatakan diri mereka bahwa keduanya adalah musuh. Sering beradu mulut menggunakan lidah tajam keduanya dan tak segan untuk saling memukul satu sama lain. Namun menggelikan, mereka berdua justru lebih pantas dikatakan sebagai sepasang kekasih jika melihat bagaimana intimnya mereka diberbagai kesempatan. Siapa yang akan percaya jika keduanya adalah musuh apabila Ki Joon selalu merangkul bahu kecil Ji ah tiap kali mereka berdua berjalan bersama? Berbagi minuman dengan satu sedotan yang sama? Makan menggunakan sendok yang sama? Berbisik satu sama lain dengan mesra? Bahkan menggunakan pakaian yang serasi diantara keduanya?
"Ah sudahlah, Lee ayo kita pulang" ucap Ki Joon menarik tangan Ji ah, mau tidak mau Ji ah mengikuti Ki Joon dari belakang. Kemudian Ki Joon menghentikan langkahnya, membuat Ji ah yang berada disampinnya pun ikut berhenti.
"Ah ya, hari ini aku dan Ji ah tak ikut berkumpul. Eommaku menyuruh kami untuk segera pulang"
"Annyeong" ucap Ji ah sambil melambaikan tangan yang bebas dari genggaman Ki Joon.
Jeon Mido menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya, lalu merangkul kedua sahabat laki-lakinya.
"Bagaimana kalau kita pergi ke game center saja? Kaja!"
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower (해바라기)
Random제자리걸음 너에게로 Aku berjalan di tempat ini, menuju dirimu 혼자 웃고 또 나 울고 있어요 이렇게 난 Aku tertawa sendiri dan menangis lagi, selalu saja begini 그늘 속 슬픈 해바라기 "Aku si sedih bunga matahari di balik bayangan" Song : Snsd - Sunflower