Ji ah membolak-balik bukunya frustasi. Sebentar lagi ujian akhir sekolah dan Ji ah akan menikmati masa-masa menjadi seorang murid baru di sekolah menengah atas. Namun entah mengapa mengerjakan PR saja Ji ah sudah kesulitan begini, apalagi saat ujian nanti. Ji Ah menatap sendu kearah jendela yang berhadapan persis dengan jendela kamar Ki Joon.
"Dia sudah pulang belum ya?" bisiknya pada diri sendiri. Sepulang sekolah Ki Joon dan keluarganya pergi entah kemana.
Ji ah sudah bosan harus berhadapan dengan angka-angka yang tidak dimengertinya. Kenapa kau harus menciptakan matriks dan logaritma ya Tuhan? keluhnya dalam hati, belum lagi dirinya tak focus dan pergi ke toilet saat Cha ssaem menjelaskan. Benar-benar kombinasi yang sempurna.
Akhir-akhir ini ia sering melihat Ki Joon dikelilingi gadis-gadis dan dia tidak suka itu. Ki Joon selalu bersikap santai menghadapi gadis-gadis tersebut. Sikap cuek Ki Joon justru membuat gadis-gadis itu semakin gemas dan gencar mendekatinya. Tidak jarang Ji ah mendengar siswi-siswi lain heboh membicarakan Ki Joon. 'Apanya yang menarik dari Ki Joon?' Ji ah selalu menanyakan hal itu kepada dirinya sendiri. Ia tahu Ki Joon tampan namun tentu saja ia tidak ingin mengakuinya. Bukankah Ji ah sudah begitu sejak dulu? Ji ah memegangi dadanya. Organ krusial di dalam sana berdetak begitu cepat. Hanya karna memikirkan Ki Joon? Sudah pasti Ji ah gila sekarang!
Ki Joon?
Uhm Ki Joon?
Yang benar saja! Lagi-lagi Ji ah sulit untuk jujur, bahkan pada dirinya sendiripun ia masih berkelit.
"Lebih baik aku mengerjakan PR ini daripada harus memikirkan Ki Joon!"
"Kau memikirkanku?" Ji ah hampir terjungkal dari kursinya saking terkejutnya dengan kehadiran Ki Joon yang datang tiba-tiba.
"Ya! Kau datang darimana?" ucap Ji ah sambil mengusap dadanya yang hampir saja meledak saking terkejutnya. Ki Joon mengangkat sebelah alisnya dan menunjuk kearah balkon.
"Aishh maksudku kenapa aku bisa tak sadar akan kehadiranmu?!" kata Ji ah lagi. Ki Joon menutup pintu yang menghubungkan balkon dengan kamar Ji ah.
"Karna kau sibuk memikirkanku, mungkin" bagai tersambar petir Ji ah mendengar kata-kata Ki Joon. Laki-laki itu mendengar dengan jelas kata-katanya barusan! Pabbo Ji ah! Rutuknya pada diri sendiri.
"Ada apa kau kemari?" tanya Ji ah mengalihkan pembicaraan.
"Mengantarkan kekasihmu" kata Ki Joon sambil meletakkan paper bag berlogo toko roti favoritnya.
"Aaahhh kekasihku, makanan!!" teriak Ji ah berlebihan sambil memeluk paper bag dalam dekapannya.
"Ahh.. Lee" Ji ah yang sedang sibuk memakan roti pun hanya bisa menatap Ki Joon tanpa menjawab.
"Kau.. baik-baik saja kan?" Ji ah mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.
"Dasar bodoh! Perutmu! Apa sudah tidak apa-apa?"
Ji ah tersedak roti yang belum sepenuhnya terkunyah dan langsung tertelan. Ki Joon dengan sigap berlari ke bawah untuk mengambil air minum. Ji ah meminum airnya dengan terburu-buru. Dadanya sudah benar-benar sesak karena tersedak. Pertanyaan Ki Joon barusan membuat pipinya kembali memerah.
Wae? Kenapa Ki Joon harus mengingatkan kejadian memalukan itu.
Malu!
Benar-benar malu!
Rasanya Ji ah ingin melesakkan kepalanya ke dasar bumi untuk menyembunyikan wajah merahnya. Ugh mau ditaruh dimana wajahnya ini, Tuhan!
TBC~
![](https://img.wattpad.com/cover/279334483-288-k536660.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower (해바라기)
Aléatoire제자리걸음 너에게로 Aku berjalan di tempat ini, menuju dirimu 혼자 웃고 또 나 울고 있어요 이렇게 난 Aku tertawa sendiri dan menangis lagi, selalu saja begini 그늘 속 슬픈 해바라기 "Aku si sedih bunga matahari di balik bayangan" Song : Snsd - Sunflower