11°

13.4K 988 16
                                    

Heiii balik lagi di ceritaku heheh...
Masih setia baca ceritaku kan?

Mohon dimaafkan, agak telat update soalnya sibuk banget😣🙏🏻

Enjoy the story, and sorry for typos and badword























Keesokan harinya...

Kemarin adalah malam yang sangat aneh bagi Haechan dan Jaemin. Sampai sekarang mereka masih memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab di otak mereka.

"Hei boys, udah bangun? Sarapan dulu yukk.." panggil bibi Rose.

Haechan dan Jaemin yang dipanggil segera pergi ke ruang makan, yang terletak tidak jauh dari kamar mereka.

"Duduk dulu sini, abis sarapan kalian mandi ya.. Mungkin.. Nanti tuan besar dan ke empat anak nakalnya itu akan datang kesini lagi" ujar Rose saat Haechan dan Jaemin sampai di meja makan.

Haechan dan Jaemin duduk dikursi yang disediakan bibi Rose. Mereka dengan segera menyantap sarapan yang telah di siapkan bibi Rose.

"Umm... Nyonya?" panggil Jaemin.

Rose tersenyum, "Panggil bibi saja"

Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Hehe, maaf bi.."

"Ada apa?" tanya Rose.

"Mohon maaf kalau lancang, tapi.. Dari kemarin malam banyak pertanyaan di otakku bi.. Tentang siapa bibi? Mengapa mau membantu kita? Siapa tuan besar dan pria yang membeli kami itu? Mengapa kami dibawa kemari? Apa bibi tinggal sendiri? Mengapa kami ingin diberikan kepada tuan muda jung?" tanya Jaemin bertubi-tubi, sudah seperti rap.

Haechan kaget mendengar pertanyaan Jaemin, sedangkan Rose hanya tersenyum menanggapinya.

"Kau sama sekali tidak mirip dengan ayahmu.." ucap Rose.

"Bibi kenal ayahku?!" tanya Jaemin kaget.

Rose mengangguk, "Ya bibi kenal.. Tapi sepertinya kau tidak perlu bertemu dengan nya.."

"Bagaimana bibi tau ayah Jaemin?" kini Haechan bertanya.

"Ibu lisa yang bercerita kepada bibi"

"Bibi juga kenal ibu lisa?!" kini Haechan dan Jaemin semakin bingung.

Rose tersenyum sebentar sembari memperhatikan wajah Jaemin dan Haechan.

'Aku tidak melihat kai dalam diri mereka, mungkin memang mereka lebih mirip seperti ibunya' -batin Rose.

"Sebelumnya, aku tidak bisa menjawab semua pertanyaan kalian tapi sebisa mungkin aku akan menjelaskanya pada kalian" ujar Rose dan diberi anggukan oleh Haechan dan Jaemin.

"Pertama, aku memang mengenal ibu lisa, ibu lisa adalah sahabatku.. Dan dia sering bercerita tentang kalian saat kami bertemu, namun aku sudah jarang melihatnya lagi sekarang.. Itu karena aku sibuk bekerja dengan tuan besar. Tuan besar itu adalah ayah dari pria yang membeli kalian, dia pria yang baik hanya saja dia suka bermain wanita, itu sebabnya dia memiliki banyak anak dari istri yang berbeda. Aku memang tinggal sendiri, ini rumah yang kubeli dengan uangku sendiri.. Aku membawa kalian kemari itu karena aku sudah diizinkan oleh tuan besar, dan untuk alasan mengapa aku bilang kalian aman dengan tuan muda jung akan terjawab nanti setelah tuan besar datang" jelas Rose panjang lebar.

Haechan dan Jaemin mengangguk, sedikit faham.. Tapi apa yang di jelaskan bibi Rose barusan malah mambuat mereka semakin pusing.

Haechan memilih untuk tak ambil pusing, ia segera membereskan makanan miliknya, Jaemin dan juga bibi Rose. Setelah itu ia mengajak Jaemin untuk segera mandi.

"Ayo Jaem"







Skipp setelah selesai mandi

Benar apa yang dikatakan bibi Rose. Rumah Rose kini ramai dengan empat pemuda yang sedang beradu mulut. Berebut Haechan dan Jaemin.

"Bisa kah kalian diam dulu." ujar seorang yang sudah lumayan berumur, sepertinya itu tuan besar.

"Ayah tidak bisa begini, aku membelinya, tapi mengapa dia yang dapat?!" celoteh salah satu pria di dekat tuan besar.

"Apa-apaan kau membeli dengan uang ayah bodoh" bentak yang satu lagi.

"Tapi kau tidak ada hak, beli lah sendiri milikmu, uang ayah kan ada banyak dasar manja"

"Kalian bisa diam tidak?!" bentak tuan besar.

Setelah satu kali bentakan semua terdiam. Setelah keadaan mulai tenang sang tuan besar menyuruh ke empat putranya untuk duduk menunggu di luar, sedangkan sang tuan besar di antar bibi rose untuk menemui Haechan dan Jaemin.

Cklek*

Pintu terbuka, terlihat bibi Rose datang dengan seorang pria yang cukup berumur disebelahnya.

"Tuan ini anaknya, dan kalian ini tuan besar" jelas Rose tenang.

Haechan dan Jaemin menundukkan badanya sebagai tanda hormat.

"Rose, apa alasan mu mengusulkan mereka sebagai hadiah balapan? Kau sudah tau kan apa yang terjadi?" tanya sang tuan besar.

"Iya, aku sudah memikirkan kemungkianan-kemungkinan yang terjadi tuan, setidaknya mereka akan aman berada dalam pengawasan tuan jung" jelas Rose.

"Kau yakin? Bagamana jika jung sibling itu menolak?" tanya tuan besar lagi.

"Setidaknya mereka antara bersama Han, atau Changbin.. Jika bersama Han itu bagus sekali tuan, karena pacarnya memiliki banyak koneksi dengan keluarga jung, nakamoto, dan seo. Jika bersama changbin itu akan saya urus lagi nanti" jelas Rose panjang lebar.

"Kau sudah mengamati sejauh ini, aku tidak akan mengubah rencanamu, jalan kan sesuai yang kamu mau. Untuk anak-anak itu biarkan saja" ujar sang tuan besar itu.

"Baik tuan, terima kasih"

"Hei kalian" ujar tuan besar sembari menunjuk Haechan dan Jaemin. "Kuharap kalian tidak seperti si bedebah Kai itu.. Tirulah ibu kalian, dan berterima kasih lah pada kami nanti" ujar sang tuan besar sebelum berlalu pergi.

'Kai siapa lagi ya ampun.. Tirulah ibu kalian? Dia tau ibu kami? Argh pusing!'

"Kalian siap-siap ya.. Nanti malam kalian akan dijadikan sebagai hadiah lomba balapan" ujar Rose santai.

"HAH?! KOK GITU BI?!" ujar Haechan kaget.

"Ikuti saja, nanti kalian akan faham sendiri.. Oke?" ucap Rose lalu pergi meninggalkan Haechan dan Jaemin.

'Sebenarnya bibi Rose baik atau jahat sii ya tuhan...'






























Semoga suka sama cerita kali ini, maaf kalau alurnya rumit


Jangan berhenti baca ya, keep waiting for my next update😊

Thank you and next~

How I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang