21/30 "Ingatan"

2.1K 265 61
                                    

Tinggal 10 part lagi nih, kira kira di part berapa nih Al bakalan ketahuan selingkuh?
Pastinya tidak akan lama lagi



Kalau ada typo maklumin aja, ini baru selesai ngetik langsung up gak sempet ngerevisi

Andin terpaksa bangun dari tidurnya karena merasa perutnya seperti di aduk aduk dan juga seperti ada yang akan mengalir dari hidungnya. Dengan mata yang sembab, Andin pelan pelan beranjak dari kasur nya takut Al terbangun. Berlari kecil menuju kamar mandi yang memang sudah di sediakan dan di desain khusus oleh Al jika suatu saat ia berkeinginan untuk menikah bersama wanita pilihan nya dan wanita yang ia cintai.

"Kenapa ini mual banget sih, hoeek hoeeekk" Andin terus memuntahkan apa yang sedari tadi mengganjal di perutnya. Berkali kali ia mencoba, tapi hasilnya nihil. Hanya ada cairan bening yang keluar.

"Aku kenapa sih?"

Setelah dirasa sudah mendingan, Andin kembali ke kasur nya dan berbaring. Saat ini Andin belum bisa tidur. Entahlah, Andin pun bingung, ia merasa kan sebuah perasaan yang menurutnya aneh dan perasaan itu baru ia rasakan akhir akhir ini. Andin menatap Aldebaran, suami sah nya yang menikahi nya delapan bulan lalu, suami yang di udam idamkan semua orang tapi tidak untuknya, suami yang ia kira akan membimbing nya, suami yang ia kira akan menyayangi nya dan memperlakukan nya layaknya ratu malah memperlakukan sebaliknya. Seringkali Andin berpikir, apakah jika ia pikir Aldebaran akan sangat senang? Apa itu yang akan membuat Al bahagia?

"Apa aku bisa menemani kamu sampe kamu tua? Apa aku masih bisa bertahan untuk waktu panjang? Dan apakah aku masih punya banyak waktu untuk diperlakukan seperti ratu oleh kamu?"
"Apakah kamu akan siap jika aku pergi?"

Dengan tubuh yang bergetar karena menahan tangisnya, Andin tidur membelakangi Al, jangan sampai Al melihat nya menahan tangisnya.

Tak lama dari Andin tertidur tiba tiba Aldebaran terbangun. Sebuah mimpi berisikan janji nya ketika ia masih kecil kini terulang kembali. Dengan keadaan setengah sadar atau biasa orang menyebutnya sedang mengumpulkan nyawa, Al berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, dibentang nya sajadah lalu ia melaksanakan shalat malam.

Di malam yang sunyi, Aldebaran terisak pelan, ia merasa menjadi laki laki pengecut, ia laki laki yang tak dapat memegang kata katanya, padahal ia sudah berjanji.

Flashback on

Sore hari, biasanya anak anak setelah pulang sekolah pergi mengaji di masjid bersama teman temannya. Itu juga merupakan rutinitas Al bersama teman teman sekelasnya. Meskipun anak sultan, Aldebaran anak yang sederhana dan tak suka foya foya. Padahal mama Rossa sudah menawarkan Aldebaran untuk mengaji dirumah saja dan akan dipanggil kan guru ngaji lulusan Cairo, tetapi Aldebaran menolak dengan alasan jika bersama teman teman pasti akan kebih seru.

Setelah semua nya selesai mengaji, biasanya ustadz Fadli memberikan beberapa pengetahuan tentang agama dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.

"Jadi anak anak kita sebagai sesama manusia itu harus saling menyayangi dan saling tolong menolong. Gak boleh memandang orangnya, kalau ada orang susah ditolong. Dan kita wajib saling menyayangi ya, karena kalau kita saling membenci dan seandainya suatu saat kita membutuhkan bantuan orang lain terus kita gak punya temen yang bisa membantu kita gimana?" Mereka mengangguk.

"Pak, bagaimana hukumnya kalau seorang suami yang tidak menyayangi istrinya terus nyakitin istrinya juga?" Tanya salah satu murid, namanya Arkan, anak yang baru memasuki kelas 4 sd, sama seperti Aldebaran, anaknya memang seperti itu, mulutnya tidak pernah disaring, kebiasaan kalau berbicara ceplas ceplos. Dia merupakan teman sekelas Aldebaran, dia juga sangat dekat dengan Aldebaran. Selain itu kedua orang tua mereka juga sangat akrab membuat mama Rossa tak ragu jika Aldebaran ikut mengaji di masjid yang masih berada di lingkungan Pondok Pelita tersebut.

Andai Ft. Al & Andin [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang