15/30 "Fitnah"

2.4K 263 59
                                    

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam" ( H.R. Bukhari dan Muslim )


"Tetap diam, biarkan saja orang di sekitar mu menilai mu seperti apa karena yang penting bukanlah penilaian manusia, tetapi penilaian tuhan"

- Celotehan Author -

____________________________

Tess
"Mimisan lagi?" Batin Andin.

Darah kental mengalir tetes demi tetes dari hidung Andin. Kepalanya pusing. Andin menutup hidungnya agar Reyna tak melihat itu, tapi sayang Reyna ternyata sempat melihat hidung Andin yang mengeluarkan darah. Reyna panik dan berteriak histeris. Kiki dan Uya mendengar jelas teriakan Reyna datang menghampiri keduanya.

"Reyna sayang kamu kenapa?" Tanya Kiki ikut panik karena Reyna berteriak cukup kencang.
"Ini non Reyna kenapa? Non Reyna tenang dulu" Uya mencoba menenangkan Reyna.

"Saya titip Reyna, saya mau ke kamar mandi dulu" Andin berlari masuk ke rumah, Kiki yang sempat ingin bertanya keadaan Andin, memilih untuk menenangkan Reyna terlebih dahulu.

"Reyna kenapa sayang?"
"Tadi tiba tiba hidung mama berdarah, aku takut" Reyna memeluk Kiki erat. Kiki bingung apa yang harus ia lakukan. Tak lama dari itu, Kiki merasa pelukan Reyna melonggar, Kiki panik ternyata Reyna pingsan.

"Uya ini gimana ini?"
"Uya juga ga tau ayang Kiki, gimana kalau ayang Kiki samperin bu Andin biar non Reyna Uya telpon pak Yongki terus kita bawa non Reyna ke rumah sakit" Kiki mengangguk setuju. Uya segera menelepon Yongki dan sementara membawa Reyna ke ruang tamu untuk dibaringkan sedangkan Kiki berlarian kesana kesini mencari Andin.

"Mba Andin mba Andin"
Kiki berteriak sangat kencang mencari keberadaan Andin. Terlintas dipikirannya jika Andin berada di kamar mandi dan ternyata benar.

"Mba Andin gpp?" Teriak Kiki dari luar. Andin dengan cepat membersihkan sisa darah yang masih menempel di wajah sekitar hidungnya.

"Kenapa Ki? Reyna gimana?" Andin keluar dengan wajah yang masih sedikit terlihat pucat.
"Mba Andin gpp?" Tanya Kiki balik.
"Saya gpp, gimana Reyna?"

"Reyna pingsan mbak"
"Pingsan? Kok bisa"
"Kiki juga ga tau"
"Ya udah kita langsung bawa dia ke rumah sakit aja"

📍 Rumah Sakit Sejahtera
Andin sangat panik dan takut jika terjadi apa apa pada Reyna. Kenapa Reyna? Dirinya tak tahu dan tak mengerti. Bersama beberapa suster, Reyna dibawa dengan brankar menuju ruang pemeriksaan. Dibawa masuk kesana sedangkan Andin dan Kiki menunggu Reyna yang sedang di periksa. Tubuhnya bergetar, mulutnya tak henti henti mengucapkan doa agar sang putri tak apa apa.

"Ki, aku mau ke toilet dulu ya"
"Iya mba"

Andin meninggalkan Kiki dan ia pergi ke toilet. Tak memakan waktu lama, Andin keluar dari toilet. Mungkin lantai nya licin, Andin yang saat itu menggunakan sepatu high heels terjatuh, dan untungnya seorang pria menangkap Andin sehingga Andin tidak terjatuh ke lantai.

"Kamu ga kenapa kenapa?"

Cekrek

"Tinggal di edit" batin seseorang.



Tingg...
Aldebaran yang sedang bersama dengan Shella, kekasih 'haram' nya itu di kejutkan dengan adanya sebuah pesan.

Andai Ft. Al & Andin [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang