#14 - Madness

1K 122 8
                                    

"Good morning, sayang." Ujar Pluem sambil mengecup kening Chimon. Keduanya masih berpelukan dengan telanjang bulat di atas ranjang.

"Morning, abang." Balas Chimon masih mengantuk.

"Chimmy masih sakit?" Pluem menatap khawatir pada kekasihnya yang kini terbaring di tempat tidur. Dia tidak akan menutup mata akan kejadian semalam, dimana dirinya menggempur Chimon habis-habisan untuk pertama kalinya. Dalam hati Pluem, dia juga merasa bersalah.

Chimon hanya mengangguk pelan sambil mengucek matanya.

"Aku nggak apa-apa kok. Abang harus cepet berangkat, kan? Sana siap-siap, udah jam segini loh." Chimon menunjuk ke jam digital di atas nakas.

"Ya ampun! Chimmy, abang harus buru-buru, nih." Terkejut karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.10 sedangkan dia harus sampai kejaksaan pukul 07.55 untuk pengarahan magang.

Pluem bergegas ke kamar mandi dan selesai membasuh diri lima menit kemudian.

Dengan meminjam pakaian milik Chimon yang agak sedikit sempit di badannya, Pluem meraih tasnya dengan tergesa-gesa.

"Chimmy, abang pergi dulu ya." Dengan kecepatan kilat, Pluem segera berlari keluar kamar bahkan sebelum Chimon sempat bilang hati-hati.

Sepeninggal Pluem, Chimon memilih untuk memejamkan matanya kembali. Untung saja, hari ini dia tidak ada perkuliahan jadi bisa seharian istirahat dan memulihkan badannya yang terasa remuk ini.

Matahari sudah tinggi, Chimon terbangun dan melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 12.35, pantas saja dia terbangun dengan perut keroncongan.

Chimon mencoba bangun, tapi pinggul dan bagian belakangnya sangat sakit dan perih setengah mati, dia juga lemas karena belum makan apa-apa. Seminggu ini asisten rumah tangga juga ijin pulang kampung karena anaknya sakit, Chimon jadi bingung harus bagaimana.

Dengan tenaga yang ada, Chimon berusaha meraih ponsel di atas nakas. Dia akan menghubungi seseorang yang langsung terlintas di pikirannya, Nanon.
.
.
.
Nanon's POV

Karena hari ini nggak ada kuliah, gue rencananya mau push rank seharian di rumah. Tadi bangun jam 10.00 rumah udah sepi aja. Ayah, Papap, Abang, sama kembaran lagi sibuk semua, jadi gue sendirian di rumah.

Gue udah siapin pizza yang barusan dateng lewat delivery, terus sebotol besar sprite. Mantap lah, pokoknya!

Baru mau gue buka aplikasi game, ada chat masuk.

Chimon
Non, minta tolong dong.

Nanon
Apaan? Gue mau push rank.

Chimon
Badan gue sakit semua, nggak bisa bangun. Bawain makan sama obat nyeri dong. Gue sendirian di rumah.

Hah? Chimon sakit? Gue langsung panik ngambil kunci motor terus berangkat ke rumah Chimon. Bukan apa-apa, masalahnya dia jarang sekali sakit. Dari dulu gue temenan sama dia, kejadian dia sakit tuh bisa dihitung pakai jari di satu tangan.

Apa sih yang dia kerjain sampai sakit begini? Sampai nggak bisa bangun juga katanya? Hah, bikin khawatir aja!

Sampai di apotek, gue langsung beli obat pereda nyeri. Habis itu gue mampir beli bubur ayam, untung masih ada yang buka siang-siang gini. Gue nggak tau dia sakit apa, cuma biasanya orang sakit makan bubur, kan?

Sampai rumahnya, gue langsung masuk. Ck, nggak dikunci dan dia sendirian di rumah? Gimana kalau ada apa-apa coba? Dari dulu teledornya nggak pernah berubah!

Keeping Up with The Vihokratanas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang