#21 - Sunday Morning

1K 133 6
                                    

Matahari sudah memancarkan sinar UV nya di pagi ini. Kediaman Vihokratana mulai dihidupkan dengan suara alarm dari kamar utama, Tay dan New.

Pelan-pelan New menggeser tangan sang suami dari pinggangnya dan menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh putih telanjangnya, maklum semalam habis digempur. Karena ini hari minggu, New tidak ingin tergesa-gesa membangunkan Tay. Toh, sekarang baru pukul tujuh.

Meski pinggangnya masih sedikit sakit, New tidak melupakan kewajibannya sebagai bapak rumah tangga untuk menyiapkan sarapan bagi suami dan anak-anak.

Dikecupnya pelipis Tay sejenak dan kemudian dia berjalan menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka lalu berpakaian, kaus putih longgar dan boxer.

Saat keluar dari kamar dia berpapasan dengan Pluem yang sudah rapi dengan pakaian kasual.

"Loh, abang pagi-pagi mau kemana?" Tanyanya.

"Mau ke tempat Chimon, Pap. Udah janjian mau sarapan bareng soalnya." Pluem menjawab sambil meringis memperlihatkan barisan giginya yang rapi.

"Oh, lain kali Chimon suruh sarapan disini, Bang."

"Lah, kan Chimon udah sering makan disini, Pap."

"Ya beda dong, statusnya kan udah berubah. Sekarang dia pacar kamu." New menggoda anak sulungnya tersebut. Pluem hanya mampu tersipu.

"Iya, Pap lain kali ya. Abang pamit dulu ya." Pluem berpamitan dan dibalas New dengan anggukan singkat, sebelum Pluem berjalan cepat meninggalkan rumah.

New memilih memasak menu yang simple berhubung dia masih merasa pegal di beberapa bagian tubuhnya.

Cukup roti gandum, srambled egg, sosis, bacon dan sauted brocoli with garlic. Untuk Frank dia mengganti scrambled egg dengan sunny side up karena anaknya yang satu itu sangat pemilih dalam hal makanan.

"Pagi, Pap. Adek mau bacon nya yang kering ya gorengnya. " Nanon ternyata sudah bangun dan memeluk New dari belakang.

"Pagi, sayang. Iya, ini udah Papap bikin sesuai selera kamu." New berbalik mengecup pelan pipi si bungsu lalu kembali fokus ke masakannya.

Satu persatu keluarga Vihokratana mulai bangun dan berkumpul di meja makan.

"Abang mana, Hin?" Tanya Tay.

"Ngapelin Chimon, Mas. Tadi katanya mau sarapan bareng di luar." Jawab New sambil menata makanan di piring.

Tay hanya mengangguk sambil kemudian menyesap kopi panasnya.

"Pap, orange juice nya habis ya?" Tanya Frank sambil melongok ke dalam kulkas.

"Oh, iya ya? Yaudah, minum susu aja dulu, dek." Jawab New. Dia memang belum sempat belanja kemarin.

"Ih, Frank gak mau. Adanya susu vanila, aku maunya cokelat!" Rajuk si kembar satu.

"Minum apa yang ada aja ribet banget sih, lo. Atau mau gue ambilin air keran sekalian?" Ujar Nanon yang memang hobi mendebat kembarannya.

Frank tidak menjawab dan hanya bersungut-sungut sambil menghampiri meja makan dengan membawa segelas air dingin.

"Untung mood gue lagi bagus ya, jadi males gue berdebat sama lo!" Frank berkata sambil melahap roti gandumnya.

"Alah bilang aja lo takut kalah debat sama gue!" Nanon masih saja merespon ucapan Frank.

"Ck, udah ah, kalian pagi-pagi udah ribut aja kerjaannya. Capek ayah dengernya." Tay menghentikan keributan tidak berfaedah itu.

"Emang Frank lagi good mood kenapa, cerita dong sama Papap." Tanya New penasaran. Masalahnya sifat Frank yang tertutup membuatnya jarang menceritakan kehidupannya pada orangtuanya. Akhirnya New selalu mencoba menanyakan pada Frank.

Keeping Up with The Vihokratanas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang