#24 - Jealousy

1K 130 3
                                    

Saat makan malam, New menepati janjinya pada Nanon untuk bersikap biasa, dia tidak melakukan hal yang membuat suami atau anak-anak curiga.

Nanon merasa sangat bersyukur dikelilingi anggota keluarga yang sangat menyayanginya.

Setelah makan malam, Nanon kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Namun sebuah notifikasi di ponselnya mengalihkan atensinya.

*ps : abaikan jam :)

*ps : abaikan jam :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon tersenyum, mungkin memang benar bahwa ini saatnya untuk membuka hatinya lagi pada cinta yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanon tersenyum, mungkin memang benar bahwa ini saatnya untuk membuka hatinya lagi pada cinta yang baru.

Cinta tulus yang ditawarkan oleh Ohm Pawat mulai diterima oleh Nanon secara perlahan. Nanon memejamkan matanya dan berharap bahwa kali ini kisah cintanya berjalan baik.

Esok paginya.

"Nanon berangkat dulu ya, udah ditunggu Pawat di depan." Ucap si bungsu berpamitan pada New dan Tay.

"Kok nggak disuruh masuk dulu, dek?" Tanya Tay sambil menyesap kopinya.

"Nggak, yah. Keburu telat nanti." Balas sang anak.

"Ya udah sana, hati-hati ya dek!" Ujar New.

Nanon pun segera berlari keluar sambil membawa sebuah kotak bekal berisi sandwich gang sudah disiapkan oleh New.

"Pagi, Paw!" Nanon masuk ke mobil Ohm dan duduk di sebelahnya.

"Pagi, Non!" Ohm mengusak rambut Nanon singkat sebelum beralih ke kemudi.

Tanpa Ohm tahu, bukan hanya rambut Nanon yang jadi berantakan tapi detak jantungnya juga. Semburat merah muda di pipi Nanon nampaknya terlewat dari perhatian Ohm, sayang sekali.

"Udah sarapan, Paw?" Tanya Nanon.

"Belum, ntar lah di kantin kampus aja. Gampang." Sambil berucap, mata Pawat tak lepas dari jalanan.

"Nih aku bawa sandwich. Mau?" Tiba-tiba saja Nanon mengulurkan roti lapis berisi ham dan keju itu ke depan mulut Ohm.

Ohm pun reflek mengangguk dan menerima suapan Nanon. Lagi-lagi Nanon tersipu.

Keeping Up with The Vihokratanas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang