#15 - Hi, Love!

1K 123 12
                                    

Hari ini sangat cerah, kelewat cerah hingga membuat Frank kepanasan setengah mati di dalam kelas, mana AC kelas rusak. Peluh menetes dari keningnya yang berkerut, mencoba memahami penjelasan dosen di depan kelas.

"Baik, sebelum saya akhiri apakah ada yang mau ditanyakan?" Tanya dosen berkacamata dan berkumis tebal itu.

Karena seluruh kelas tidak ada yang bersuara, maka dosen tersebut memutuskan untuk mengakhiri perkuliahan dan keluar dari ruang kelas.

Frank dengan sigap merapikan buku-buku dan alat tulisnya yang berserakan di atas meja.

Frank berjalan santai keluar gedung fakultas, tapi dari jauh nampak seseorang yang dia kenal. Benar saja, Drake sudah menunggunya di depan gedung sambil berdiri menyandar pada kap mobilnya.

Dengan semangat, Frank segera menghampiri sang pujaan hati.

"Drake!" Frank berseru saat jarak antara mereka mulai terkikis.

"Hi, Love!" Jawab Drake yang membuat jantung Frank berdebar kencang.

"Apaan sih, kamu. Malu aku." Frank tersipu sambil memukul pelan lengan kiri Drake.

"Lucu banget kamu. Gemes banget." Drake menyubit pipi Frank pelan.

"Kok kamu bisa disini?" Tanya Frank heran.

"Mau ajak kamu jalan, hehe. Yuk, masuk mobil. Panas banget nih!"

"Lah, mobil aku gimana terusan?"

"Udah kamu tinggal aja, besok aku jemput deh kuliahnya." Rayu Drake.

"Iya, deh. Terserah kamu. Yuk, jalan!"

Mereka pun memasuki mobil dan pergi dari wilayah kampus.

"Mau kemana?" Tanya Frank.

"Ke pameran. Jadi, senior aku ngadain pameran gitu di galerinya."

"Wah, udah lama nggak dateng ke pameran. Aku jadi excited!" Wajah Frank yang berbinar membuat Drake makin gemas hingga tidak dapat menahan diri untuk mengusak rambut Frank.

"Aku tahu kamu pasti suka, Frank."

Setibanya di galeri, mereka disambut seorang laki-laki tampan dengan tampilan rapi dan menawan.

"Hi, bro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hi, bro. What's up!" Drake melayangkan high five dengan seniornya yang bernama Captain itu.

"Hi, Drake. Sama siapa nih?" Tanya Captain sambil melirik Frank.

"Oh, ini Frank, Phi. My boyfriend." Frank tersipu mendengar Drake mengenalkan dia sebagai pacar pada seniornya.

"Whoa, baru balik ke Thai sebentar dah dapet gandengan aja lu!" Cibir Captain.

"Iya dong, Phi. Gue nggak mau kalah sama lu sama P'White haha. By the way, P'White mana?"

"Nggak tau juga gue tu anak kelayapan kemana, biarin aja lah. Lu juga masuk gih, sana. Have fun deh sama pacar lu. Gue duluan mau nyapa tamu lain. Bye!" Captain pun memisahkan diri sedangkan Drake menggandeng tangan Frank untuk menuntunnya ke dalam galeri.

Frank sangat takjub melihat lukisan-lukisan karya Captain  dan rekan-rekannya yang lain.

Beberapa ruangan telah mereka masuki, Frank sangat antusias kesana kemari dan cukup membuat Drake kewalahan.

Kemudian Frank dan Drake memasuki lorong yang cukup gelap, sepertinya lorong tersebut membawa mereka ke sebuah ruangan.

Di dinding lorong itu terdapat beberapa lukisan pada kanvas berukuran 20x20cm yang bergantung miring dan tak beraturan.

Di sekeliling lukisan-lukisan itu terdapat rangkaian benang kusut berwarna hitam, namun ada seutas pita berwarna perak diantara benang kusut itu yang menghubungkan satu lukisan dengan lainnya.

Frank memperhatikan lukisan di lorong, semuanya digambar hitam putih dengan cat akrilik. Sederhana namun sangat indah.

Lukisan bangunan tua, taman kota, hingga gambar sebuah ballroom lengkap dengan orang-orang yang sedang berpesta.

Hingga Frank tiba di ujung lorong, ada satu ruangan yang tidak terlalu besar, dengan satu lukisan besar yang tertutup kain beludru merah di tengah-tengah ruangan bernuansa biru itu.

Drake berjalan melewati Frank yang berdiri di depannya, menuju ke arah lukisan besar tersebut.

Drake menarik kain penutupnya dan menampakkan lukisan yang sangat indah. Seorang laki-laki yang senang tertawa dengan mata menyipit.

Frank sangat terkejut mendapati sosok dirinya dalam sebuah lukisan hitam putih yang begitu indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Frank sangat terkejut mendapati sosok dirinya dalam sebuah lukisan hitam putih yang begitu indah. Sampai akhirnya dia bisa berpikir bagaimana bisa ada lukisan dirinya di pameran ini?

Mata Frank beralih pada Drake yang sedang tersenyum dan membalas tatapan Frank dengan intens.

"I made this for you. I don't know hot to express my feelings. But you have to know that you're already on my mind from the day one."

Kata-kata Drake membuat Frank lari menghambur ke pelukan sang kekasih.

Mereka sama-sama diam, namun mereka tahu apa yang coba disampaikan oleh pasangannya. Perasaan itu, yang belum dapat mereka definisikan dengan pasti.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keeping Up with The Vihokratanas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang