#23 - Depressed

1.1K 148 6
                                    

Dalam mobil di perjalanan pulang, Ohm dan Nanon hanya saling diam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Ohm mempertanyakan tindakan Nanon tadi, apakah itu artinya lampu hijau bagi usahanya mendekati Nanon?

Sedangkan Nanon larut dalam kebingungan atas tindakan spontan yang dia lakukan tadi. Kenapa bisa dia mencium Ohm Pawat? Karena merasa terprovokasi oleh Abang dan Chimon? Atau apa?

"Non, udah sampai." Ucapan Ohm membuyarkan lamunan Nanon yang bahkan tidak menyadari bahwa mobil Ohm sudah berhenti di depan kediaman Vihokratana.

"Oh, o-oke." Entah mengapa Nanon tergagap.

"So, see you?" Ohm menatap Nanon dengan penuh tanda tanya.

"Uhm. See you."

Dengan cepat, Nanon langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah meninggalkan Ohm yang masih menerka-nerka.

Kondisi rumah cukup sepi meski masih sore. Mungkin saja ayah dan papapnya sedang keluar rumah. Nanon pun langsung menuju ke kamarnya.

Begitu masuk ke kamar, Nanon menekan dadanya kuat-kuat.

Kelebat bayangan Chimon dan Pluem yang sedang berciuman memenuhi benaknya.

Lalu bayangan itu perlahan berganti menjadi sosok dirinya sendiri yang tengah mencium Ohm.

Entah mengapa dada Nanon merasa lebih sakit karena membayangkan ciuman dengan Ohm itu sebagai pelarian, hanya pelampiasan.

Nanon benci pada dirinya sendiri yang seakan memanfaatkan Ohm, orang yang dengan tulus menyayanginya.

"Lo jahat, Non. Lo jahat." Kembali Nanon memukul-mukul dadanya yang terasa makin sesak.

Akhirnya Nanon memutuskan untuk mandi supaya pikirannya jadi lebih tenang dan dingin.

Di bawah pancuran shower, Nanon memejamkan mata tanpa melakukan apapun, hanya diam terpaku. Tetesan air dari shower yang membasahi wajahnya menyarukan air mata yang juga mengalir tak kalah derasnya. Nanon kecewa terhadap dirinya sendiri.

Berada di kamar mandi cukup lama membuat Nanon menggigil. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dan berpakaian.

Tepat setelah selesai berpakaian, pintu kamar Nanon diketuk.

"Adek, ini Papap." Nanon pun berjalan untuk membukakan pintu.

"Iya, Pap. Ada apa?"

"Papap boleh masuk?" Tanya New.

Nanon mempersilakan New masuk dan duduk di atas ranjangnya.

"Kenapa, Pap?" Tanya Nanon penasaran.

"Non, Papap tadi nemu ini." New mengeluarkan sesuatu dari kantongnya yang membuat Nanon terkejut, karena hal yang selama ini dia sembunyikan akhirnya diketahui oleh orangtuanya.

Flashback On

New berjalan menaiki tangga menuju ke kamar anak-anaknya untuk menaruh baju bersih ke dalam lemari. Kamar terakhir adalah kamar Nanon.

Seperti biasa, New menaruh dan menata pakaian Nanon dengan rapi dan telaten. Dia tersenyum menatap foto-foto yang tertempel di bagian dalam lemari Nanon.

Ada foto-foto mereka waktu liburan, foto waktu Nanon menenangkan lomba futsal di SMP, foto Nanon bersama Chimon, dan foto-foto lain yang membuat New sadar bahwa si bungsu sudah bukan anak kecil lagi.

Nanon selalu menunjukkan tawa bahagia pada foto-foto itu. Senyumnya yang manis ditambah lesung pipi yang menawan memang membuat Nanon terlihat sangat tampan.

Keeping Up with The Vihokratanas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang