Ada dua nama spesifik yang bertolak belakang seperti kutub magnet. Dua nama yang sangat familiar di lingkungan belajar mereka. Namanya Mingyu dan Wonwoo, dua pria yang sifatnya sangat bertolak belakang. Jika normal pria lebih pendiam dan tak terlalu suka bercakap, berbeda dengan dua nama ini.
Satu diantaranya memiliki sifat sedingin es, dan satu lainnya memiliki sifat sombong.
Pria sedingin es itu bernama Mingyu, si jangkung dengan segudang prestasi akademik maupun non-akademik. Kebanggaan sekolah serta idaman para siswa. Siapa yang tidak tertarik? Mingyu memiliki paras tampan serta otak cemerlang. Dua hal tersebut sudah cukup membuat banyak orang terpikat.Berbeda dengan Wonwoo, si badung yang sangat sombong. Ia suka bertindak semena-mena dan menggunakan kekayaan orang tuanya untuk menyelesaikan masalah. Wonwoo sering kali terlibat debat dingin dengan beberapa siswa lain, tapi Wonwoo yang kurang ajar malah menggunakan kekuasaan untuk mengalahkan mereka semua. Hidup Wonwoo di sekolah sangatlah tentram, karena tak ada yang berani mengganggu; kekuasaan berbicara.
"Lihatlah, Wonwoo berulah lagi." Ucap salah satu pria yang memergoki Wonwoo sedang menyudutkan salah satu siswa kelas.
"Bukannya selalu seperti itu?" Jawab teman sebangku sembari menggelengkan kepala mahfum. Bagaimana tidak, hampir setiap hari Wonwoo selalu mencari masalah.
"Untung Mingyu orangnya baik."
"Benar, Mingyu tidak mungkin badung seperti Wonwoo." Mingyu yang mendengar celotehan dua sahabat karibnya hanya bisa menghela nafas berat. Sudah berapa kali Seungkwan dan Chan membanding-bandingkan dirinya dengan preman sekolah itu. Tentu sangat jauh.
"Kalau sampai Wonwoo berani mengganggu Mingyu, akan ku patahkan lehernya."
"Memangnya kau berani?" Tanya Mingyu ke arah Seungkwan.
"Aku berani selama ada kau di belakangku, kalau tidak sepertinya aku akan lari. Kucing nakal itu pasti akan berbuat apa saja untuk mengalahkanku." Benar. Wonwoo selalu seperti itu.
"Sudah, tak perlu memedulikan anak nakal itu, sekarang cepat kerjakan tugas Pak Kim." Kini Seungkwan yang menghela nafas berat, berteman dengan pria yang selalu mendapat peringkat satu berturut-turut membuatnya mau tak mau harus mengikuti kerajinan sang sahabat.
"Mingyu kita memang paling pintar."
—
Waktu istirahat adalah waktu yang paling ditunggu, begitu pula dengan Seungkwan dan Chan yang sudah mengarak Mingyu untuk menuju kantin—Mingyu selalu melewatkan jam makan siang hanya untuk berdiam diri di kelas—untuk mengisi perut. Beruntung sekali Mingyu mempunyai dua sahabat seperti Seungkwan dan Chan, mereka berdua sungguh perhatian terhadap Mingyu.
"Bibi, hari ini menunya apa?" Ucap Seungkwan dengan menenteng nampannya.
"Menu yang sama di hari rabu."
"Oh, berarti kita mendapat sup jamur?" Seungkwan mengangguk menjawab pertanyaan Chan, kemudian mereka bertiga antre untuk mendapat jatah makanan.
Belum sempat memindahkan kaki, tiba-tiba seseorang menerobos antrean dan sempat menyenggol Seungkwan dengan keras.
"KAU TIDAK BISA ANtri ya—" Teriakan itu berakhir lirih saat tahu ternyata Wonwoo lah yang menyerobot antrean.
"Kenapa?" Tanya Wonwoo dengan nada sinis. Seungkwan yang melihat itu hanya bisa mendumal dalam hati—kalau saja ia berani mungkin Seungkwan akan mencakar wajah sombong itu.
"Sudahlah, daripada kita kena masalah." Bisik Chan menenangkan Seungkwan yang hendak menjawab pertanyaan Wonwoo.
Namun hal tak terduga tiba-tiba terjadi. Mingyu yang pendiam dan tak terlalu peduli dengan hal sekitar, sekonyong-konyong menarik lengan Wonwoo mundur dan keluar antrean.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School - Love On [Meanie]
FanfictionTumbuh besar dalam kekuasaan tak menjamin hidup yang tentram. Wonwoo yang merupakan siswa paling nakal di sekolah harus menerima karma atas perbuatannya selama ini. Di tengah kekacauan yang terjadi, ia menemukan arti hidup dan merasa layak untuk tet...