Hari ini terhitung tiga kali Wonwoo absen dalam kegiatan pembelajaraan di sekolah. Niat awal Mingyu yang ingin menghampiri selalu ia urungkan karena percaya pemuda itu akan menampakkan batang hidungnya di sekolahan. Namun nihil, prediksi Mingyu salah besar, ini sudah terhitung tiga hari dan Wonwoo tak datang.
"Jadi bagaimana?" Tanya Chan yang saat ini duduk di sebrang Mingyu—mereka berada di kantin.
"Entalah." Chan menghela nafas berat. Kalau saja ia tahu alamat rumah Wonwoo yang sekarang, mungkin tanpa berpikir panjang ia akan berangkat. Namun Mingyu selalu menghalangi dan tak memperbolehkannya untuk menjemput Wonwoo seorang diri.
"Kalau begitu aku saja yang berangkat, beri aku alamat." Balas Chan tegas.
"Tidak. Aku yang akan ke sana."
"Tapi kapan, Mingyu? Sampai Wonwoo dikeluarkan dari sekolah karena tidak masuk?" Mingyu kembali berpikir, di satu sisi apa yang diucapkan Chan ada benarnya, namun ia tetap tak bisa memaksakan diri untuk menjadi pahlawan kesiangan bagi Wonwoo—Mingyu tahu Wonwoo tak menyukai belas kasihan.
"Oke, lusa. Lusa aku akan ke rumah Wonwoo."
"Kenapa tidak sekarang?!" Protes Chan tidak terima.
"Ada banyak sekali tugas dan besok ada ujian. Aku tak mau mengganggu konsentrasiku." Alibinya. Kalau boleh jujur, Mingyu juga khawatir, hanya saja ia tak bisa seenaknya datang dan membujuk Wonwoo begitu saja. Karena Mingyu paham betul Wonwoo pasti punya alasan dibalik ketidakhadirannya di sekolah.
"Dasar anak pintar." Keluh Chan mendumal. Tak lama berselang, Seungkwan datang dengan dua minuman yang di tangan.
"Terima kasih, Seungkwan." Ucap Chan sembari merebut minuman yang dibawa oleh Seungkwan. Namun Seungkwan buru-buru mengambil kembali dan menaruh minuman itu di depan hadapan Mingyu.
"Ini untuk Mingyu ku, kau dengar?" Chan mendengus kesal dan menghilang dari hadapan kedua sahabatnya. Kini tinggal Seungkwan dan Mingyu yang ada di ruangan. Dengan kesempatan ini Seungkwan berusaha mendekati Mingyu dan kembali bergelayut manja—seperti biasa—pada si jangkung.
"Aku dengar kita akan ke Villa keluarga Hong untuk study tour nanti." Ucap Seungkwan membuka percakapan. Namun sepertinya percakapan itu tak cukup menarik untuk mendapat perhatian Mingyu. Pemuda itu hanya berdeham dengan percakapan yang dilontarkan.
"Kita harus satu bus! Lalu satu kamar. Aku dengar setiap kamar hanya boleh diisi dengan 2 siswa. Itu artinya kita akan menjadi roomate, Mingyu!"
"Terserah kau saja." Seungkwan semakin senang kala mendengar jawaban Mingyu—sebenarnya tak cukup peduli dengan hal itu—yang setuju dengan ajakannya.
"Aku tau kita tidak akan pernah bisa terpisah." Mingyu hanya mengangguk pasrah dan kembali fokus pada lembaran yang ada di hadapannya.
Kalau boleh jujur, pikiran Mingyu begitu berkecamuk sekarang. Di satu sisi ia ingin segera mengunjungi Wonwoo, namun di satu sisi ia juga ingin fokus pada ujian yang akan dilaksanakan besok. Pemuda kurus itu sedikit banyak merebut atensi yang berujung memusingkan hati.
—
Setelah masa percobaan yang singkat, Wonwoo benar-benar diterima di Pub sebagai pengantar minuman di meja VIP. Pemilik Pub tentu tak menyia-nyiakan kemampuan Wonwoo yang pintar berbahasa asing dan memiliki paras cukup memikat.
Dengan adanya Wonwoo juga, omset harian kini mendadak naik pesat—Wonwoo hanya bertugas mengantarkan minuman, tidak lebih—padahal Wonwoo bukanlah host Pub tersebut.
Namun Wonwoo harus merelakan waktu belajarnya untuk bekerja dan menafkahi diri sendiri. Wonwoo berulang kali meminta izin pada pemilik Pub untuk pulang lebih awal—dua belas tengah malam—karena keesokan harinya ia harus pergi sekolah, namun Wonwoo tak mendapat izin itu sampai dirinya telah melewati masa 7 hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/279708301-288-k797387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
High School - Love On [Meanie]
FanfictionTumbuh besar dalam kekuasaan tak menjamin hidup yang tentram. Wonwoo yang merupakan siswa paling nakal di sekolah harus menerima karma atas perbuatannya selama ini. Di tengah kekacauan yang terjadi, ia menemukan arti hidup dan merasa layak untuk tet...