High School - Love On [04]

1.9K 260 25
                                    

Esok pun tiba, hari di mana Wonwoo enggan membuka mata. Rasanya berat, semakin berat jika meneruskan kebohongan ini. Seperti ada batu yang setiap hari menekan di dada. Lambat laun pun hari yang ia takuti akan tiba, hari di mana semua pembalasan ia rasakan. Jika boleh jujur, Wonwoo belum siap. Di saat seperti ini ia mengingat kembali wajah-wajah yang pernah tersakiti oleh tangan dinginya.

Bagaimana jika mereka membalas dendam lebih dari apa yang Wonwoo lakukan sebelumnya? Pikiran buruk mengenai masa depan terus menerus menghantui dan menjadi momok menakutkan untuk menghadapi hari. Tapi sekarang tidak ada jalan untuk kembali, ia hanya bisa berhenti atau hadapi. Sungguh pilihan yang sulit.

Dengan langkah gontai dan sisa uang di pas-pas'an, ia melangkah malu menuju sekolahnya. Tak lupa dengan mendorong sepedah di sebelah kanan—ngomong-ngomong Wonwoo tak bisa mengendarainya—menuju parkiran. Di saat bersamaan ia melihat Mingyu yang baru saja memasuki area parkir dengan sepedah biru tuanya.

Dengan cepat Wonwoo mendorong sepedahnya menuju tempat di mana Mingyu parkir.

"Kita masuk bersama!" Ucapnya sedikit tergesa-gesa saat mengetahui Mingyu telah meninggalkannya lebih dulu.

"Mingyu!" Wonwoo berlari kecil menyusul langkah lebar pria jangkung itu; beruntung Wonwoo mempunyai kaki panjang sehingga bisa menyusul dengan cepat.

Masuknya mereka berdua tak luput dari pandangan heran dan mata haus bincangan dari para siswa. Meskipun sekolah tempat mereka menimba ilmu adalah sekolah khusus pria, namun tak menutup kemungkinan mulut besar ada diantaranya.

"Kau lihat, mereka sungguh berkencan!"

"Tidak mungkin, Mingyu memiliki standar yang tinggi. Kalau untuk Wonwoo...., aku pikir dia terlalu rendah untuk jadi standar Mingyu."

"Wonwoo tidak pantas mendapat Mingyu."

"Sepertinya Wonwoo memainkan uangnya untuk mendapat siswa paling pintar di sekolah ini."

Dan berbagai macam kalimat yang lain. Wonwoo mendengar itu semua, ia mendengar dengan jelas. Lantas dengan berani Wonwoo menyelipkan tangan untuk bertaut di lengan Mingyu. Dengan wajah dingin yang terkenal sombong seantero sekolah, ia berjalan seolah tak ada masalah ataupun beban yang menghinggap di pundak.

"Mingyu!" Itu suara Seungkwan dari dalam kelas setelah melihat Mingyu memasuki ruangan bersama Wonwoo. Ada rasa tak terima saat Wonwoo menggandeng Mingyu seenaknya.

"Jangan bilang kau berangkat dengan anak itu?!" Sergap Seungkwan langsung.

"Aku bertemu di parkiran."

"Wah, tapi kalian cukup serasi." Celetuk Chan yang kemudian mendapat lemparan buku tulis dari Seungkwan.

"Tidak! Mereka sangat tidak serasi!" Chan hanya bisa menirukan gaya Seungkwan—bermaksud mengejek—sembari mengembalikan buku yang telah dilempar.

"Aku peringatkan kau Lee Chan untuk tidak menyebut kata serasi pada Mingyu dan Wonwoo."

"Baik-baik, Baginda." Chan memutar bola mata malas melihat tingkah posesif temannya itu. Ini bukan kali pertama Seungkwan bersikap posesif kepada Mingyu, mungkin sudah berlangsung dua tahun semenjak mereka bertiga menjadi sahabat. Dan yang Chan herankan adalah Mingyu tak pernah keberatan dengan tingkah Seungkwan yang berisik seperti itu.

"Mingyu saja tidak protes—"

"Apa kau bilang!"

"Ampun-ampun!" Chan menaikkan kedua tangan menghalau Seungkwan yang sudah bersiap untuk memukul.

"Ngomong-ngomong Wonwoo sedikit pendiam akhir-akhir ini. Bahkan aku tidak pernah melihatnya menyiksa murid lagi. Apa karena sudah bersama Mingyu dia menjaga image?" Chan berusaha mengganti topik pembicaraan.

High School - Love On [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang