High School - Love On [15]

2.3K 263 17
                                    

Perkarangan penuh bunga warna-warni tampak cantik dilihat dari segala sisi, belum lagi tangan handal (dalang) di balik itu semua.

"Minseo, kenapa Kakakmu belum juga menghubungi Ibu?" Tanya seorang wanita dengan gunting tanaman di tanganya.

"Entahlah Bu, aku jarang menghubungi Kakak." Wanita paruh baya itu tampak mengerutkan dahi pertanda bingung. Tak biasanya si anak pertama sampai menginap demi mengerjakan tugas, belum lagi anaknya belum menampakkan diri hingga melebihi jam makan siang.

"Apa Ibu harus menghubungi Kakakmu?"

"Hubungi saja kalau membuat Ibu tenang." Ucap si bungsu menenangkan. Tak lama berselang, bunyi pagar yang cukup ribut membuat Minah—Ibu Mingyu—bergegas ke depan; anaknya pulang.

"Astaga, Mingyu kenapa lama—" Sambutan itu terhenti kala melihat anak sulungnya membawa satu tas ransel besar di tangan kanan dan kiri, belum lagi ada seorang pria dengan jaket hitam menunduk lesu kala kedatangannya kemari.

"Selamat pagi, Bibi." Sapa Wonwoo sopan karena ini kedatangannya pertama kali. Minah menelisik penuh tanya ke arah Mingyu, namun anak itu hanya memasang ekspresi datar tanpa ingin memberi penjelasan.

"Oh, selamat pagi. Maaf, Mingyu tidak bilang kalau membawa temannya ke rumah." Wonwoo menggeleng pelan seolah tampak bersalah dengan pilihannya untuk tinggal di sini. Ia merasa sangsi berada di lingkungan hangat keluarga Mingyu; takut kedatangannya hanya membawa sial.

"Ibu, biarkan aku masuk terlebih dulu." Mingyu berucap datar lalu berlalu sembari menarik Wonwoo untuk menuju kamarnya yang berada di atas.

"Baiklah. Jangan lupa turun untuk sarapan, dan ajak temanmu." Mingyu menggangguk mengiyakan. Wonwoo berpamitan sopan kemudian mengekor ke belakang.

Saat sampai di ruang kamar itu, Wonwoo disambut dengan nuansa hangat dari ruang kamar Mingyu. Meskipun di dominasi dengan warna hitam, kamar ini tak terlalu menguarkan nuansa gelap. Mingyu cukup pandai untuk mengatur ruangannya.

"Kau bisa taruh semua pakaianmu di lemari itu." Wonwoo mengangguk pasrah. Ada perasaan aneh dan asing yang menjalar. Tentu saja, ini bukan dunianya bukan pula tempatnya.

"Kenapa diam?" Wonwoo kembali menggeleng dan menata barang bawaannya yang cukup banyak. Dalam diam Wonwoo kembali bertanya, pantaskah ia tinggal di sini atau cukupkah kebaikan Mingyu untuk dirinya. Wonwoo tak berhenti mengucap kata 'mengapa' dalam hati, hingga tak menyadari Mingyu telah pergi dari sana.

Mingyu sengaja keluar untuk memberi Wonwoo ruang sendiri. Ia juga bergegas turun untuk menjelaskan kepada sang Ibu.

"Ibu." Panggilnya pada wanita paruh baya yang kini sibuk dengan celemek dapurnya.

"Iya, Mingyu?"

"Tadi temanku, namanya Wonwoo." Ibu Mingyu menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah anak sulungnya.

"Ibu tidak pernah tahu kau berteman selain dengan Seungkwan dan Chan."

"Wonwoo akan tinggal di sini sampai kelulusan." Jujur saja Minah sangat terkejut mendengar hal itu. Beribu pertanyaan melayang begitu saja tanpa ada jawaban. Minah tahu bagaimana karakter anaknya—kaku dan tidak mau dibantah, sama seperti sang Ayah—dan membiarkan Mingyu untuk bercerita tanpa paksaan. Hanya saja Minah takut Mingyu membawa kabur anak orang tanpa izin.

"Sebenarnya Ibu penasaran. Apalagi temanmu akan tinggal cukup lama di sini. Tapi jangan lupa beritahu Ibu kalau kau sudah siap."

"Orang tuanya tidak ada dan dia tinggal sendiri." Lain dari dugaan, ternyata Mingyu memberitahunya lebih awal. Pernyataan Mingyu membuat Minah tertarik. Buru-buru ia mematikan kompor dan melepas celemek lalu menarik Mingyu untuk duduk di ruang tengah.

High School - Love On [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang