High School - Love On [11]

2K 270 23
                                    

Wonwoo saat ini dirawat di rumah sakit. Cedera yang dialami membuatnya harus melakukan CT-Scan untuk mengantisipasi kerusakan yang parah. Beruntungnya punggung Wonwoo cukup kuat untuk menahan pukulan Jun yang bertubi-tubi. Ia hanya mendapatkan luka memar—tak sampai retak—namun ia harus tetap berada di Rumah Sakit sampai dokter mengizinkannya pulang.

Dan sekarang Wonwoo terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit.

"Kenapa kau menolongnya?" Itu suara Seungkwan. Pemuda itu dengan berat hati harus datang kemari untuk menemani Mingyu.

"Punggungnya cedera. Aku tak sejahat itu membiarkan dia tanpa memberi pertolongan." Balas Mingyu tenang. Saat ini ia terduduk di sofa jauh dari ranjang.

"Aku tahu kau orang baik. Tapi tidak seharusnya kau berbaik hati kepada anak badung itu." Kali ini Mingyu tak menjawab. Matanya menatap penuh tanya, bagaimana bisa Wonwoo mendapat luka sebegitu banyak. Bahkan Dokter bilang terjadi benturan keras di area punggung yang membuatnya tak berdaya seperti ini.

Mingyu tak mau terlibat jauh tentunya, namun jika hal ini terus dibiarkan, Wonwoo bisa saja memilih mengakhiro hidup daripada harus tersiksa. Apalagi ini tahun terakhir di sekolah. Pasti banyak tekanan yang terjadi.

"Mingyu, kau pulang tidak?" Lamunannya terbuyar kala suara Seungkwan menggema. Sontak ia mengambil tas ransel yang ada di sofa lalu menyampirkan ke punggung.

"Ayo." Seungkwan menarik Mingyu yang sudah siap. Pemuda jangkung itu hanya bisa pasrah dan mengikuti ke mana Seungkwan membawa. Namun sebelum keluar, Mingyu menyempatkan melirik sekilas ke arah Wonwoo yang sepertinya terlelap.

"Aku akan kembali besok." Ucapnya tanpa suara; lidahnya kelu hanya untuk menyampaikan rasa peduli.

Sebenarnya Wonwoo tak tidur, ia hanya merasa sangsi saat Seungkwan datang dan terus menerus menyudutkan dirinya.

Benar apa yang Seungkwan ucapkan, ia hanya anak badung yang tak perlu belas kasihan. Kehadirannya selalu merepoti orang disekitar. Wonwoo kembali merutuki diri saat menjadi orang yang paling tidak berguna di muka bumi.

"Seharusnya Jun membunuhku saat itu...." Hanya kalimat-kalimat penyesalan dan rasa putus asa yang terucap. Ia merasa tak berguna di sini, apalagi setelah tahu Mingyu membayar semua pengobatannya. Memikirkan nominal saja Wonwoo sudah tak sanggup.

"Ah—aku bisa gila."

Keesokan harinya Mingyu menepati janji untuk datang kemari. Kebetulan sekolah pulang lebih awal sehingga Mingyu bisa menjenguk Wonwoo bersama Chan dan Seungkwan.

Sebelumnya Mingyu sudah melaporkan kepada pihak sekolah perihal pembulian yang dialami Wonwoo. Pada awalnya pihak sekolah tak mau mengusut lebih dalam karena mengingat dulunya Wonwoo juga pelaku pembulian.

Namun Mingyu meyakinkan pihak sekolah untuk mengusut demi keamaan lingkungan sekolah. Mingyu juga menyampaikan tentang Wonwoo yang berada di tahun terakhir sekolah dan memerlukan konsentrasi penuh untuk ujian, dan setelah itu pihak sekolah setuju dan akan segera memberitahu siapa dalang yang membuat Wonwoo sampai cedera.

"Wonwoo, bagaimana kabarmu?" Tanya Chan. Diantara mereka bertiga memang Chan yang terlihat lebih aktif dan sangat ingin dekat dengan Wonwoo, berbeda dengan Seungkwan yang selalu menampilkan wajah tak ramah setiap bertemu dengan Wonwoo.

"Baik. Terima kasih sudah menolongku." Chan mengangguk lalu mendudukkan dirinya di kursi sebelah ranjang. Sedangkan Mingyu berdiri di samping Chan.

"Kata Dokter besok kau sudah boleh pulang." Ucap Mingyu dengan nada datarnya. Wonwoo hanya bisa mengangguk dan berterima kasih dalam lirih. Ia kembali menunduk dan memikirkan berapa banyak ia harus mengganti uang Mingyu yang telah dikeluarkan.

High School - Love On [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang