Wonwoo tak dapat menolak ajakan Mingyu untuk segera bergegas menuju sekolah. Faktanya, pria itu sudah mempersiapkan semua kebutuhannya (dan juga Wonwoo) dalam study tour yang akan diadakan.
Wonwoo sejujurnya bisa saja menolak, hanya saja ia tak enak hati dengan Ibu Mingyu yang ikut memohon dirinya agar ikut bersama Mingyu. Dan ya, di sinilah ia sekarang—terduduk canggung di sebelah Chan.
"Eum, hai!" Sapa Chan ramah. Pada dasarnya Chan memang menyukai Wonwoo—entah rasa suka yang seperti apa—dan Chan selalu menunjukkan ketertarikan saat berbicara atau membicarakan Wonwoo. Buktinya ia berhasil membujuk Mingyu untuk tak duduk bersama Wonwoo.
"Hai." Wonwoo mengangguk sekilas dan kembali ke posisi semula. Ia sedikit was-was saat duduk di sana, karena beberapa murid yang ia tahu selalu melakukan perundungan berada satu bus bersama Wonwoo. Chan yang mengetahui itu berusaha menenangkan Wonwoo dengan mengajaknya berbicara mencairkan suasana. Beruntungnya juga Wonwoo duduk di bangku belakang—berdekatan dengan pintu keluar—jadi ia tak perlu setakut itu untuk mendapati tatapan tajam dari murid lain.
Saat Chan mulai berceloteh panjang lebar, Wonwoo hanya diam dan memperhatikan. Ia menilai Chan adalah anak yang baik dan periang. Itu cukup membuatnya nyaman.
Namun ada satu hal yang cukup membuatnya sedih. Kebetulan Mingyu dan Seungkwan duduk di kursi sebelah mereka dan dari pantulan kaca—serta ujung matanya—Wonwoo dapat melihat betapa senangnya Seungkwan menempel kepada Mingyu. Ia juga memperhatikan pemuda itu tampak menyandarkan kepala di bahu serta memeluk erat lengan Mingyu. Harusnya ia tak berhak untuk marah, hanya saja ia merasa sedih.
"Wonwoo?"
"Wonwoo?!" Panggilan Chan membuatnya sadar dan secara tak langsung Wonwoo beradu pandang dengan Mingyu.
Wonwoo sadar pengelihatannya tak sebaik itu meskipun hanya berjarak beberapa senti. Tapi Wonwoo juga sangat yakin bahwa Mingyu menyunggingkan senyum ke arahnya sebelum memutus kontak matanya.
Ada perasaan senang yang meliputi, seakan Mingyu juga menyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja.
—
Sesampainya di Villa, semua murid dikumpulkan di ruang depan untuk pembagian kamar. Di sini Wonwoo sudah merasa gelisah karena takut ia akan dipasangkan dengan murid yang tak ia kenal (terlebih dengan anak buat Jaeyoon).
Nama Seungkwan dan Chan sudah disebut dan mereka tak berada di dalam satu kamar yang sama—berbagi dengan murid lain. Wonwoo semakin gelisah, ia meremas tali ranselnya dan berharap ia satu kamar dengan Mingyu.
"Dua kamar terakhir, Mingyu dengan Kwangmin dan Wonwoo dengan Jaeyoon." Mata Wonwoo membulat sempurna, ini seperti study tour dengan tujuan nereka. Ia tak bisa membayangkan apa saja yang akan dilakukan Jaeyoon. Wonwoo terlalu takut.
Saat semua murid beranjak masing-masing ke ruangannya, Wonwoo dapat melihat seringaian dari wajah Jaeyoon saat menatap tajam ke arahnya.
Di saat semua berlalu lalang untuk menuju tempat istirahat, Wonwoo hanya bisa diam terbeku di tempat. Beruntungnya Mingyu langsung menarik Wonwoo keluar dari ruang depan.
Ternyata Mingyu mengajaknya untuk ke ruang guru Jang yang membagi ruang kamar mereka. Mingyu tahu Jaeyoon dan Wonwoo bukan kombinasi bagus untuk disatukan. Dan dengan kuasanya yang merupakan anak kesayangan guru di sekolah, Mingyu hendak mengajukan pertukaran Jaeyoon dengan dirinya.
"Permisi Pak Jang." Ucap Mingyu sopan sembari mengetuk pintu.
"Oh, Nak Mingyu, masuk." Mingyu menarik lengannya untuk ikut masuk dan kini ia berdiri tepat di depan Pak Jang yang nampak kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School - Love On [Meanie]
FanfictionTumbuh besar dalam kekuasaan tak menjamin hidup yang tentram. Wonwoo yang merupakan siswa paling nakal di sekolah harus menerima karma atas perbuatannya selama ini. Di tengah kekacauan yang terjadi, ia menemukan arti hidup dan merasa layak untuk tet...