Setelah acara study tour, kini Mingyu dan Wonwoo kembali disibukkan dengan persiapan ujian kelulusan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga akhirnya telah sampai di titik akhir.
Mingyu terlihat santai dengan semua pelajaran yang ada—ia adalah anak pintar—dan itu tak terlalu membebaninya. Tetapi berbeda dengan Wonwoo, seperti ada rasa takut untuk menghadapi esok dan tak siap jika suatu hari ia terbangun tepat di hari ujian kelulusan.
Minah terlihat paling antusias untuk menyiapkan segala sesuatu. Bahkan ia menyuruh Wonwoo untuk selalu belajar bersama Mingyu agar keduanya bisa meraih peringkat terbaik.
Permintaan Minah cukup membebani otak Wonwoo yang kapasitasnya tak seperti milik Mingyu. Seperti saat ini, ia hanya terdiam di meja belajar sembari berkutat dengan soal nomor dua sejak satu jam yang lalu.
"Aku sangat bodoh." Gumamnya yang tak berhenti menghitung bagaimana angka-angka ini menemukan jawaban sendiri. Satu halaman penuh sudah Wonwoo isi dengan berbagai macam cara tapi tetap tidak menemukan jawaban. Akhirnya ia menyerah dan menundukkan kepala tepat di atas bukunya; berharap materi itu menyerap ke otak.
Mingyu tersenyum simpul di atas ranjang melihat tingkah laku Wonwoo. Pemuda itu benar-benar berusaha hingga mencapai batas maksimal kemapuan menjawab. Tak ada niatan membantu, karena Mingyu ingin Wonwoo sendiri yang memintanya, jadi ia tetap teguh pendirian untuk belajar sendiri di ranjangnya.
"Kenapa susah sekali?!" Gumam Wonwoo yang bisa didengar Mingyu. Tak lama setelah Wonwoo mendumal, pintu kamar mereka terbuka dan menampilkan Minah yang membawakan camilan malam untuk menemani mereka belajar. Namun wanita paruh baya itu justru melihat pemandangan tak mengenakkan di depan mata.
"Astaga Mingyu, kenapa kau tidak membantu Wonwoo belajar? Lihat, apa ini?" Minah menunjuk tumpukan buku Mingyu yang ada di ranjang. "Ibu bahkan menyediakan dua kursi di samping Wonwoo. Kau harus belajar bersama denganya!" Minah terlihat sedikit kesal lalu menaruh nampan makanannya dan mengambil buku-buku Mingyu untuk di letakan di atas meja belajar.
"Maafkan Mingyu, ya Wonwoo. Anak itu memang sedikit keras kepala." Minah mencibir dengan nada yang nyaring, membuat Mingyu hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Ibunya. "Sekarang kau bisa belajar bersama Mingyu. Manfaatkan otak pintarnya." Wonwoo tersenyum—sedikit terhibur—dengan penuturan Minah. Ia mengangguk dan melirik sekilas ke arah Mingyu yang berjalan mendekat.
"Oh, lihat Mingyu, kau harus membantu Wonwoo. Dia masih di nomor dua." Ucap Minah memperhatikan buku Wonwoo—ada sedikit perasaan malu, tapi mau bagaimana lagi.
"Iya-iya, sekarang Ibu cepat keluar." Minah memincingkan mata saat Mingyu sudah terduduk di sebelah Wonwoo.
"Janji kau akan mengajari Wonwoo?" Mingyu mengangguk.
"Anak pintar." Balasnya sebelum kembali membawa nampan yang ia letakan di nakas depan dan menaruh beberapa camilan di samping meja belajar.
"Belajar yang pintar ya anak-anak. Jangan lupa makan juga, Ibu sudah menyiapkan camilan yang cocok untuk menemani kalian belajar." Ucap Minah dengan nada riang. Satu tangannya mengusap pelan surai Wonwoo dengan penuh sayang.
"Ibu permisi." Wonwoo mengangguk dan memberi senyuman sebelum Minah pergi. Dan saat pintu di tutup, atmosfer ruangan mereka kembali asing dan dingin.
Tak ada pembicaraan di awal. Mingyu hanya kembali membuka buku-bukunya dan belajar sendiri. Sedangkan Wonwoo masih bersusah payah menyelesaikan pertanyaan nomor dua.
"Mmm... Mingyu," Akhirnya Wonwoo memberanikan diri untuk meminta bantuan; meskipun ia canggung.
"Hm?"
"Apa kau bisa bantu ini?" Sembari menggeser buku dan memperlihatkan soal yang belum ia pecahkan.
"Itu soal simpangan baku data kelompok." Mingyu mulai mengambil kertas kosonh dan menulis contoh rumus yang harus Wonwoo gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School - Love On [Meanie]
FanfictionTumbuh besar dalam kekuasaan tak menjamin hidup yang tentram. Wonwoo yang merupakan siswa paling nakal di sekolah harus menerima karma atas perbuatannya selama ini. Di tengah kekacauan yang terjadi, ia menemukan arti hidup dan merasa layak untuk tet...