06. Cemburu?

199 25 1
                                    

Pukul 02.16 Siang.

Kamu baru saja memasuki area kantor, namun tiba-tiba kamu melihat seseorang yang kamu kenali sedang berdiri diluar.

”Wah, bapak saking kangennya sampai nungguin saya disini.”

Jungkook tersenyum miring, ”Yang nungguin kamu siapa? ge er.”

Plak!

Jungkook melotot begitu kamu memukul lengannya, ”Ngapain kamu mukul-mukul saya? udah telat, gak sopan pula.”

”Kan saya masih kuliah, Pak. Saya juga kuliah 'kan demi kebaikan anak-anak kita nanti, biar pinter kayak mamanya.”

Jungkook hanya memutar bola matanya malas. Tak lama, senyumnya mengembang begitu orang yang ia tunggu sudah datang.

”Lama banget sih lu!”

”Yah sorry, tadi macet. Ini berkas yang lo suruh.”

Kamu berbalik menatap lawan bicara Jungkook. Dia ... kamu sangat tidak asing dengan wajahnya. Dia mirip dengan pria yang kamu rindukan beberapa tahun belakangan ini.

”Banyak alesan lu!”

”Gue 'kan Lee Taeyong. Gue punya banyak kesibukan kali.”

Kamu sedari tadi hanya menatap sahabat dari Jungkook itu. Dia benar-benar mirip dengan mendiang kakakmu.

Taeyong melirik ke arahmu, lalu tersenyum ke arahmu, ”Ada apa yah?”

Matamu mulai berkaca-kaca begitu pria itu mengajakmu mengobrol. Bukan hanya wajah yang sangat mirip, tapi juga suaranya sama persis.

”Boleh peluk?”

”HAH?!” teriak Jungkook kaget.

Taeyong sedikit bingung dengan tingkahmu, namun akhirnya ia mengiyakan. Ia berjalan mendekatimu lalu mendekapmu pelan.

Kamu mulai terisak begitu dekapan itu perlahan menyalurkan rasa hangat, rasanya seperti kakakmu hidup kembali.

”Kamu mirip banget sama kakak aku yang udah meninggal.” bisikmu pelan ditengah pelukan kalian.

Taeyong menepuk pelan punggungmu, ”Anggap aja aku sebagai kakak kamu.” ujarnya membuatmu semakin tak bisa membendung air matamu.

Tak lama, Taeyong mengakhiri pelukan itu. Dia menghapus air matamu dengan ibu jarinya.

”Jangan nangis, nanti cantiknya hilang.”

Kamu mengangguk, lalu meraih lengan baju Taeyong dan menempelkannya dihidungmu.

HMPHHHH!!

”Iuuhh!!” ujar Jungkook jijik melihat kamu mengeluarkan ingusmu dilengan baju Taeyong.

”Maaf. Aku memang sering gini sama kakak aku.”

Taeyong hanya tersenyum, ”Gak apa-apa. Kamu ke toilet dulu gih, cuci muka biar seger lagi.”

Kamu mengangguk lalu berjalan meninggalkan keduanya.

”Lo udah gila yah? mau-maunya nurutin permintaan cewek yang baru pertama kali lo temuin. Mana tadi ... iuhhh! dia ngelap ingusnya di lengan baju lo.”

”Yah kapan lagi ada cewek cantik yang mau minta dipeluk sama gue, lagipula ingusnya orang cantik juga spesial kali.”

”Spesial matamu! Hisap tuh ingus.”

Taeyong menggeleng, ”Ogah, kalo bibirnya sih gue mau.”

Setelah mengatakan itu, Taeyong berjalan keluar dari kantor Jungkook, lagipula urusannya sudah selesai.

---

Cklek!

”Kebiasaan.” sindir Jungkook padamu karena lagi-lagi tak meminta izin masuk terlebih dahulu.

Kamu tersenyum lalu berjalan ke arah Jungkook dan duduk di kursi didepan Jungkook.

”Bapak ganteng kalo lagi marah.” ujarmu lalu menoel dagu Jungkook membuat Jungkook langsung menatapmu tajam.

”Mau saya potong jari-jari kamu?”

Kamu langsung menggenggam tanganmu yang barusan menoel Jungkook, ”Janganlah, Pak. Nanti kalau kita nikah, cincin nikahnya mau disangkutin dimana kalau jari saya dipotong?”

”Mimpi aja terus.”

”Saya lagi gak tidur, Pak. Jadi saya gak mungkin mimpi. Jodoh gak ada yang tau, Pak. Siapa tau nanti bapak cerai sama Hara, terus nikah sama saya, abis itu nanti kita berkeringat bersama diatas ranjang terus jadi deh bibit-bibit unggul yang unyu-unyu.”

PAAAKK!!

Jungkook memukul kepalamu dengan berkas-berkasnya, ”Kotor banget pikiran kamu!”

Kamu mengusap pelan kepalamu, ”Pak, saya serius loh. Kalau bikinnya sama saya, pasti bibitnya kualitas tinggi, paling unggul.”

Jungkook mengabaikanmu membuat kamu menghela napas pelan.

”Yaudah deh, kalau bapak gak mau, saya bikinnya sama temen bapak aja.”

”Taeyong?”

Kamu mengangguk, ”Minta nomernya dong.”

Jungkook menghela napas, ”Gak punya.”

”Masa sih gak punya? jelas-jelas tadi bapak kayak akrab gitu sama dia.”

”Tau ah! Kamu keluar gih, saya lagi gak mau diganggu setan cebol kayak kamu.”

Kamu menatap curiga ke arah Jungkook, ”Bapak cemburu yah?”

”Cemburu kenapa?”

”Yah karena saya deket sama Taeyong.”

Jungkook hanya memutar bola matanya malas, lalu kembali membaca berkas-berkasnya.

”Ciee bapak cemburu.” Jungkook hanya mengabaikanmu.

Kamu menoel-noel pipi Jungkook, ”Ciee cemburu.”

”Mau saya colok mata kamu?” ancam Jungkook.

Kamu segera beranjak dari tempat dudukmu, kamu berjalan mundur sambil terus menatap Jungkook dengan tatapan mengejek.

”Ciee ciee cemburu.” ejekmu lalu tertawa.

BUGHH!!

BRUKK!!

”Akhhh.”

Kamu terjatuh ke lantai begitu kamu berbalik dan malah menabrak tembok.

”Y/n?”

Jungkook segera menghampirimu, matanya langsung melotot begitu melihat ada darah yang keluar, ”Ya ampun, berdarah.”

”Sssstt.” Kamu menyentuh kepalamu yang sedikit mengeluarkan darah sambil terus meringis.

Namun tiba-tiba ringisanmu berubah menjadi senyum mengejek, ”Ciee bapak cemburu.”

Plak!

.
.
.
.
.
.
.

TBC

SUAMI DARI MUSUH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang