17. Usaha Kembali

174 21 1
                                    


Kamu menatap dirimu didepan cermin. Sedari tadi kamu masih berpikir antara berangkat ke kantor atau tidak.

Kamu kemudian tersenyum miring, “Gak ada kata nyerah dalam kamus hidup gue.”

Kamu mengambil tas kecilmu lalu beranjak keluar dari kamar.

“NOONA!!”

Kamu berbalik menatap ke arah Jay, “Napa lu anak curut?”

Jay berjalan ke arahmu, “Noona mau kemana? Noona udah gak apa-apa kan? Mau Jay peluk?”

“Gue mau ke kantor dan makasih atas pelukannya. Ketek lu bau comberan, gak suka gue dipeluk sama lu.”

Jay menye-menyekan bibirnya, “Semalam aja bilang 'Jay, jangan lepasin pelukannya, noona butuh pelukan hangat', heleh! gak tau terima kasih banget. Mana kemarin ape ngendus-ngedus ketek Jay, geli tau.”

“Bodo to the mat. bodoamat!”

---

Cklek!

“Selamat pagi, calon ayah dari anak-anakku.”

Jungkook memutar bola matanya malas. Kamu berjalan ke arah Jungkook, meraih tangan pria itu dan menciumnya.

Jungkook segera menarik tangannya, “Ngapain kamu?”

“Hehe, khilaf, Pak.”

Jungkook hanya berdecak sebal. Setelahnya kamu duduk di hadapan Jungkook.

“Ada perlu apa kamu ke ruangan saya?”

Kamu tersenyum, “Gak ada perlu apa-apa sih, Pak. Cuman mau memandang wajah suami saya di masa depan.”

“Gimana kalau kita main game, Pak?”

Jungkook mengerutkan keningnya, “Game?”

Kamu mengangguk, “Nama game-nya 'Hanya orang bodoh yang mempercayai ini'.”

“Jadi gini, Pak. Katanya kalau kita genggam tangan kita sendiri, terus tutup mata sambil hitung sampai 5, setelah itu kita buka genggaman kita bakal ada sebuah benda ditangan kita.”

Jungkook sedikit bingung, tapi akhirnya dia mulai mempraktekkannya. Dia menyatukan kedua tangannya, menutup matanya dan mulai menghitung.

“Satu ... dua ... tiga ... empat ... lima.”

Jungkook membuka matanya lalu membuka genggaman tangannya, “Gak ada apa-apa tuh.”

“Gelar doang sarjana, otak tetep g*blok.”

“APA?!”

“Nama game-nya aja 'Hanya orang bodoh yang mempercayai ini'.”

Jungkook membulatkan matanya, “JADI KAMU NGATAIN SAYA BODOH?!”

“KOK MALAH NYALAHIN GUE SIH, ANJ*NG!!”

Jungkook memicinkan matanya, “Bilang apa kamu barusan?”

“Maaf, Pak. Khilaf.”

Jungkook berdecak sebal, “Khilaf kok berkali-kali?”

“YA NAMANYA JUGA .... khilaf.” bentakmu yang berakhir dengan cicitan pelan.

“Khilaf palamu gepeng!”

Jungkook melirik jam tangannya lalu beranjak dari tempat duduknya setelahnya menarikmu pelan keluar dari kantor.

“Kita mau kemana, Pak.”

“Ikut aja.”

---

Kamu kini tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan. Sedari tadi kamu dan Jungkook tengah menatap ke arah Hara dan seorang pria yang tidak kamu kenali.

“Selera bapak kok gitu-gitu amat.”

“Diem bantet!”

Kamu menatap tajam ke arah Jungkook namun pria itu mengabaikannya.

“Itu kentang berjalan yang sama istri bapak itu siapa? bapak kenal?”

“Cowok itu ... dia ayah dari anak yang dikandung sama Hara. Saya denger pembicaraan mereka semalam, mereka janjian disini. Hara juga minta uang sama saya, dan saya tau Hara pake uang itu buat tutup mulut ke cowok itu soal kebenaran mengenai ayah dari bayi yangbad     kandungannya.”

“J-Jadi ... anak yang dikandung Hara itu ...”

“Bukan anak saya.”

Kamu menatap Jungkook, “Terus kenapa gak bapak samperin aja?”

“Buat apa?”

Ckrek.

Jungkook memotret Hara dan selingkuhannya itu. Jungkook kemudian tersenyum ke arahmu.

“Pulang, yuk. Saya rasa ini udah cukup buat dibawa ke pengadilan.”

“Bapak mau ngapain dipengadilan?”

“Saya mau salto disana.” ujarnya kesal.

Kamu mengerutkan keningmu bingung, “Ngapain jauh-jauh salto dipengadilan? bukannya pengadilan itu buat yang masalah hukum sama perceraian yah?”

“KALO UDAH TAU KENAPA NANYA? ISHH!! KU GETOK JUGA PALA MU PAKE LINGGIS!”

Jungkook kembali berbalik menatap Hara dari kejauhan, “Lagian saya heran, kok Hara mau sama yang modelan kentang tumbuk kayak gitu. Dia gak bisa bedain apa mana yang ganteng mana yang ... yah gitulah.”

Kamu melipat tanganmu didepan dada, “Yah begitulah Pak kalo tai sapi dikasih nyawa.”

.
.
.
.
.
.
.

TBC

SUAMI DARI MUSUH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang