08. Aneh

177 24 0
                                    

“Kamu ... KAMU PACARAN SAMA SUAMI ORANG!”

Kamu mengangguk, “Mama bilang dia suami orang 'kan? berarti suami Y/n juga dong. Kan Y/n spesies orang juga.”

“SUAMIMU GIGIMU KUNING!!”

Kamu segera mencolek ayahmu lalu memperlihatkan deretan gigimu, “Pa, gigi aku kuning gak?”

“Lumayan sih.” ujar Papamu lalu meraih headset nya yang sudah ia siapkan. Semua anggota keluargamu juga tau, kalau kamu sudah bertemu ibumu, maka akan terjadi perdebatan.

“Beneran? perasaan Y/n udah sikat gigi deh minggu lalu.”

“Pantes napas Noona bau jigong.” timbal Jay.

“KENAPA PADA BAHAS GIGI SEMUA SIH! PA, ANAK KAMU TUH!”

Kamu mengambil selembar roti tawar dan memberinya selai, terlalu malas makan makanan berat.

“Tanpa Mama bilang pun, Papa juga tau kalau aku anaknya. Kan Papa sendiri yang praktekin langsung ke Mama pas bikin Y/n.”

“NGEJAWAB KAMU YAH!”

Kamu menghela napas disela-sela menikmati rotimu, “Kan Mama nanya. Daripada Mama dikacangin 'kan?”

“BENER-BENER ANAK KURANG AJAR!!”

Kamu mengerutkan keningmu, “Kurang ajar? siapa itu Ma?”

Kamu melirik ke arah Jay, “Jadi nama papa itu 'Kurang ajar'? Kok aneh banget sih nama Papa?”

“Y/NN!!!”

“Iya, Mamaku sayang. Y/n ada didepan Mama, gak kemana-mana.”

Ibumu duduk dikursinya lalu memegangi kepalanya yang terasa pening, “Kamu bener-bener bikin Mama darah tinggi.”

“Bagus dong, Ma. Kalo Mama darah tinggi 'kan berarti darah mama bisa sampai di kepala.”

“Ngelunjak kamu. Mama coret dari kartu keluarga.”

Kamu melototkan matamu kemudian meraih tangan ibumu untuk kamu genggam.

“Yah, jangan dong, Ma. Jangan sekarang maksudnya. Tunggu sampai calon Y/n cerai dulu sama istrinya, terus nikahin Y/n, biar Y/n bisa numpang di kartu keluarganya.”

“PARK Y/N!!!!!”

---

Pukul 08.51 Pagi.

Kamu sudah berada di kantor Jungkook. Kamu memang bolos kuliah lagi hari ini. Seperti biasa, kamu hanya sibuk menatap layar monitor. Membosankan.

“PERHATIAN SEMUANYA!”

Kamu berbalik begitu mendengar suara yang tidak asing. Senyummu kembali mengembang begitu melihat dia adalah Jungkook.

“Perusahaan kita mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saham meningkat 3x lipat dibanding bulan lalu. Jadi ... untuk merayakannya, makan siang nanti kalian semua ikut saya ke restoran di dekat kantor. Kalian boleh makan sepuasnya, biar saya yang bayar.”

“YEAYY!!” Teriak mereka bersamaan kecuali kamu tentunya.

“Pak.”

Jungkook menghela napas kemudian menatapmu. Jika sudah bicara, biasanya kamu pasti akan membuatnya kesal.

“Apa?”

Kamu menyatukan kedua telunjukmu sambil tersenyum malu-malu, “Ada Taeyong juga gak?”

“Ada. Kenapa emangnya?”

Kamu tak menghiraukan pertanyaan Jungkook dan malah memilih berbalik sambil terus menampilkan senyum.

'Aneh. Gak biasanya dia biarin gue tenang.' batinnya namun setelahnya ia lalu berjalan masuk ke dalam ruangannya.

---

Pukul 12.16 Siang

Cklek!

“Minggir, ada tuyul mau lewat.” ujar Jungkook pada karyawan dihadapannya begitu mendengar pintu ruangannya dibuka tanpa diketuk lebih dulu.

Tanpa ia lihat pun, ia sudah tau jika itu kamu.

“Jangan lupa, nanti berkas yang saya suruh bawa keruangan ini yah?” ujar Jungkook pada karyawannya.

Karyawan itupun membungkuk hormat pada Jungkook. Setelah berbalik, karyawan itu juga membungkuk padamu.

“Selamat siang, calon Nyonya Jeon.” ujarnya padamu membuat kamu senyum-senyum sendiri, untung saja Jungkook tak mendengar ucapan karyawan itu.

Setelah karyawan itu keluar, kamu segera menghampiri Jungkook.

“Siang, Pak.”

Jungkook hanya berdehem mendengar sapaanmu.

“Udah jam 12, Pak. Karyawan bapak udah pada nunggu di restoran.” ujarmu setelahnya membungkuk hormat dan berjalan keluar.

“Y/n, tunggu.”

Kamu berbalik dan menatap Jungkook dengan tatapan bingung, “Kenapa, Pak?”

“Otak kamu rada geser yah abis kebentur kemarin? sikap kamu aneh aja gitu hari ini.”

Kamu tersenyum curiga ke arah Jungkook, “Bapak pasti ngarepin saya ngejar-ngejar bapak 'kan? bapak pasti takut posisi bapak tergeser sama Taeyong. Gak, Pak. Posisi bapak aman kok dihati saya. Masih tersegel bahkan terkunci. Saya gak mau ngejar bapak dulu, takut bapak makin darah tinggi terus K.O, sia-sia dong perjuangan saya.”

“Itu dimata bapak ... Ada ...”

Jungkook menghela napas, “Ada kamu 'kan? ck! Saya udah hapal sama gombalan kamu.”

“Ge er. Ada belek tuh dimata, Bapak.”

---

Kini kamu tengah berada di toilet restoran. Kamu tengah mencuci wajahmu agar terlihat lebih segar, kemudian melap-nya dengan tissue.

“Gak takut jelek kalau make up lo kehapus?”

Kamu hanya tersenyum miring, “Gue cantiknya alami. Tanpa make up pun gue cantik. Yang cantik karena filter dan make up mending diem aja.”

Hara hanya berdecak sebal. Kenapa dia selalu mati kutu jika berbicara denganmu? Hara memang datang, terlebih dia adalah istri Jungkook, jadi mau tak mau Jungkook harus mengajaknya juga untuk merayakannya.

“Lo masih deketin Jungkook?”

“Kenapa emangnya? takut Jungkook berpaling dari lo dan malah milih gue?”

“LO GAK MALU APA? JUNGKOOK ITU UDAH PUNYA ISTRI!”

Kamu menatap Hara, “Selama Jungkook belum terikat janji suci sama orang manapun, gue akan tetap perjuangin dia.”

“LO GAK DENGER APA GIMANA? TADI GUE JELAS-JELAS BILANG JUNGKOOK PUNYA ISTRI, BERARTI DIA UDAH TERIKAT SAMA SESEORANG! DAN ORANG ITU GUE!”

Kamu tersenyum miring, “Lo lupa? Sejak kapan gue anggap lo sebagai orang?”

.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

SUAMI DARI MUSUH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang