32. Ending

264 28 5
                                    


Jungkook tengah berada dirumah Taeyong. Ia sudah menceritakan semuanya pada Taeyong karena Taeyong terus menerus mendesaknya untuk bercerita.

“Gue bingung harus gimana sekarang. Mungkin gue emang gak jodoh sama Y/n.”

“Gue tau ... gue tau lo pasti ngerasa berat diposisi ini. Gue yakin hubungan kalian masih bisa diperbaikin, apalagi kalian berdua masih saling mencintai. Tapi kalo gak ada salah satu diantara kalian yang ngalah, hubungan itu akan terus retak dan bakal berakhir jadi hancur. Gue harap disituasi ini, lo yang ngalah. Y/n pasti masih terluka setelah tau fakta saudaranya dihabisi sama ayah dari suaminya sendiri. Lama-lama Y/n pasti bakal nerima ini semua, dia cuman butuh waktu buat terbiasa disituasi ini.”

“Sekarang lo mikir deh, gimana kalo kalian udah resmi pisah, Y/n ternyata hamil anak lo? apa lo mikirin gimana masa depan anak lo?” sambung Taeyong. Ternyata begini rasanya mengompori seseorang untuk baikan.

Jungkook hanya diam. Ia sudah merasa bahwa menceraikanmu adalah jalan keluar terbaik. Tapi begitu mendengar ucapan Taeyong, entah kenapa ia mulai merasa kalau tindakannya itu egois.

“Gue balik.” ujarnya singkat.

Jungkook berjalan tertatih menuju pintu keluar rumah Taeyong. Sementara Taeyong sudah tersenyum menang dibelakang sana.

“Yes!! kalo mereka baikan, gue pasti dapet komisi. Jadi babi gue bisa istirahat ngepet dulu.”

——

Kamu masih berada di kamar Jungkook. Jika ditanya kecewa dengan keputusan Jungkook, kamu memang kecewa, sangat kecewa. Tapi kalau Jungkook memang ingin mengakhiri semuanya, lantas kamu bisa apa? walaupun sebenarnya kamu masih ingin bertahan.

Cklek!

Kamu melirik ke arah pintu kamar yang terbuka, disana ada Jungkook yang berdiri dengan napas terengah-engah. Sepertinya dia sangat buru-buru.

“Lupa sesuatu?” tanyamu.

Jungkook mengangguk. Ia mendekatimu dengan jalan pincang.

Chup.

Kamu terdiam begitu Jungkook malah menarik tengkukmu dan mendaratkan bibirnya dibibirmu. Tak lama Jungkook mengakhiri ciuman itu. Dia kemudian duduk dihadapanmu.

“Aku gak tau apa hubungan kita masih bisa diperbaiki atau gak, tapi aku harap kamu masih bisa nerima aku. Aku janji bakal jeblosin papa aku ke penjara, aku janji bakal nebus semua penderitaan kamu dengan perasaan bahagia. Aku cuman butuh kamu ngasih aku kesempatan unuk bisa buktiin itu semua.”

Jungkook menggenggam tanganmu, meski ia beberapa kali meringis akibat lengannya yang sakit.

“Jadi, apa kamu mau ngasih aku kesempatan?”

Kamu berpikir cukup lama, sebelum akhirnya memilih untuk mengangguk.

Kamu memberikan kesempatan kepada Jungkokk, berarti kamu juga harus siap dengan resiko yang akan kamu hadapi kedepannya.

——

4 Bulan Kemudian ...

Jungkook tengah sibuk menatap layar laptopnya sambil bersandar di sandaran kursinya. Ia juga mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuknya. Ia sedikit bingung dengan proyeknya kali ini.

“Ngeliat apa tuh?” tanyamu yang tengah duduk disamping Jungkook.

Jungkook menatapmu, “Ngeliatin list dosa-dosa kamu.”

Kamu hanya berdecak sebal. Setelahnya kamu meraih tas kecilmu yang berada di dekat laptop Jungkook. Kamu membuka tas kecil itu dan mengeluarkan sebuah benda pipih yang kamu gunakan tadi pagi.

“Nih.” ujarmu sambil menyodorkan testpack itu.

Jungkook mengambil alih testpack itu, ia menatapnya cukup lama, “Ini ... apa?”

“ITU BARBEL!.”

Jungkook mengeryit bingung, “Barbel darimana? ini kan Testpack.”

“KALO UDAH TAU KENAPA NANYA? IHHH!! GUE JEDOTIN JUGA PALA LU KE TEMBOK JUGA NIH!!”

“Ya ini maksudnya apa?”

Kamu menarik napas dalam-dalam, “ITU ARTINYA GUE HAMIL, ANJ*NG!!”

“Kamu hamil anak anj*ng?”

“KAGAK, GUE HAMIL ANAK TETANGGA!!”

Jungkook menatapmu tak percaya, “Kok bisa? kapan kamu nganu-nganu sama tetangga?”

Kamu menghela napas lalu tersenyum paksa, “Ternyata kamu sama Pipa rucika itu mirip-mirip yah. Bedanya pipa rucika air mengalir sampai jauh, KALO KAMU TOL*LNYA YANG MENGALIR SAMPAI JAUH!!”

.
.
.
.
.
.
.

“Berikan dia kesempatan untuk masuk kedalam hatimu, sebelum dia benar-benar pergi dari hidupmu.” — Jeon Jungkook

“Bukan bermaksud jadi perusak hubungan, gue cuman nyari orang yang bisa bikin gue ngerasa nyaman.” — Park Y/n

“Sering berkelahi, bukan berarti tak saling peduli.” — Jay

.
.
.
.
.
.
.
.

TAMAT💜
Makasih buat semua readers yang udah dukung Ff ini🤗💜💜💜

SUAMI DARI MUSUH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang