E12 : Belahan Jiwa

1.6K 68 0
                                    

(Di atap apartemen)

Cio menggeret kopernya hingga sampai ke ujung rooftop

*Grrk* *Grrk* *Grrk*

*Trak!*

*WUUSSHH!*

Ia melihat pemandangan seluruh kota yang nampak kecil di mata nya.

Selang beberapa saat kemudian hujan turun membasahi tubuhnya

*GLUDUK* *GLUDUK*

*Crr* *Crr*

"Hiks.. hiks.."

"Waah..!"

"Bahkan disaat terakhir pun, langit sepertinya tak merestui ku..."

*Crr* *Crr*

"Tapi tak apa..."

"Akan lebih baik seperti ini."

*Crr* *Crr*

"Karena kalau cerah, pasti akan dilihat orang-orang..."

Pemuda itu bersiap sambil menutup mata

*TEPP*

"Baik aku siap.."

"Selamat tinggal, hidupku yang menyedihkan.."

Baru saja tubuh Cio miring 20° kebawah, ada tangan seseorang yang menariknya kebelakang

*Wuuts*

*GREP!*

"Eh?"

*BRUK* *BRAK* *SRAAKK*

"Aduduh"

Cio melihat itu adalah Bey, suaminya.
Pria paruh baya itu terengah-engah menyusul bersyukur sampai tepat pada waktunya

"Hh.. hh.."

"M-mas Bey?"

"Cio, kata siapa kau boleh pergi ke dunia sana?"

"Lepasin aku mas!!"

"Tidak!"

"Selama aku masih menjadi suamimu, aku takkan pernah mengizinkannya!"

"Hiks.. hiks.."

"Mas lepas!"

"Bukankah mas menamparku?"

"Itu artinya hubungan kita berakhir kan?"

"Tidak sayang"

Bey mulai memeluk Cio dengan erat ditengah hujan

*GYUUTTT*

"Mas minta maaf.."

*GYUUTT*

"Mas benar-benar minta maaf..!"

"Hiks.. hiks.. mas Bey"

Tak hanya pemuda itu yang menangis namun suaminya juga.

Bey mulai terisak sambil sesenggukan.

Kelinci Hilang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang