Beef Burger, Kentang Goreng, dan Soda

16 5 2
                                    

Aslan membuka pintu mobilnya kemudian ia terkejut karena menemukan kursi penumpang yang kosong. Lelaki itu memeriksa keadaan sekitar, berusaha menemukan keberadaan Kyra yang hilang entah kemana. Tidak lama setelahnya, manik matanya berhasil menemukan seseorang di taman seberang, ralat, seorang gadis yang memang ia cari. Namun, Kyra terlihat tidak sedang sendirian karena ada seorang lelaki dengan tampilan yang serba hitam disana. Aslan bisa langsung menyimpulkan bahwa itu bukan teman Kyra, bukan juga kerabatannya karena gadis itu terlihat sedikit was-was dengan gerak-gerik insan yang semakin mendekati tempatnya berdiri.

"KYRA!" serunya sambil berlari, menyusul Kyra yang sepertinya sedang terlibat dalam masalah. Langkahnya semakin dipercepat ketika melihat lelaki asing itu mengeluarkan cutter dari sakunya, berniat untuk menggoreskan benda tajam itu ke salah satu bagian di tubuh Kyra. "WOY, BANGSAT!"

Kyra yang terkejut dengan seruan Aslan langsung menengok, membuatnya gagal menghindar dari serangan tiba-tiba yang diberikan oleh lawannya. Darah segar menetes dari tangannya, memberikannya luka akibat goresan benda tajam dan sepertinya luka ini bukanlah luka kecil karena darah yang dikeluarkan lumayan banyak. "Anjing," umpatnya menendang perut lelaki itu kemudian disusul baku hantam dari Aslan yang datang tepat waktu.

"Woy! Sini lo! Beraninya sama cewek, Anjing!" teriak Aslan ketika lelaki itu berhasil kabur darinya. Aslan berbalik, mendatangi Kyra yang masih berdiri, menatapnya dengan tangan yang masih meneteskan darah. "Lo nggak apa?" tanyanya sengaja tidak melihat cairan kental berwarna merah yang terus menetes.

"Nggak salah lo nanya gitu? Lo nggak liat tangan gue lagi banyak darah?" sarkas Kyra. Aslan terdiam, mengontrol napasnya yang mulai memburu dan Kyra menyadari itu. "Lo kenapa?" tanyanya bingung dengan tingkah laku Aslan.

"Gue.." katanya terbata. "Kita ke rumah sakit dulu ya, biar tangan lo diobatin," ajak Aslan berjalan lebih dulu. Dia tidak bisa terlalu lama melihat hal yang paling dia benci.

"Nggak perlu, gue bisa obatin sendiri di mobil lo," tolak Kyra.

"Jangan," tegas Aslan. "Gue nggak bisa," tambahnya.

Mendengar larangan Aslan, Kyra segera menyembunyikan tangannya yang terluka di balik tubuh, menyadari gerak-gerik Aslan yang semakin terlihat tidak biasanya. "Lo tunggu mobil aja, gue bakal bersihin ini dulu," katanya pergi dari hadapan Aslan, tidak ingin menyiksa Aslan lebih lama lagi karena Kyra paham apa yang sedang dirasakan Aslan saat ini. Dan dia tahu, betapa menyiksanya ketika harus berurusan terlalu lama dengan sesuatu yang sangat dibenci, sesuatu yang selalu membawa kembali ingatan yang sengaja ditutup rapat.

****

Gawainya yang terlihat tak berdaya itu sedikit mencuri perhatian dari sang pemiliknya. Sebenarnya, dia sedikit cemas dengan keadaan gadis yang baru saja dia antar pulang. Dia tahu luka di tangannya bukanlah goresan kecil karena darah yang mengalir cukup banyak. Kejadian tadi berhasil membuatnya merasa bersalah karena tidak bisa menawarkan dirinya untuk membantu Kyra mengobati lukanya. Namun, Aslan tahu itu murni kecelakaan dan tentu bukanlah sebuah kesalahan jika dia menjadi tidak berdaya ketika berurusan dengan darah.

Manik matanya masih menatap gawai yang tergeletak tidak jauh darinya, tampak sedang menimbang-nimbang, apakah ia harus menghubungi Kyra untuk sekadar menanyakan keadaannya? "Tapi, ntar kalau gue nanya kabarnya, dia bisa aja mikir yang aneh-aneh," gumamnya.

Dia mengacak-acak rambutnya resah, terlalu gengsi baginya untuk menanyakan keadaan Kyra dan memastikan gadis itu baik-baik saja. Namun, dia tahu bahwa seharusnya dia melakukannya, karena kejadian itu terjadi ketika Kyra sedang bersamanya dan tentu saja secara tidak langsung itu merupakan tanggung jawabnya. "Copet sialan, ngapain sih dia mau copet Kyra sampai bikin luka gitu? Kan gue yang merasa bersalah, anjing," gerutunya kesal.

Setelah meyakinkan diri, Aslan segera meraih gawainya, mencari salah satu nama dikontaknya. Dia memang harus memastikan Kyra baik-baik saja, bagaimanapun caranya.

****

"Iya, sebentar!" teriak Kyra setelah mendengar suara bel dari pintu depan. Dia mengernyit ketika melihat Pak Dul, satpamnya, membawaan dua bingkisan di tanganya. "Ini apa, Pak?" tanyanya bingung. Pasalnya, dia sama sekali tidak merasa telah membeli sesuatu. 

"Tadi ada jasa antar, Non. Katanya, ini buat Non Kyra," jawab beliau. "Saya nggak tau siapa pengirimnya," tambahnya.

Kyra menerima bingkisan itu dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Setelah menutup kembali pintunya, ia membawa masuk bingkisan tersebut, yang entah berasal darimana, guna melihat apa isi dari bingkisan tersebut. 

Setelah menyamankan duduknya di salah satu sofa ruang tengah, Kyra mulai membuka salah satu bingkisan. Membukanya dengan sangat perlahan karena khawatir ada seseorang yang jahil, yang mengirimkannya benda berbahaya. Matanya mengerjap ketika kotak PK3 keluar dari sana, yang mana di dalam kotak tersebut sudah diisi lengkap oleh perlengkapan untuk membersihkan dan mengobati luka. 

Tidak ingin membuang waktu, Kyra segera membuka bingkisan yang lain. Bahkan, dia sudah menyiapkan diri untuk melihat kejutan apa lagi yang akan dia temukan disana. Gadis itu tertawa kecil ketika menemukan paperbag yang berisi dua beef burger, satu kantong kentang goreng, dan segelas soda. Melihat isi dari dua bingkisan ini membuat Kyra langsung mengerti siapakah seseorang dibaliknya.

Sudut bibir mungilnya tertarik ke atas, sama sekali tidak terpikirkan olehnya bahwa dia akan menerima benda-benda yang sudah tertata rapi di hadapannya. Tangannya terhenti ketika menemukan secarik kertas kecil yang sengaja ditempel di sisi bawah kotak P3K. Dengan cepat, dia mengambilnya lalu membaca catatan yang tertulis disana.

Gue tau lo bakal mikir yang aneh-aneh setelah nerima ini. Sorry, gue nggak bisa bantuin lo buat ngobatin luka lo tadi, makanya gue kirimin aja alat dan bahan buat ngobatin. Tenang, gue udah konsul ke Bunda gue tentang barang-barang dan alat-alat apa yang berguna buat bersihin luka, jadi semua yang ada disana sifatnya aman dan higienis. Sorry juga tadi kita batal beli makan padahal lo lagi laper, jadi udah gue kirimin ya. Semoga sesuai sama burger yang lo mau. Jangan nganggep yang berlebihan, gue cuma nggak mau ngerasa bersalah karena insiden tadi.

Aslan.

"Cih," desis Kyra terseyum tipis. Terkadang Aslan berhasil membuatnya bingung, ralat, Aslan memang selalu membuatnya bingung.

Author Note

Selamat morning dan good pagi semwanya!

Siapa yang mau dikirimin makanan kek Kyra? Yok, absen, sapa tau ntar Aslan dateng ke rumah kalian ya wkwk. Bener ya kata Kyra, Aslan tuh orangnya serba tiba-tiba tapi sweet gitu aw! Sorry ya kalau part ini agak kurang ngefeel:(

Makasih banyak buat kalian yang setia baca HMT sampai sejauh ini. Jangan lupa tinggalkan jejak juga ya!

Semoga sehat selalu dan semoga hari-hari kalian menyenangkan!

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang