18

413 53 9
                                    

Sekitar jam setengah sembilan pagi, di kamar faul, pemuda berkulit glowing itu sudah terbangun dan tengah memandangi wajahnya didepan cermin seulas senyum menghiasi wajah glowing-nya, dengan pakaian yang ia gunakan hari ini membuatnya tampak sangat tampan, gagah dan berwibawa.

"Faul faul. Lo kyk mau ngelamar anak orang rapih banget,." ucapnya pada diri sendiri

"Eh kan emang niat gue pengen ngelamar,." sambungnya sambil tersenyum merekah di depan cermin

Ya hari ini mungkin akan menjadi hari yang di tunggu-tunggu oleh kedua keluarga, faul sudah bertekad dan menyakinkan hatinya untuk melamar selfi lewat do'a dalam Istikharahnya selama 2hari terakhir ini, sebenarnya saat kemarin pagi ia mengobrol lewat via telepon dengan Ramzi, faul di berikan waktu beberapa hari lagi untuk memikirkan kembali keyakinannya yang ingin melamar puteri semata wayang dari keluarga Thebe, bukan meragukan niat baik pemuda itu tapi Ramzi hanya ingin kembali menyakinkan hatinya, dengan mengucap Bismillah, Hamdalah, Sholawat serta Syukur kepada Allah dan Rasul-Nya, Faul benar-benar sangat yakin dengan keputusannya, Ramzi pun mengiyakan niat baik pemuda itu dan menyuruhnya untuk datang sekedar bersilaturahmi kerumahnya

Tok tok tok

"Abang faul,." panggil rara dari luar kamar

"Kenapa dek?." bales faul sambil memasang dasi kupu-kupu di kerah kemeja putihnya

"Udah rapih belom, lama banget bunda udah gak sabar noh pengen cepet-cepet berangkat takut sang empu ada kegiatan lain katanya,."

"Yang mau lamaran sebenarnya siapa sih,."

"Ya Abang lah, emang di keluarga ini siapa lagi anak cowoknya, kan cuma abang faul,."

"Iya-iya,." faul berjalan menuju pintu kamar

Ceklekk

Pintu kamar faul terbuka memperlihatkan rara, putri dan lesti yang menganga karna penampilan abang-nya yang super terbaik

"Masya Allah, ini kah yang namanya malaikat pencabut nyawa,." sahut TriTyRa masih tertegun memandangi abang faul nya

"Wait, kok malaikat pencabut nyawa,." ujar faul bingung dengan ucapan adik-adiknya

"Soalnya hati ini berdak-dik-duk kencang seperti kereta kencana, sudah gitu gak ada remnya membuat aku susah untuk berhenti dan akhirnya nyemplung ke jurang dan tak lagi bernyawa karna melihat paras tampan wajahmu babang glowing,." ucap rara yang sebenarnya sedang menggombal, pantun, puisi atau apa heran faul, dia pun hanya menggelengkan kepalanya

"Eh Ra, kok you bisa ngomong kyk gitu jangan-jangan lo playgirl kyk kita juga ya, tapi lo gak ada yang tau,." celetuk putri yang langsung mendapat cubitan kasih sayang dari rara

"Awss, sabar buk, gak usah marah,." bales putri yang langsung berlari menuruni anak tangga

"Eh tunggu gue,." teriak rara mengejar putri

"Ayo turun,." faul mengulurkan tangannya

"Aaa, so sweet sekali abang dedek,." ucap lesti dengan senang hati menerima ulurannya

Mereka menuruni anak tangga menghampiri semua orang yang sudah menunggu kehadiran sang calon pria, di sana sudah ada billar, gunawan, ridwan, hari dan aulia yang terbilang cukup dekat dengan lesti, putri dan rara. Ya iyalah orang aulia satu komplek dengan perumahan mereka.

"Sudah siap?." tanya sang bunda dan berusaha menutupi bening cair yang ingin turun dari pelupuk matanya

"Bunda jangan menangis, nanti saja ya,." ucap faul sambil menghapus air mata sang bunda

"Apanya yang nanti?." tanya soimah heran

"Ya nanti nangis-nangis manjanya, kalo anak bunda yang tampan ini sudah resmi di terima oleh pihak perempuannya,." jelasnya

"Bismillah ya,." ucap soimah di balas satu anggukan kecil dari faul lalu tersenyum dan memeluk bundanya

Semua ikut terharu melihat anak dan bunda.

"Ayoklah, jangan lama-lama kita,." seru ridwan memecahkan suasana sambil merangkul kedua adik angkatnya rara dan putri

"Iya ayoklah,." timpal gunawan dan billar

"Eh tunggu, masih ada setengah barang lagi nih yang belum di masukin ke mobil,." ujar hari menunjuk beberapa seserahan tersisa.

"Udah, biar si calon pengantin pria nya aja yang suruh masukin ke mobil, gantian lah. Udah kemaren kita yang di suruh nemenin dia beli ini semua perlengkapan,." seru billar

"Oh oke, jadi kalian gak ikhlas bantu gue?." ketus faul dengan tatapan melas dan berlalu mengangkat barang-barang itu ke mobil

Mereka iba menatap sang calon mempelai dan akhirnya kembali ikut bergotong royong

Setelah sudah lengkap semua, mobil mereka pergi meninggalkan halaman Abadi

.

.

.

Jangan lupa vote share follow and coment.
Terimakasih atas supportnya kalian semua.

Bunga DahliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang