12

388 50 5
                                    

"Kamu ke kampus gak kata bunda?." putri berpikir sejenak lalu mengangguk

"Gak jelas kau yak, masa mikir dulu,." celetuk faul memutar bola matanya malas

"Heheh,." kekeh putri sambil nyengir kuda

"Mau di anterin atau bawa mobil sendiri?." lagi lagi putri berpikir membuat faul jengah

"Gak rara, gak kamu, kalian sama aja,." ucap faul sambil menyenderkan punggungnya di ambang pintu kamar putri

"Di anterin aja sama abang,." seru putri

"Abang siapa?." putri menaikkan alisnya

"Maksudnya?." bingung putri tak mengerti

"Gpp, abang kira kamu juga di jemput sama pacar, kyk kakak kamu lesti,." timpal faul, putri hanya manggut-manggut paham

"Bang hari nya kan lagi sibuk,." bales putri

"Oh iya, rara ngampus gak yak?." sambung putri, faul mengangkat bahunya tanda 'tak tau'

"Ck, udah sana lah bang, mput mau siap-siap dulu,." usir putri mendorong abangnya

"Jangan lama-lama, bunda nyuruh sarapan,." ucap faul sedikit berteriak sambil berlalu ke kamarnya untuk bersiap-siap

Saat akan masuk ke kamar mandi, ponsel yang ia taruh di atas kasur berbunyi, faul mengurungkan niat dan berlalu mengangkat telpon dari sang penelpon

"Rara? Kenapa nelpon pagi-pagi,." gumam faul

"Halo, dek,."

"Abang faul!! Udah bangun belom?." suara teriakan terdengar dari sebrang, membuat faul sedikit menjauhkan hp dari kupingnya

"Jangan teriak-teriak bisa gak sih dek!! Sakit nih kuping abang,." omel faul

"Heheh, cepetan bangun,."

"Udah bangun,." bales faul lesu

"Ya udah sana mandi,."

"Tadi pengen mandi, tapi ada yang nelpon,."

"Siapa?."

"Kamulah, terus siapa? Setan!!." celetuk faul memutar bola matanya malas

"Udah bang! Capek ngomong sama abang, bawaannya erosi muluk,."

"Yang ada kamu Ra, yang bikin abang erosi pagi-pagi gini,." kesal faul

"Nanti tolong bilangin putri ya bang, bilang ini ke dia! Suruh bawa laptop Rara, tapi kalo dia ke kampus tapinya,."

"Iya, dia nanti juga ke kampus,." sahut faul

"Sotoy!! Kebanyakan makan soto sih,."

"Enak tuh kyk nya,." pikir faul membayangi

"Dasar tukang makan,." cibir rara, panggilan pun langsung di matikan olehnya

"Dasar kurang makan,." bales faul walau panggilan telpon sudah terputus

#sementara di tempat Rara.

"Kamu kenapa dek? Kok cekikikan gitu,." tanya selfi yang baru datang ke kamarnya

"Heheh, gpp tadi abis nelpon abang faul,."

"Ada apa emangnya, hmm?." tanya selfi

"Mau nitip bawakan laptop sama mput,." selfi mengangguk mengerti dan berlalu

"Kakak mau kemana dan itu ruangan apa?." tanya rara yang melihat selfi ingin masuk kedalam ruangan yang ada di kamarnya

"Mau ikut masuk kedalam?." tanya selfi

"Gpp emangnya? Ada yang marah gak nanti kalo rara masuk ke sana,." ucap rara sedikit hati-hati, selfi tersenyum lalu menarik rara

Mereka berdua masuk kedalam, mata rara mengempit karna isi ruangan itu yang ternyata adalah perpus pribadi milik selfi, sudah lengkap dengan kursi dan mejanya

"Ini perpustakaan?." tanya rara

Selfi membalas dengan senyuman sambil membereskan surat-surat yang berserakan di mejanya

"Itu surat-surat apa kak?." tanya rara

"Oh ini surat-surat untuk kakak ngelamar,."

"What!! Ngelamar?." pekik rara kaget

"Iya emang kenapa?." bingung selfi

"Ngelamar siapa?." tanya rara cepat

Selfi menepuk jidat rara karna gemas.

"Maksud kakak, ngelamar kerja,." perjelasnya

"Ouh, rara kira buat ngelamar cowok,." bales rara, selfi hanya menggeleng kecil

"Kok ngelamar cowok, harusnya cowoknya dong yang ngelamar cewek,." timpal selfi

"Ya udah nanti rara suruh bang faul untuk ngelamar kakak mau?." ceplos rara

"Eh! udah mau jam tujuh!! Katanya kamu mau ke kampus!! Ayo, biar kakak anterin,." alibi selfi dan bergegas pergi meninggalkan rara yang sedang tertawa kemenangan

Untuk sesaat rara melihat sekeliling perpus pribadi milik selfi, lalu pergi menyusul selfi yang sudah turun dan bergabung dengan abi ramzi dan mama-nya zaskia

"Selamat pagi, Abi! Mama!." sapa Rara

".........."

.

.

.

Jangan lupa vote share follow and coment.
Terimakasih atas supportnya kalian semua.

Bunga DahliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang