Nath, senyum terus nggak capek ya? Sebenernya kamu punya emosi nggak sih? Aku juga mau tau, gimana cara kamu nunjukin kalau kamu nggak baik-baik aja.
—Anonym🍒🍒🍒
Benar dugaanku, hari ini Nathan tidak masuk sekolah. Kata Nalen, dia sakit. Sampai-sampai aku geledah tas Nalendra untuk tau bagaimana Nathan mengirim pesan padanya lewat ponsel.
"Kok dia nggak whatsapp gue sih?" gerutuku sebaliknya lalu bolak-balik men scrolling layar yang sama dan hanya berhenti pada Nalendra yang membalas yoi.
Sebentar, begini chatting nya.
"Mau lo puter sampe Naruto jadi presiden Indonesia pun, nggak bakal ada yang berubah, Ra." kata Nalendra berusaha mengambil ponselnya namun kutahan.Enak saja.
Aku semalaman menunggu kabar dari Nathan dan dia tidak menggubris ku sama sekali?
Wah wah!!
Pelanggaran ini.
"Balikin anjir, ada guru ntar. Keburu masuk." Nalendra mulai habis kesabaran dan aku mengembalikan apa yang ia punya.
Aku menghela napas, rindu Nathan sepertinya seharian ini dan akan menjadi hari yang berat.
※※※
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara || Lee Jeno
Teen Fiction-𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐀𝐊𝐒𝐀 𝐮𝐧𝐢𝐯𝐞𝐫𝐬𝐞- Dia, sosok yang aku kasihi sepenuh hati. Tentang Pertanyaan yang selalu timbul dan mengapa. Tentang kepercayaan yang diuji oleh coba dan luka. Sering aku bertanya, luka di wajahnya itu. Siapa ya...