Nathan, bunga indah yang tak menemukan tempat mekar sempurna.
—Anonym
🍒🍒🍒
Aku menatap dari luar, melihat bagaimana perlombaan berlangsung. Hari ini hari terakhir lomba di sekolah sebagai pekan kemerdekaan.
Dan kali ini adalah lomba game, semacam PUBG atau Mobile Legends. Seperti itulah, aku tidak tau bagaimana cara kerjanya karena aku tidak pernah memainkannya.
Yang membuat aku semangat soal hari ini adalah karena Nathan Jevantara yang ikut serta dalam lomba itu.
Kenapa?
Karena hanya satu lomba ini yang tidak memerlukan fisiknya.
TEEETTT!! TEETTT!!
Bunyi tanda lomba selesai, aku melongok ke dalam. Melihat dari kaca. Bukan hanya aku, namun ada beberapa gadis lain yang juga tengah menunggu kekasih mereka karena yang boleh masuk hanya peserta lomba.
Ah iya.
Bagaimana hubungan ku dengan Nathan?
Kita tidak berpacaran juga tidak meresmikan sebuah hubungan. Semuanya mengambang di luar kendaliku.
Jujur saja, aku terkadang takut jika kedekatan ini tiba-tiba sirna dan menghilang.
Senyum itu.Senyum indah yang kuharap bisa kulihat sampai nanti. Tidak munafik, aku masih ingin masuk dalam kehidupan Nathan. Aku ingin tau dia.
Mata kami bersibobrok beberapa detik hingga akhirnya lengkungan itu membentuk bulan sabit sambil memberikan isyarat bahwa ia akan keluar sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara || Lee Jeno
Teen Fiction-𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐀𝐊𝐒𝐀 𝐮𝐧𝐢𝐯𝐞𝐫𝐬𝐞- Dia, sosok yang aku kasihi sepenuh hati. Tentang Pertanyaan yang selalu timbul dan mengapa. Tentang kepercayaan yang diuji oleh coba dan luka. Sering aku bertanya, luka di wajahnya itu. Siapa ya...