Akara Kesepuluh

323 49 13
                                    

Semuanya berhak bahagia, bahkan seorang narapidana yang terjatuhi hukuman mati sekalipun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semuanya berhak bahagia, bahkan seorang narapidana yang terjatuhi hukuman mati sekalipun.

-Anonym.

🍒🍒🍒

Recomended song ;
To My Youth - Bbobalgan4

🍒🍒🍒

Ada yang tau kisah hachi si lebah? Lebah madu yang mencari induknya kesana kemari. Dan pada akhirnya dipertemukan dengan seseorang yang melahirkan nya. Mencari kesana-kemari lantas berakhir bahagia.

Namun kali ini sedikit berbeda, cerita ini akan mengisahkan seorang anak malang yang sedang terduduk di dalam gudang. Tak lagi mencari induknya, karena sang Ibu lah yang menguncinya di gudang.

Entah karena kesalahan apa, berakhir bocah kecil itu bermalam dengan tumpukan kardus dan barang usang.

DAK! DAK! DAK!

Ketukan pintu usang gudang membuat ia mendongak kan kepala. Celana pendeknya memudahkan tubuh mungil itu berjalan.

"Angg! Angg ntan!" ( re : Bang! Bang Nathan! )

"Jieee, ndaa boleh kesini Jieee. Nanti Mama marah. Hushh huss!"

Panik? Tentu saja. Bocah lima tahun mengkhawatirkan adiknya yang entah bagaimana bisa turun dari ranjang bayi dan menengok nya lewat lubang kecil pada pintu gudang.

DAK! DAK!

Jivan justru memukul pintunya semakin keras. Ia merasa kosong saat terbangun tanpa Nathan disampingnya. Lalu berjalan ke arah gudang karena bayi itu tau, tempat terbelakang yang sering digunakan Mamanya untuk mengurung sang Kakak.

Memang miris, Jivan kecil harus melihat setidaknya tiga kali dalam seminggu bagaimana Kakaknya diseret kasar dan didorong masuk ke dalam ruang gelap.

"Ndaaa! Huss! Huss!" Nathan menggeleng kuat seakan kepalanya bisa lepas kapan saja. Ia takut Mamanya terbangun karena hal itu. Dan hal menyeramkan akan menanti.

"Iin. Angg Ntann.. Inn!" ( re ; Main! Bang Nathan, main! )

Nathan mengangguk, "Main. Kita main. Tapi nanti, jangan sekarang. Mama marah nanti Jie." Bocah itu memohon. Agar nantinya hukuman nya tidak diperpanjang, Jivan harus pergi dan kembali ke box bayi.

Namun tangannya tak sampai untuk sekedar menarik knop. Pintunya terkunci dari luar dan Jivan tak mungkin berdiri.

"Kenapa bayi ini sampai sini?"

Nathan pasrah, meneguk ludah takut. Kaki jenjang Mamanya terlihat dari balik celah. Ia mundur perlahan. Namun..

CKLEK! BRAK!

Akara || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang