Aku beli dreamcatcher, biar mimpi buruk kamu hilang selamanya.
- Ai.
🍒🍒🍒
Mata bulat hitam kecil itu menatap orang yang lalu lalang di kebun teh dengan sesekali menggigiti kuku jempolnya. Dia cemas, sehingga reflek melakukan hal itu.
Bagaimana tidak cemas? Mama bilang akan kembali dalam lima menit ( Meskipun sebenarnya Nathan tidak tau waktu lima menit itu seberapa lama) namun ia tau bahwa Mamanya sudah pergi lebih dari lima menit.
Lihatlah, kulitnya mulai terasa panas. Padahal ia datang sebelum tepat itu ramai oleh orang-orang.
"Sayang, Mama datang~"
Anak itu menoleh cepat. Mata hitamnya bergerak cepat memastikan di mana sumber bunyi itu berasal. Hatinya akan membludak bahagia jika memang orang yang memanggilnya adalah sang Mama.
Namun yang dilihatnya, tidak sesuai ekspetasi. Tak jauh dari tempatnya duduk ada seorang Mama lain yang sedang main kejar tangkap dengan anaknya.
Keluarga itu terlihat Harmonis sekali, ditambah dengan pria tua yang membawakan arumanis dan eskrim.Nathan makin gencar menggesek kukunya. Mamanya mana? Bagaimana dia pulang? Jie bagaimana?
Nathan kecil terlonjak kaget. Ia buru-buru. Melihat kebun teh yang mulai ramai, Nathan tidak suka. Nathan mau secepatnya pulang. Tapi bagaimana?
Tanpa sadar, kulit jempolnya terkelupas. Hingga memunculkan titik merah dimana sebentar lagi akan menjadi sebuah luka. Hal itu berlangsung begitu saja.
"Mama.. Jie.. Mama.. " Kaki kecil itu bergetar, kebingungan dan takut. Bagaimana jika Mamanya tiba-tiba menghilang? Siapa yang akan menjemputnya? Gigitan pada kukunya makin cepat, dia makin panik.
Nathan tidak mau lagi pergi ke kebun teh. Nathan hanya mau pulang, bertemu kasur dan guling kempes nya. Mau bertemu Jie. Kenapa menghilang? Kenapa dia sendirian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Akara || Lee Jeno
Teen Fiction-𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝐨𝐟 𝐀𝐊𝐒𝐀 𝐮𝐧𝐢𝐯𝐞𝐫𝐬𝐞- Dia, sosok yang aku kasihi sepenuh hati. Tentang Pertanyaan yang selalu timbul dan mengapa. Tentang kepercayaan yang diuji oleh coba dan luka. Sering aku bertanya, luka di wajahnya itu. Siapa ya...