M^ ||51

27 3 0
                                    

Saat ini aku tidak mampu menulis tentang ketulusan karena belum pernah merasakannya atau hanya tidak menyadari saja.

________o0o________

Di salah satu malam hari mereka, semuanya berkumpul di rumah Diba. Dengan alasan sebagian sengaja dan sebagian tidak disengaja. Dan bagaimana tidak? Mereka datang bersama mate-nya masing-masing. Dengan kebetulan Nathan yang masih di rumah Diba dari tadi sore.

Lima kali ketukan pintu terdengar dan langsung dibuka oleh Diba. Lalu ke enam kalinya adalah kedatangan Vian dan Nizar yang ternyata diundang oleh Rean. Mereka sekarang sedang duduk melingkar di ruang tv. Sedangkan Bela dan Sinta masih di dapur menyiapkan minuman dan cemilan untuk yang lainnya.

Setelah semua siap, mulai salah satu dari mereka membuka bicara.

"Tumbenan banget ya kita?"

"Gak tumben 'sih sebenernya emang sengaja."

"Lah iya emang ada apa 'nih?" Tanya Diba

"Lo sama kak Nathan serasi banget sayang kalo harus kayak sekarang. Bukannya kita-kita mau ikut campur. Tapi kita tau banget kalian itu gimana. Jadi kalian masih saling nyimpen 'kan?" Tutur Dila

"Nyimpen apa 'sih?" Tanya Nathan

"Rasa" sosor Vian

"Ki-"

Jawaban yang akan Diba lontarkan itu terpotong oleh suara teriakan seorang perempuan dari luar rumah yang memanggil nama Diba dan Nathan. Lalu Diba beranjak dan membukakan pintu. Mereka semua yang ada di ruang tv langsung menunjukkan wajah masam ketika melihat kehadiran Medinda.

Lalu Rean yang menyadari itu langsung berusaha mensemulakan keadaan.

"Btw kalian udah pada makan malem belum?"

"Ya gue mah kalo mau dikasih 'sih ya bakal bilang belum" ujar Nana

Diba mendelik dan langsung menerima bahakan dari semuanya.

"Eh gimana kalo kita pesta barbeque?" Unjuk Vian

"Wah! Dalam rangka apa 'nih ex ketos?" Nana berbinar

"Ya sebut aja kita lagi reuni"

"Gak elit amat" kekeh Medinda

"Yang penting 'kan kebersamaan" ujar Alexa

"Nah 'tuh. Yaudah gue pesenin ya bahannya?"

"Iya tapi gak usah banyak di rumah gue juga 'kan udah tersedia."

"Selow"

Setelah mendengar keputusan itu Nana beralih memandang Bela yang sedang berbincang dengan Alexa kemudian dirinya beranjak menghampiri perempuan itu yang langsung mendelik.

"Apaan 'sih?"

"Kangen gue sama lo,"

"Duh" Alexa gerah lama-lama berada di antara Bela dan Nana

"Sana! Gue gak betah deket lo!"

"Gak usah malu-malu gitu, Bel. Semua juga udah tahu kali."

"Gak jelas!"

"Udah diem" Nana merangkul Bela yang terus memberontak

"Bel, gue ke sana dulu ya. Mau bicara sama kak Didi."

"Ih apaan 'sih?! Lo pasti minggat gara-gara ada Nana 'kan? Udah deh gak usah sungkan. Kita bisa usir Nana."

"Sayang kok gitu? Lagian lo gak ganggu kok, Lex."

M^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang