M^ ||49 => Dixa On Mulmed

19 3 0
                                    

Memasuki hubungan melankolis memang kesalahan terbesar bagiku.-

________o0o________

Sekolah sangat riuh karena hari ini adalah hari pertama mereka akan bersekolah normal karena perihal pandemi sudah berakhir. Tetapi tetap saja banyak perbedaan. Karena sekolah yang biasanya menjadi saksi bisu kisah siswa-siswi kini telah melewatkan beberapa hal yang sudah penghuninya jalani.

Penghuni sekolah tidak sama seperti ketika untuk pertama kalinya sekolah tidak ditempati. Tentu saja siswa-siswi itu tidak akan selamanya menuntut ilmu di sekolah ini. Semua akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Gerombolan siswi yang sudah dikenal banyak orang itu kini menyandang status 'senior'. Mereka awalnya tidak percaya karena waktu begitu cepat. Namun kenyataan menyadarkan mereka bahwa tidak lama lagi mereka juga akan meninggalkan sekolah beribu kenangan ini.

Dua belas kaki jenjang berjalan beriringan melewati banyak siswa-siswi dengan ramah. Perubahan ini tidak akan berdampak buruk pada mereka, itu katanya. Kendati tetap saja sesekali mereka akan bersedih mengingat bagaimana rasanya jadi adik kelas.

"Gue nyampe. Kalian harus selamat sampai di kelas."

Kelimanya berdecih.

Jam pelajaran pertama dimulai setelah bel berbunyi. Semua pelajar tanpa terkecuali langsung memasuki kelas masing-masing. Biasanya akan banyak sisa pelajar yang masih nongkrong di kantin atau di luar sekolah dengan niat membolos. Tapi nampaknya pihak sekolah selama pandemi sudah mengatur strategi dan mengetatkan peraturan.

"Panggil guru sana! Lama-lama gue lumutan. Apalagi abis dikandangin beberapa bulan."

"Iya gue panggilin buat lo!'

Alexa akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang guru sesuai perintah Sinta. Lama-lama Alexa juga telinganya akan terbakar jika terus disuguhi teriakan Sinta yang mendumel.

Tepat di tengah koridor Alexa melihat bayangan lelaki tinggi dengan topi bertengger di kepalanya. Oh, apakah selama sekolah tidak ditempati ada orang yang numpang tinggal? Begitu pikir Alexa.

Tanpa ragu Alexa terus saja melanjutkan langkahnya ke depan. Dia tidak takut sama sekali pada lelaki yang berjalan semakin mendekat. Toh, alexa juga bisa bela diri HAHAHA!

Semakin dekat jaraknya semakin Alexa menyipitkan pandangan. Lelaki itu mendongak dan menatap Alexa. Sekilas Alexa mengingat sesuatu yang entah tidak diketahui apa artinya. Tatapan familiar itu terus menyorot padanya. Kini mereka sudah beradu pandang.

Lelaki di hadapan Alexa mulai membuka masker yang sedari tadi menutupi wajahnya dan menghela nafas panjang.

"K-kak Didi?"

"Alexa, tolong anterin aku ke ruang kepala sekokah."

"Tiga bulan gak sekolah di sini bikin kak Didi lupa letak ruang kepala sekolah?"

"Pliss" Didi memohon

"Gak mau!"

Didi menolehkan mata ke belakangnya berharap Alexa peka. Di belakang Didi sudah ada segerombolan siswi baru yang siap menerjang Didi. Sedangkan Alexa yang masih loading tetap diam di tempat. Maka dengan cepat Didi menarik tangan Alexa berlari sekencang-kencangnya.

Gerombolan siswi itu seperti tidak akan menyerah pada Didi. Mereka terus mengejar Didi dan Alexa yang lari terbirit. Teriakan nama Didi yang riuh menimbulkan keributan. Tak ingin menjadi sasaran utama, akhirnya Alexa mengambil alih tangan Didi dan masuk ke gudang lalu mengunci pintu.

M^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang