Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu
Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita
________ooo________
"Gw gak ada tempat lagi." Naisya lesu
"Sini deket gw aja biar jadian." Ucap David sambil tertawa
Blush.
Nampaknya Naisya sudah seperti kepiting rebus.
"Apaan sih." Ucap Naisya sambil terbahak
"Kok merah sih?" Tanya David jahil
"Emang iya?" Tanya Naisya
"Iya banget. Malu ya sama gw?" Tebak David
"Ngga ah, lagian gak merah juga." Naisya meraba-raba wajahnya sendiri.
"Kalo cuman diraba gitu ya gak bakal kerasa. Kan ini rona bukan bengkak ah dasar kamu." David pun terbahak melihat tingkah Naisya.
"Tapi, kan biasanya keras." Jawab Naisya
"Apanya yang keras?" Tanya David
"Ya wajah gw." Jawab Naisya
"Tapi gw kalo lagi merah gak keras tuhh." David mencibir
"Emang lo pernah merah?" Tanya Naisya
"Sering lah." Jawab David
"Seringnya kapan aja?" Tanya Naisya
"Kapan-kapan saat deket lo." David terbahak
Rupanya Naisya semakin merona pipinya.
"Tapi kok sekarang ngga sih?" Naisya menjebak
"Ini merah loh." David menekan pipi Naisya dengan jari telunjuknya.
"Ini kan wajah gw bukan lo." Tukas Naisya
"Makanya lo perhatiin deh wajah gw pasti ada ronanya." Ucap David
Naisya mempertipis jarak wajah mereka. Dannnnn David menangkup wajah Naisya. Ternyata Naisya hanya akan berbisik.
"Yang lain udah kerja." Ucap Naisya lalu melenggang pergi.
Skip<
'Time Go Home'
Siswa berhamburan keluar dari lingkungan sekolah dengan membawa tas ada juga yang pake payung. Karena sekarang hujan sedang turun mengguyur sekolah ini.
"Dib, gw duluan ya?" Pamit Sinta
"Iya." Jawab Diba
"Lo mau pulang sekarang?" Tanya Naisya
"Ngga, Sya." Jawab Diba
"Gw duluan gapapa ya?" Pamit Naisya
"Iya gapapa." Jawab Diba
Diba sedang duduk di tempat duduk pinggiran aula dekat lapang basket. Ia melipatkan lengan di dada kedinginan sambil menunggu seseorang. Ya siapa lagi lah pastinya Nathan.
